Jumat, 09 November 2018

PEMIJAHAN IKAN GURAMI DI KOLAM TERPAL


1.       PENDAHULUAN

Pemijahan gurami biasanya dilakukan di kolam tanah dengan ketinggian air minimum 80 cm, luas kolam mencapai 20 m2 untuk satu pasang induk.  Biasanya kolam pemijahan gurami berada di tanah sawah yang luas dan air yang selalu tersedia sepanjang tahun.
Kini, pemijahan gurami ternyata bisa dilakukan dikolam terpal yang sempit, air yang dangkal, dan tanpa aliran air.  Penambahan air hanya dilakukan jika terjadi penggurangan air karena penguapan atau penyiponan.  Para pelaku usaha perikanan yang ingin mengeluti usaha budidaya gurami pada segmen pemijahan dan pembenihan bisa memulai usahanya di pekarangan rumah atau lahan tidur yang kurang produktif.
Pemijahan gurami di kolam terpal tidak mengenal musim.  Ketika pembenih konvesional kesulitan memperoleh telur karena cuaca yang ekstrem membuat induk gurami tidak bisa memijah dan bertelur, tetapi pemijahan gurami di kolam terpal tetap menghasilkan telur dan tetap produktif.
2.       Keunggulan Pemijahan Ikan Gurami Di Kolam Terpal
Berikut beberapa keunggulan yang dimiliki  oleh kolam terpal dibandingkan dengan kolam konvensional.
·         Pembuatan kolam terpal bisa dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 2 – 3 hari dengan biaya yang cukup terjangkau.  Jika peralatan dan bahan-bahan telah siap, 1 unit kolam terpal ukuran 2 x 4 m bisa dibuat dalam waktu 1 hari.
·         Pemijahan ikan gurami di kolam terpal tidak memerlukan air yang banyak, tinggi air hanya 40 – 45 cm.
·         Biaya investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan satu paket kolam pemijahan dan pembenihan ikan gurami jauh lebih murah.
·         Biaya operasional pemijahan ikan gurami di kolam terpal tergolong sangat murah.  Biaya rutin yang dikeluarkan berupa biaya listrik untuk menghidupkan pompa saat mengisi kolam terpal.  Itu pun, hanya dibutuhkan pada saat pengisian awal kolam.  Setelah itu, digunakan apabila ada penambahan ketika air berkurang.  Biaya tersebut menjadi lebih irit lagi jika menggunakan air dari saluran irigasi yang mengalir turun dari hulu sumber air menuju kolam di dataran yang lebih rendah.
·         Lahan yang diperlukan untuk pembuatan kolam terpal tidak terlalu luas, bisa dibuat disamping rumah atau pekarangan rumah.
·         Pemijahan gurami di kolam terpal, memudahkan pembudidaya untuk mengantisipasi serangan hama, seperti kodok dan kelalawar yang memakan telur atau benih gurami. 
·         Sifatnya yang semi permanen, membuat kolam terpal ini mudah untuk dibongkar dan dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman, ketika ada serangan wabah penyakit.
3.       Persiapan Pemijahan Ikan Gurami Di Kolam Terpal.
·         Untuk menijahkan ikan gurami sebanyak 6 paket (1 paket terdiri dari 1 ekor jantan dan 3 ekor betina), sediakan kolam terpal ukuran 2 x 4 m sebanyak 6 buah.  Untuk pemeliharaan larva, sediakan kolam terpal sebanyak 6 buah dengan ukuran 2 x 3 m dengan asumsi 1 buah kolam terpal bisa menampung 2.500 benih ikan gurami hingga berukuran biji waluh.
·         Isi kolam terpal dengan air setinggi 40 – 45 cm.
·         Siapkan induk ikan gurami unggul dan sehat sebanyak 6 paket, terdiri dari induk jantan sebanyak 6 ekor, dengan umur minimal 4 tahun dengan bobot 2 kg.  Induk betina 18 ekor, dengan umur minimal 3 tahun dengan bobot 1,5 kg.
·         Sediakan ijuk yang halus dan lembut sebanyak 18 kg, dengan asumsi setiap kolam terpal diisi ijuk seberat 3 kg.  Letakan ijuk yang sudah dibersihkan disudut kolam terpal yang berukuran 2 x 4 m.  Fungsi ijuk ini adalah bahan ikan gurami untuk membuat sarang.
4.       Proses Pemijahan Ikan Gurami

·         Masukan induk gurami ke dalam kolam terpal ukuran 2 x 4 m yang sudah dipersiapkan, sebanyak 1 paket per kolam (1 paket terdiri dari 1 ekor jantan dan 3 ekor betina).
·         Proses adaptasi induk gurami pada kolam pemijahan biasanya berlangsung selama 1 minggu.  Dalam kurun waktu tersebut gurami jantan mulai mencari pasangan dan membuat sarang yang disusun rapi pada tempat tertentu disekitar gumpalan ijuk yang telah disiapkan.
·         Sarang yang sudah siap akan terlihat seperti sarang burung dengan lubang pada posisi sebelah samping yang masih terbuka.
·         Pemijahan berlangsung biasanya pada pukul 15.00 – 19.00, waktu tersebut suasana mulai tenang.  Saat proses pemijahan tersebut, induk betina akan menyemprotkan telur ke dalam sarang dan pada saat yang bersamaan induk jantan juga mengeluarkan sperma.
·         Proses pembuahan akan terjadi dan telur masuk ke dalam  
sarang.  Telur yang dikeluarkan oleh induk betina tidak semuanya masuk ke dalam sarang. Sehingga pada saat pembuahan, induk jantan biasanya akan dengan cepat mengambil telur yang jatuh dan memasukannya ke dalam sarang.
·         Setelah telur induk betina habis, induk jantan menghentikan proses pembuahan.  Selanjutnya, induk jantan segera menutup pintu sarang dan pergi.
·         Induk betina menjaga dan mengerami telur yang berada di dalam sarang.  Induk betina akan selalu mengerak-gerakan siripnya di sekitar sarang untuk menimbulkan aliran air, sehingga menambah asupan oksigen untuk telur.
·         Proses pemijahan telah berhasil, ditandai dengan permukaan air kolam akan  muncul minyak yang disertai bau amis.
·         Setelah proses pemijahan selesai segara ambil telur pada pagi harinya secara hati-hati.
5.       Cara Pengambilan Telur Ikan Gurami
·         Siapkan wadah/baskom dan isi dengan air setinggi 10 – 15 cm.  Siapkan juga cangkir kecil plastik yang transparan untuk mengambil telur.
·         Sarang yang telah tertutup dan berisi telur diambil secara perlahan dari tempatnya dan angkat hingga sarang terendam ¾ bagian di permukaan air.  Balik sarang, sehingga posisi pintu sarang menghadap ke atas.  Pertahankan posisi sarang tetap di permukaan air.
·         Buka pintu sarang, sehingga telur gurami akan menyembul keluar.  Biarkan selama beberapa saat agar minyak yang berada di dalam sarang menyebar dan keluar dari dalam sarang.
·         Setelah minyak habis, ambil telur menggunakan cangkir transparan dan masukan ke dalam wadah/baskom yang telah disiapkan.  Semua proses tersebut dilakukan di dalam kolam disekitar sarang yang akan di panen telurnya.
·         Proses penetasan telur gurami hingga menjadi larva yang siap tebar dilakukan di dalam wadah/baskom.  Letakkan wadah/baskom yang telah berisi telur gurami ditempat tertutup.  Lakukan pemantauan setiap hari untuk melihat perkembangan telur dan kualitas air.  Jika ada telur yang mati dan memutih, pisahkan dengan menggunakan pinset lalu buang.
·         Setelah 24 jam telur gurami biasanya sudah menetas dan bergerak.  Selanjutnya dalam kurun waktu 48 – 72  jam larva sudah mulai bergerak berputar.
·         Pada hari ke 7 dari pemanenan telur, larva sudah mulai berbentuk ikan kecil yang masih menyisakan kuning telur sebagai cadangan makanan.  Ketika cadangan makanan pada perut ikan mulai menipis, yaitu pada umur 8 – 10 hari, larva sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan.
·         Untuk mehindari terjadinya kematian pada larva gurami, sebaiknya makanan tambahan berupa cacing sutra (tubifex) telah disiapkan dalam kolam pendederan sehari sebelum larva gurami dipindahkan.  Hal ini bertujuan agar benih yang dipindahkan bisa langsung menyesuaikan diri dengan makanan tambahan berupa cacing sutra yang telah disiapkan sebelum makanan cadangan di tubuhnya habis.


Sumber:
Leksono, Marbowo dan Efendi, Mahmud, 2017. Pembenihan Gurami Metode Terpal Air Dangkal Tanpa Anjang-Anjang dan Sosok. PT. Agro Media Pustaka.  Jakarta Selatan.


1 komentar: