1. PENDAHULUAN
Lele organik merupakan ikan lele yang dibudidayakan dengan menggunakan
teknik budidaya lele yang ramah lingkungan, yaitu memanfaatkan setting mikroorganisme positif pada
kolam dan siklus yang sama dengan habitat hidup ikan lele yang asli. Cara ini dikembangkan untuk meringankan beban
para pembudidaya ikan lele yang merasa keberatan dengan mahalnya harga pakan
untuk pembesaran ikan.
Banyak keuntungan yang diperoleh jika budidaya lele dilakukan
menggunakan cara organik dibandingkan dengan budidaya lele dengan cara
konvensional yang membutuhkan banyak sekali penanganan. Ada manfaat utama yang kira dapat jika
menggunakan metode lele organik, yaitu simple dan hemat biaya. Adapun beberapa manfaat lainnya dengan metode
budidaya lele organik sebagai berikut :
·
Hemat pakan
·
Hemat biaya pemeliharaan
·
Menekan persentase kematian
·
Tidak banyak memerlukan pergantian
air
·
Bebas bahan kimia
·
Bebas bau
·
Mudah di praktekan
·
Limbahnya dapat dimanfaatkan
·
Membantu pembudidaya mendapat
penghasilan tambahan
·
Rasa daging lele lebih gurih
Dalam melakukan budidaya lele dengan metode organik, salah satunya
dengan memberikan ikan lele dengan pakan organik dari kotoran ternak. Kotoran ternak sebagai pakan organik dalam
metode ini bukan berarti langsung diberikan pada ikan lele. Kotoran tersebut akan diproses menjadi
semacam pupuk organik yang akan merangsang tumbuhnya pakan alami yang berguna
sebagai pakan sekaligus media berkembangnya mikroorganisme kompleks pada kolam.
Beberapa hal yang harus diketahui dan diperhatikan dalam memanfaatkan
kototan ternak sebagai pakan organik sebagai berikut :
·
Kotoran ternak yang digunakan itu
tidak sembarangan, artinya tidak asal-asalan.
Usahakan kotoran ternak tersebut padat dan tidak berbau.
·
Usahakan kotoran ternak yang
digunakan berasal dari ternak yang diberi pakan dengan jenis makanan hasil
fermentasi. Kotoran ternak ini bisa
didapatkan dari ternak yang makanannya sudah difermentasi terlebih dahulu.
Bahan-bahan yang digunakan
untuk membuat pakan lele organik, adalah kotoran yang berasal dari ternak
seperti : sapi, kambing, kerbau, kelinci.
Tidak ada bukti yang signifikan mengenai keunggulan masing-masing jenis kotoran
ternak, tetapi secara umum kotoran sapi lebih banyak digunakan sebagai bahan
pakan organik lele, dikarenakan ketersediaannya lebih banyak dibandingkan
dengan kotoran hewan ternak lainnya.
Kotoran ternak lain yang bisa
dipakai untuk bahan pakan organik ikan lele adalah kototan ayam yang berasal
dari peternakan ayam pedaging. Menurut
hasil penelitian kotoran ayam mengandung 18,97 % protein abu, 18,41 % protein
kasar, 1,19 % lemak kasar 12,52 % serat kasar, 32,91 % energi total nutrient
(ETN), 8,02 % kalsium, dan 2,63 % fosfor (Solopos.com, 14 Juli 2012). Melihat kandungan yang terdapat pada kotoran
ayam, maka kotoran ayam ini sangat bagus untuk bahan pakan organik pakan lele.
Kotoran ayam kandungan
nitrogen sangat tinggi, semakin tinggi kandungan unsur hara nitrogen, bahan
baku semakin cepat terurai. Hal ini disebabkan karena jasad renik pengurai
memerlukan unsur hara nitrogen untuk perkembangannya. Unsur hara nitrogen digunakan oleh
mikroorganisme untuk sintesis protein dan pembentukan protoplasma. Sebanyak 40 – 50 % protoplasma tersusun dari
senyawa yang mengandung unsur hara nitrogen.
3.
Cara Membuat Pakan Organik
Ikan Lele
Dalam membuat pakan organik ikan lele, hal pertama yang perlu
disiapkan adalah media berupa kolam lele.
Kita tidak perlu membuat kolam ikan lele dari tanah, karena nantinya
kita menggunakan kompos yang berfungsi sebagai tempat berkembang biak
mikroorganisme. Pembudidaya bisa
menggunakan kolam semen atau kolam terpal.
Bahan yang diperlukan
:
·
Kotoran
ternak yang telah diangin-anginkan selama sekitar seminggu sebanyak 100 – 150
kg dalam keadaan kering.
·
Probiotik
EM 4 Perikanan 1 liter.
·
Air
matang sekitar 10 – 20 liter.
·
Tetes
tebu (molase) sebanyak 2 liter
·
Karaung
dan paranet sesuai ukuran kolam sekitar 1 x 2 m, sebagai tempat untuk pemberian
pakan organik ke kolam.
·
Jeriken
atau Kaleng bekas cat dari plastik kapasitas 30 liter.
Proses pembuatan pakan organik
·
Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan probiotiknya dulu, jadi
sebelum kita mencampur semua bahan, pertama kita campurkan probiotik, molase,
dan air matang, campuran tersebut kita aerasi selama 2 jam dengan cara memasang
aerator.
·
Setelah
itu kita masukan kotoran ternak yang sudah keringkan ke dalam wadah fermentasi
yang sudah kita siapkan sebelumnya.
·
Kita
siramkan campuran probiotik yang sudah kita aktifkan tadi ke dalam wadah yang
berisi kotoran ternak, terus kita aduk secara merata.
·
Kemudian
kita tutup wadahnya, dan kita biarkan saja sampai bahan-bahan itu berfermentasi
selama 7 – 14 hari. Nanti kalau proses
fermentasi sudah selesai, pakan yang sudah terfermentasi itu bisa kita masukan
ke dalam karung.
Cara Pemberian Pakan Organik
Pakan organik dari kotoran
ternak bisa kita berikan pada lele yang berumur di bawah 1 bulan dengan ukuran
penebaran awal maksimum 4 – 6 cm. Cara
pemberiannya cukup ambil pakan organik hasil fermentasi, kemudian masukan
kedalam wadah (karung) dan masukan ke dalam kolam lele.
Sedangkan cara lainnya,
letakkan pakan organik hasil fermentasi ke atas paranet sudah terpasang di atas
permukaan air kolam lele.
Apabila menebar benih lele
ukuran 2 – 3 cm atau 3 – 4 cm, setelah 3 – 4 hari setelah tebar benih, lakukan
penambahan pakan lele organik sebanyak 2 -3 gayung tergantung dari luas kolam
dan jumlah tebar benih.
Selanjutnya, lakukan
pemupukan ulang dengan Fermentasi
kotoran ternak tadi secara rutin, setiap 2 – 3 hari sekali sampaiukuraan lele 5
– 7 cm dan sudah mau mengkonsumsi pakan lele organik yang sudah dijadikan
fellet.
Sumber:
Efendi, Mahmud
dan Sitanggang,Maloedin, 2016. Lele Organik Hemat Pakan. PT. Agro Media
Pustaka. Jakarta Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar