Jumat, 06 Juli 2018

BUDIDAYA BELUT DIKOLAM TERPAL


I.    PENDAHULUAN

Seperti telah diketahui bahwa belut memang gembongnya kaum ikan air  tawar, disebut sebagai gembong lantaran ikan ini gemar mencaploki ikan kecil yang masih lembut. Sifat buruk yang lain dari belut adalah kegemarannya merusak dan menggali galungan-galungan sawah, makanya belut ini sering dianggap sebagai hama yang perlu diberantas olah petani.
Sebagai lauk, belut merupakan jenis ikan yang banyak disukai bahkan dirumah makan Padang goreng dan dendeng belut merupakan hidangan yang banyak digemari, dan bahkan dalam forum international pun belut merupakan sumber protein hewani yang dianjurkan . Berikut ini perbandingan kandungan Gizi Belut dibanding dengan sumber gizi lain seperti telur dan daging sapi.
Tabel 1. Perbandingan zat gizi dalam belut, telur dan daging sapi
NO
ZAT  GIZI
BELUT
TELUR
DAGING SAPI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kalori
Protein
Lemak
Karbohidrat
Fospor
Kalsium
Zat  Besi
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin C
A i r
303
14,0  gr
27,0  gr
0,0  gr
200      gr
20     mg
20     mg
1.600 SI
0,10 mg
2,0  mg
58   gr
162
12,8 gr
11,5 gr
0,7  gr
180 gr
54 mg
2,7 mg
900 SI
0,10 mg
0,0   mg
74,0 gr
207
18,8 gr
14,0 gr
0,0 gr
170 gr
11 mg
2,8 mg
30     SI
0,08 mg
0,0  mg
66   gr
Dalam forum international dianjurkan belut sebagai sumber gizi ikan pernah dipromosikan pemasarannya dalam  “ Kongres Gizi Asia III “ di Hotel Indonesia Jakarta pada tanggal 7 – 10 Oktober 1980.
II. DISKRIPSI BELUT
a.   Klasifikas
Dalam ilmu pengetahuan belut ini termasuk jenis ikan darat/air tawar yang diklasifikasikan :
Class                   : Pisces
Sub Class             : Teleoski
Ordo                    : Syunbrnchoidae
Famili                              : Syubranchidae
Genus                              : Fluta
Spesies                            : Fluta alba
Jenis ikan yang tidak mempunyai sirip atau anggota lain untuk bergerak, tidak mempunyai sisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir, mata kecil tertutup kulit, gigi runcing kecil berbentuk kerucut.
b.   Habitat
Ikan ini lebih menyukai hidup didalam Lumpur atau genangan air tawar yang tak mengalir dan tidak betah kena cahaya dan ikan ini juga mampu hidup dalam air dengan kadar oksigen yang sangat rendah. Karena belut mempunyai alat pernapasan tambahan yakni berupa kulit tipis berlendir yang terdapat dirongga mulut, alat ini
Hal lain yang sangat menarik perhatian pada belut adalah kelaminnya yang hemaphrodit, yang mana belut yang berumur muda adalah berjenis kelamin betina (berukuran ± 10-30 cm) sementara yang jantan berukuran lebih panjang lagi (ukurannya diatas 30 cm). Pada dasarnya belut punya kebiasaan makan bersifat Carnivora atau pemakan daging, dimasa kecil suka makan jasad renik dari jenis zooplankton atau zoobenthos. Belut dewasa memakan jenis binatang yang lebih besar lagi seperti larva serangga, cacing , jentik, siput bahkan benih ikan kecil.
III. CARA BUDIDAYA BELUT
Budidaya belut agak sedikit lebih sulit, tidak seperti budidaya lele atau ikan lain yang pemeliharannya tidak membutuhkan perhatian khusus. Berikut beberapa ketentuan lokasi yang baik untuk budidaya belut:
Secara umum belut bisa dibudidaya di segala tempat, tidak terpengaruh oleh kondisi iklim dan kelembaban udara.
Meski tidak terpengaruh dengan kondisi iklim dan kelembaban udara, tetapi belut sangat rentan terhadap lingkungan yang tidak kondusif, seperti limbah, sampah beracun dan obat-obat kimia.
Temperatur udara yang paling baik untuk budidaya belut berkisar antara 25-31 derajat celcius.
Pilih lokasi yang tidak terkena matahari secara penuh, belut hanya membutuhkan sinar matahari secukupnya saja, terlebih untuk pembibitan belut.

1.   PERSIAPAN SEBELUM MENEBAR BENIH

Setelah pembuatan kolam terpal sudah selesai, sekarang saatnya menyiapkan media pemeliharaan yang akan di masukkan ke dalam kolam, dengan uratan berikut :
-     Lapisan pertama membuat jerami setinggi 10 cm
-     Lapisan ke dua tambahi pupuk urea dan NPK secukupnya
-     Lapisan ke tiga, berikan lumpur sawah setinggi 5 cm
-     Lapisan ke empat, tambahi dengan pupuk kandang setinggi 5 cm
-     Lapisan ke lima, beri lumpur sawah kembali setinggi 5 cm
-     Lapisan ke enam, beri cincangan batang pisang setinggi 10 cm
-     Lapisan ke tujuh tambahi lumpur sawah sekali lagi setinggi 15 cm

Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat digunakan fermentor atau pupuk cair dengan kandungan mikroba organik seperti EM 4, Nasa, Superfarm, atau yang lainnya yang mudah didapatkan dipasaran (tuangkan secara merata dengan dosis 500 ml untuk kolam ukuran    3 m x 2 m).  Media pemeliharaan ini didiamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2 sampai 3 minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga bibit/benih belut yang akan dibudidayakan. Untuk mengetahui media sudah matang dengan menancapkan bambu/paralon sampai ke dasar kolam angkat pelan-pelan ke atas bila timbul gelumbung bening dan tidak berbau maka media sudah matang. Setelah media matang alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun dan diamkan selama 1 hari baru bibit boleh ditebar.
Pakan dan kebiasaan makan belut
Belut merupakan hewan carnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumlah pakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar ( misalkan 40 kg benih diperlukan 2 kg pakan).umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4 bulan sebanyak 10 %.
Pemberian pakan pada belut biasanya memakai pakan alami, karena belut lebih suka yang alami. karena belut termasuk ikan karnivora maka yang disukai belut adalah:
§  Caing tanah
§  Keong mas atau sawah
§  Bekicot
§  Cacing Sutera
§  Kepiting air tawar
§  Ikan-ikan kecil
§  Jasd renik / plankton
Selain itu jika ingin membuat pakan buatan maka bisa dicoba dengan membuat pasta dengan komposisi berikut :
1.     Bahan – bahan takaran jadi 1 kg pasta
Daging (berupa ikan-ikan kecil atau keong atau  
   bekicot) 750 gr
– Pelet ikan sebanyak 200 gr
– Tepung tapioka sebanyak 1 sendok makan (sdm)
   untuk setiap 1 kg pasta yang akan dibuat.
– air secukupnya
2. Cara pembuatan pakan
– Giling bahan daging hingga halus
  Lunakkan pelet dengan cara membasahinya dengan air
 Campurkan semuanya mulai dari daging gilingan dan     pelet yang sudah lunak dan tepung tapiokanya, aduk hingga tercampur dengan merata
  Giling campuran daging dan pelet tadi agar lebih halus dan tercampur merata.
3. Cara penaburan pasta untuk pakan belut
  Bentuk adonan pasta seperti adonan cireng
  Taruh pada tempat seperti para-para atau tempat pakan terbuat dari jaring atau tali rafia.
  taruh wadah pakan pada aliran/ kamalir kolam belut
  Perlu diingat, pasta tidak bisa disimpan lama karena hanya bisa bertahan maksimal 12 jam penyimpanan dan di dalam lemari es.
Hama dan Penyakit
1)   Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2)   Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
3)   Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing.
Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
Panen
Panen dilakukan pada akhir pemeliharaan belut yang siap untuk dijual untuk konsumsi (besar/panjangnya sesuai dengan permintaan pasar/konsumen).
Cara panen belut sama seperti panen ikan lainnya yaitu dengan menangkap belut menggunakan tangan, atau dengan alat tangkap seperti bubu, jaring yang bermata lembut, setelah air kolam dikeringkan.
Sumber :
-     Razi F. 2013. Penanganan Hama dan Penyakit Pada Belut
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar