1.
PENDAHULUAN
Pemijahan gurami biasanya dilakukan di kolam tanah dengan ketinggian air
minimum 80 cm, luas kolam mencapai 20 m2 untuk satu pasang induk. Biasanya kolam pemijahan gurami berada di
tanah sawah yang luas dan air yang selalu tersedia sepanjang tahun.
Kini, pemijahan gurami ternyata bisa dilakukan dikolam terpal yang
sempit, air yang dangkal, dan tanpa aliran air.
Penambahan air hanya dilakukan jika terjadi penggurangan air karena
penguapan atau penyiponan. Para pelaku
usaha perikanan yang ingin mengeluti usaha budidaya gurami pada segmen
pemijahan dan pembenihan bisa memulai usahanya di pekarangan rumah atau lahan
tidur yang kurang produktif.
Pemijahan gurami di kolam terpal tidak mengenal musim. Ketika pembenih konvesional kesulitan
memperoleh telur karena cuaca yang ekstrem membuat induk gurami tidak bisa
memijah dan bertelur, tetapi pemijahan gurami di kolam terpal tetap
menghasilkan telur dan tetap produktif.
2.
Keunggulan Pemijahan Ikan Gurami Di Kolam Terpal
Berikut beberapa keunggulan yang
dimiliki oleh kolam terpal dibandingkan
dengan kolam konvensional.
·
Pembuatan
kolam terpal bisa dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu 2 – 3 hari
dengan biaya yang cukup terjangkau. Jika
peralatan dan bahan-bahan telah siap, 1 unit kolam terpal ukuran 2 x 4 m bisa
dibuat dalam waktu 1 hari.
·
Pemijahan
ikan gurami di kolam terpal tidak memerlukan air yang banyak, tinggi air hanya
40 – 45 cm.
·
Biaya
investasi yang dikeluarkan untuk pembuatan satu paket kolam pemijahan dan
pembenihan ikan gurami jauh lebih murah.
·
Biaya
operasional pemijahan ikan gurami di kolam terpal tergolong sangat murah. Biaya rutin yang dikeluarkan berupa biaya
listrik untuk menghidupkan pompa saat mengisi kolam terpal. Itu pun, hanya dibutuhkan pada saat pengisian
awal kolam. Setelah itu, digunakan
apabila ada penambahan ketika air berkurang.
Biaya tersebut menjadi lebih irit lagi jika menggunakan air dari saluran
irigasi yang mengalir turun dari hulu sumber air menuju kolam di dataran yang
lebih rendah.
·
Lahan
yang diperlukan untuk pembuatan kolam terpal tidak terlalu luas, bisa dibuat
disamping rumah atau pekarangan rumah.
·
Pemijahan
gurami di kolam terpal, memudahkan pembudidaya untuk mengantisipasi serangan
hama, seperti kodok dan kelalawar yang memakan telur atau benih gurami.
·
Sifatnya
yang semi permanen, membuat kolam terpal ini mudah untuk dibongkar dan
dipindahkan ke tempat lain yang lebih aman, ketika ada serangan wabah penyakit.
3.
Persiapan Pemijahan Ikan Gurami Di Kolam Terpal.
·
Untuk menijahkan ikan gurami
sebanyak 6 paket (1 paket terdiri dari 1 ekor jantan dan 3 ekor betina),
sediakan kolam terpal ukuran 2 x 4 m sebanyak 6 buah. Untuk pemeliharaan larva, sediakan kolam
terpal sebanyak 6 buah dengan ukuran 2 x 3 m dengan asumsi 1 buah kolam terpal
bisa menampung 2.500 benih ikan gurami hingga berukuran biji waluh.
·
Isi kolam terpal dengan air
setinggi 40 – 45 cm.
·
Siapkan induk ikan gurami unggul
dan sehat sebanyak 6 paket, terdiri dari induk jantan sebanyak 6 ekor, dengan
umur minimal 4 tahun dengan bobot 2 kg. Induk
betina 18 ekor, dengan umur minimal 3 tahun dengan bobot 1,5 kg.
·
Sediakan ijuk yang halus dan lembut
sebanyak 18 kg, dengan asumsi setiap kolam terpal diisi ijuk seberat 3 kg. Letakan ijuk yang sudah dibersihkan disudut
kolam terpal yang berukuran 2 x 4 m.
Fungsi ijuk ini adalah bahan ikan gurami untuk membuat sarang.
4.
Proses Pemijahan Ikan Gurami
·
Masukan induk gurami ke dalam
kolam terpal ukuran 2 x 4 m yang sudah dipersiapkan, sebanyak 1 paket per kolam
(1 paket terdiri dari 1 ekor jantan dan 3 ekor betina).
·
Proses adaptasi induk gurami pada
kolam pemijahan biasanya berlangsung selama 1 minggu. Dalam kurun waktu tersebut gurami jantan mulai
mencari pasangan dan membuat sarang yang disusun rapi pada tempat tertentu
disekitar gumpalan ijuk yang telah disiapkan.
·
Sarang yang sudah siap akan
terlihat seperti sarang burung dengan lubang pada posisi sebelah samping yang
masih terbuka.
·
Pemijahan berlangsung biasanya
pada pukul 15.00 – 19.00, waktu tersebut suasana mulai tenang. Saat proses pemijahan tersebut, induk betina
akan menyemprotkan telur ke dalam sarang dan pada saat yang bersamaan induk
jantan juga mengeluarkan sperma.
·
Proses pembuahan akan terjadi dan
telur masuk ke dalam
sarang. Telur yang dikeluarkan oleh induk betina
tidak semuanya masuk ke dalam sarang. Sehingga pada saat pembuahan, induk
jantan biasanya akan dengan cepat mengambil telur yang jatuh dan memasukannya
ke dalam sarang.
·
Setelah telur induk betina habis,
induk jantan menghentikan proses pembuahan.
Selanjutnya, induk jantan segera menutup pintu sarang dan pergi.
·
Induk betina menjaga dan mengerami
telur yang berada di dalam sarang. Induk
betina akan selalu mengerak-gerakan siripnya di sekitar sarang untuk
menimbulkan aliran air, sehingga menambah asupan oksigen untuk telur.
·
Proses pemijahan telah berhasil,
ditandai dengan permukaan air kolam akan muncul minyak yang disertai bau amis.
·
Setelah proses pemijahan selesai
segara ambil telur pada pagi harinya secara hati-hati.
5.
Cara Pengambilan Telur Ikan Gurami
·
Siapkan wadah/baskom dan isi
dengan air setinggi 10 – 15 cm. Siapkan
juga cangkir kecil plastik yang transparan untuk mengambil telur.
·
Sarang yang telah tertutup dan
berisi telur diambil secara perlahan dari tempatnya dan angkat hingga sarang
terendam ¾ bagian di permukaan air.
Balik sarang, sehingga posisi pintu sarang menghadap ke atas. Pertahankan posisi sarang tetap di permukaan
air.
·
Buka pintu sarang, sehingga telur
gurami akan menyembul keluar. Biarkan
selama beberapa saat agar minyak yang berada di dalam sarang menyebar dan
keluar dari dalam sarang.
·
Setelah minyak habis, ambil telur
menggunakan cangkir transparan dan masukan ke dalam wadah/baskom yang telah
disiapkan. Semua proses tersebut
dilakukan di dalam kolam disekitar sarang yang akan di panen telurnya.
·
Proses penetasan telur gurami
hingga menjadi larva yang siap tebar dilakukan di dalam wadah/baskom. Letakkan wadah/baskom yang telah berisi telur
gurami ditempat tertutup. Lakukan
pemantauan setiap hari untuk melihat perkembangan telur dan kualitas air. Jika ada telur yang mati dan memutih,
pisahkan dengan menggunakan pinset lalu buang.
·
Setelah 24 jam telur gurami
biasanya sudah menetas dan bergerak.
Selanjutnya dalam kurun waktu 48 – 72
jam larva sudah mulai bergerak berputar.
·
Pada hari ke 7 dari pemanenan
telur, larva sudah mulai berbentuk ikan kecil yang masih menyisakan kuning
telur sebagai cadangan makanan. Ketika
cadangan makanan pada perut ikan mulai menipis, yaitu pada umur 8 – 10 hari,
larva sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan.
·
Untuk mehindari terjadinya
kematian pada larva gurami, sebaiknya makanan tambahan berupa cacing sutra (tubifex) telah disiapkan dalam kolam
pendederan sehari sebelum larva gurami dipindahkan. Hal ini bertujuan agar benih yang dipindahkan
bisa langsung menyesuaikan diri dengan makanan tambahan berupa cacing sutra
yang telah disiapkan sebelum makanan cadangan di tubuhnya habis.
Sumber:
Leksono, Marbowo dan Efendi, Mahmud, 2017. Pembenihan
Gurami Metode Terpal Air Dangkal Tanpa Anjang-Anjang dan Sosok. PT. Agro Media
Pustaka. Jakarta Selatan.
mantap.. lanjutkan!
BalasHapus