1. PERSIAPAN MEDIA
a. Desinfektan
(suci hama) Kolam
- Disinfeksi
dg menggunakan chlorine (kaporit)
- Kolam
diisi penuh, larutkan chlorine 30 ppm diamkan selama 3 hari agar efek chlorine
bisa teroksidasi, untuk mempercepat oksidasi gunakan aerasi yang kuat atau bila
kolam full terkena sinar matahari dalam waktu 3 hari efek chlorine akan hilang
- Tujuan
disinfektan adalah mensterilkan organisme di kolam terutama bakteri pathogen
dan parasit yang mengganggu pertumbuhan ikan.
b. Ketinggian air minimal
80-100 cm
- Rentang perubahan
suhu rendah, sehingga suhu relatif stabil
- Toleransi
tingkat kejenuhan media tinggi (air tidak mudah jenuh oleh sampah organik)
- Ruang
yang lebih luas memungkinkan ikan bergerak lebih bebas
c. Penggaraman dengan
garam krosok
- Menstabilkan
komposisi kimia air/reaksi kimia air sudah selesai
- Penggaraman
3 kg/m³ (maksimal 5 promill), untuk menghambat pertumbuhan parasit dan bakteri
pathogen
- Stabilisasi
kimia air dan pH air
- Mineral
yang terkandung di garam sangat berguna untuk pertumbuhan bakteri
- Mineral
garam juga sangat berguna untuk mengikat ion nitrit
- Pemberian molase; Pemberian molase di
awal sebanyak 50-100ml/m3 di awal
bertujuan: (1)Menghambat pertumbuhan plankton (Blue Green Algae) sehingga tidak
mendominasi media (menghindari air hijau) dan (2)Menaikkan kompisisi C:N
ratio menjadi tinggi sehingga memungkinkan untuk bakteri heterotroof untuk
segera mendominasi media.
Catatan
kasus kematian benih pada awal tebar:
Penyebabnya
bisa macam-macam, antara lain: beberapa hari setelah tebar kena hujan,
planktonnya goncang, amonia naik juga biosa menyebabkan kematian spt itu.
serangan parasit protozoa (trichodina, ichthyopthirius, dll), cacing (dactilogyrus,gyrodactilus )
juga bisa menyebabkan kematian spt itu, yg biasanya semakin ganas saat cuaca
dingin. dan kemungkinan masih banyak lagi. Serbetul. biasanya, saat cuaca
dingin atau hbs hujan dimana plankton mati (amonia tinggi) nafsu makan ikan
turun dan ikan menjadi lemah. saat inilah trichodina menyerang. ikan
menggantung selanjutnya banyak makmum yang mengikuti.
2. APLIKASI
PROBIOTIK
a. Probiotik
Beberapa
bakteri dalam bentuk konsorsium diberikan dengan maksud koloni bakteri yang
akan tumbuh di kolam kita yang mengatur, sesuai dengan fungsi yang kita
harapkan.
b. Bakteri
yang diaplikasikan :
- Bacilus
substilis
- Bacilus
polymixa
- Bacilus
megaterium
- Bacilus
plantarum
- Bacilus
thermopillic
c. Air
dikondisikan 5-7 hari
Populasi
bakteri pendukung (dekomposer) mendominasi media
d. Intensitas
dan dosis aplikasi probiotik
- Persiapan
media 5 cc/m³
- Pada
saat tebar benih 2 cc/m³
- Selanjutnya
pada hari ke-7, 14,
19, 24, 28, 32, 36, 40, 43, 46, 49, 52, 54, 56, 58, 60 masing-masing
2 cc/m³
e. Fermentasi
pakan dengan probiotik 2 cc/ kg pakan, selama 2-3 hari, ditutup untuk
menghindari kontaminator
- Fermentasi pakan
dilakukan dengan cara: Mencampur 1 kg pakan dengan 300ml air yang dicampur
probiotik 2 cc, diaduk-aduk kemudian diperam selama 2hari maksimal 7 hari.
- Tujuan
fermentasi pakan: Memotong rantai peptide protein dari rantai panjang
protein; Bakteri akan memanfaatkan protein, sehingga bakteri akan
berkembang di pakan (substrat); Pemanfaatan serat oleh bakteri selulolitik dan
diubah menjadi protein
3. KONTROL
KUALITAS AIR
a. Dominasi
plankton dan zooplankton
- Warna
: hijau muda
cerah – hijau tua pekat
- Bau
: tidak berbau – bau lumut
Pada
saat dominasi plankton ada kondisi dimana pada saat siang oksigen terlarut di
air sangat tinggi (DO) yang dihasilkan oleh fotosintesis dari fitoplankton,
akan tetapi pada saat malam plankton akan menggunakan oksigen sehingga DO
turun, bahkan DO dikolom terbawah air mendekati Nol
Kondisi
perbedaan DO yang ekstrim akan membuat ikan bekerja keras untuk aklimatisasi
dan menguras banyak energi ikan, sehingga pakan yang dimakan ikan tidak
sepenuhnya untuk pertumbuhan, sehingga pertumbuhan lambat
Pada
masa dominasi ini banyak tedapat algae yang termasuk plankton (phytoplankton =
plankton yang bersifat tumbuhan dan bisa berfotosintesis). kalo plankton yang
bersifat hewan = zooplankton, plankton yang hidup dari sampah (bhn organik
disebut saproplankton (termasuk bakteri dan jamur). plankton sendiri
didefinisikan sebagai jasad renik yg hidup melayang-layang dalam air, bergerak
sedikit/tidak bergerak dan selalu mengikuti arus.
Pada
fase ini kita perlu berhati-hati terhadap Blue Green Algae (BGA), yang muncul
dan dominan karena lingkungan mendukungnya. Dalam hal ini jenis fitoplankton
lain tidak tumbuh. Misalnya N/P ratio rendah (miskin mineral), BGA tetap tumbuh
krn bisa mengikat N dr udara. Sinar matahari cukup. Jadi utk menekan
perkembangan BGA (selain ganti air) adalah menambah N (pupuk ZA jangan urea),
aplikasi probiotik dan kurangi sinar yg masuk ke kolam dengan menutup sebagian
atau seluruh atas kolam.
Cirinya,
air akan berwarna hijau gelap/tua, kadang permukaan berlendir, bisa
mempengaruhi nafsu makan (nafsu makan turun) dan muncul kotoran putih yang
mengambang di permukaan (untuk lele ukuran pendederan - besar). karena terjadi
infeksi pada pencernaan (hemocytic enteristik).
Bila
terjadi overbloom (terlalu pekat) bisa digunakan bhn kimia perusi (copper
sulfat) 0,1 - 0,5 g/m3. atau bahan yg mengandung bhn aktif copper sulfat,
adapun dosis mengikuti petunjuk obat tsb.
Untuk
kolam tanah, bisa menggunakan liat yg diencerkan hingga cair kemudian ditebar
secara merata dipermukaan kolam. air spt warna sungai banjir. dgn demikian, BGA
akan terikat oleh liat dan mengendap, disamping itu, permukaan yg keruh akan
mengurangi/menghalangi sinar matahari shg perkembangan BGA bisa dihambat.
Plankton
tersebut memang bisa tumbuh di perairan sekritis apapun dan semiskin apapun.
sifatnya cosmopolitan akan mudah hidup dimana-mana dalam kondisi apapun.
plankton lain nggak bisa hidup plankton ini mudah beradaptasi dimana saja.
Sungguh tanda kebesaran ILLAHI. asal ada sedikit P, dia bisa hidup karena bisa
ambil N dari udara.
b. Dominasi
bakteri pengurai
- Warna
: coklat
teh – coklat muda – coklat
pekat
- Bau
: tidak berbau – bau asam amino
Pada
masa ini bakteri sudah mendominasi media, pada saat ini komposisi C:N ratio
diharapkan berada di atas 15, sehingga bakteri mampu memanfaatkan ammonia.
c. Dominasi
bakteri photosintetic
- Warna
: coklat
keruh – merah muda cerah
- Bau
: asam amino atau bau asam (kecut)
Pada
masa dominasi bakteri fotosintetik, air cenderung berwarna merah-ungu, pada
masa ini bakteri PSBtidak banyak mengkonsumsi oksigen (microaerofil)
sehingga penambahan unsure carbon bisa dikurangi
Rumus
kimia dominasi bakteri fotosintetik
6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 12 S + energi (kalor)
Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+),menghilangkan H2S yang ada dalam air. Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat. Jenis plankton ini, bisa menyerap amonia dan H2S, masalah utama dalam akuakultur yang seringmenimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen.
6 CO2 + 12 H2S -- C6H12O6 + 6 H2O + 12 S + energi (kalor)
Jadi bakteri fotosintetik dapat menetralkan racun karena bisa menggunakan Amonia (NH3, NH4+),menghilangkan H2S yang ada dalam air. Makanya air yang warnanya merah ungu – merah coklat ikan cenderung sehat. Jenis plankton ini, bisa menyerap amonia dan H2S, masalah utama dalam akuakultur yang seringmenimbulkan kematian. maka bila warna air ini sudah terbentuk tinggal menjaga kestabilannya, Inilah yang disebut bakteri fotosintetik (PSB) yaitu jenis bakteri yang bisa berfotosintesis tetapi tidak menghasilkan oksigen.
Perhatian
: Hati-hati pada saat pergantian warna air/pergantian dominasi, pada masa ini
porsi makan dikurangi 30-50 % dari porsi biasanya, untuk mengurangi tumpukan
limbah organic.
Disamping
dibaca dari perubahan warna dan kekeruhan, kualitas air dibaca dari
perilaku ikan:
Media
baik :
ikan aktif bergerak, cenderung dibawah, nafsu makan tinggi
Media
jelek: ikan
lamban, nafsu makan turun, ikan cenderung menggantung di permukaan. Bila
media sudah tidak nyaman, segera lakukan pergantian air maksimal 30%, atau
dengan penambahan dekomposer
4. INDIKATOR
KUALITAS AIR
a. Air
Sehat
- Warna
cerah, tidak terlalu pekat, tidak berminyak
- Perilaku
ikan : aktif bergerak, nafsu makan tinggi, pada saat siang hari ikan berada
didasar kolam
- Air
tidak berbau → bau asam amino
- Air
tidak sehat - Warna kusam, pekat, permukaan berminyak
- Akibat
dominasi Blue Green Algae
- Perilaku
ikan : gerakan lamban, menggantung dipermukaan atau pinggir kolam, nafsu makan
kurang
- Bau
menyengat → amoniak atau anyir.
b. Pergantian
air
- Situasional,
selama ikan merasa nyaman sehat air tidak perlu diganti
- Pergantian
air Maksimal 30%, untuk menghindari goncangan media yang dapat menyebabkan
ikan stress dan mengalami penyusutan berat badan
- Air
yang diganti lapisan paling bawah, kualitas air bawah rendah dengan kandungan
amonia dan nitrit tinggi
- Pergantian
dengan cara sirkulasi, untuk menghindari perubahan yang ekstrem dan membuat
ikan stress.
Sumber:
FAHRU
RAZI, 2014. Manajemen air Pada Budidaya Lele Sistem Biofloc. Badan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan Pusat Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
SUPRAPTO, 2015. Budidaya Lele Intensif Dengan Teknologi Biofloc. P2MKP FARM-165 Depok-Jawa Barat
http://www.trobos.com/detail-berita/2013/11/15/15/4206/aplikasi-budidaya-lele-sistem-bioflok-secara-tepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar