PENDAHULUAN
Cacing sutra (Tubifex) biasanya
sering disebut dengan cacing rambut atau cacing darah karena warnanya sendiri
menyerupai darah. Untuk ukuran cacing ini memang tergolong sangat kecil,
mengingat ukurannya hampir 11-12 dengan rambut dengan panjang sekitar 1-3 cm.
Cacing ini hidupnya membentuk koloni seperti semut, di perairan yang jernih
kaya akan bahan organik. Kandungan tubuhnya terdiri dari 57% protein serta 13%
lemak, oleh karenanya komposisi ini merupakan komposisi yang pas untuk pakan
ikan ternak maupun ikan hias.
Biologi
Cacing Rambut (Tubifex sp.)
1.
Klasifikasi
Cacing rambut (Tubifex sp.)
diklasifikasikan sebagai berikut
Phylum : Annelida
Kelas : Oligichaeta
Ordo : Haplotaxida
Familia : Tubificidae Genus :
Tubifex
Spesies
: Tubifex sp.
2.
Morfologi
Cacing Tubifex memiliki beberapa nama sesuai dengan
ciri yang dimilikinya. Misalnya cacing ini disebut cacing merah atau cacing
rambut atau cacing sutera. Disebut cacing merah karena sekujur tubuhnya
berwarna merah, disebut cacing rambut karena bentuknya menyerupai rambut dengan
panjang 2-3 cm, meskipun pernah ditemukan yang panjangnya 20 cm, dan dikenal
sebagai cacing sutera mungkin karena selembut sutera.
Tubuh cacing Tubifex beruas-ruas. Cacing ini memiliki
saluran pencernaan. Mulutnya berupa celah kecil, terletak di daerah terminal.
Saluran pencernaannya berujung pada anus yang terletak pada bagian
sub-terminal.
3. Habitat dan Sifat
Cacing Tubifex banyak hidup di perairan tawar yang
airnya jernih dan sedikit mengalir. Dasar perairan yang disukai adalah
berlumpur dan mengandung bahan organik. Makanan utamanya adalah bahan-bahan
organik yang telah terurai dan mengendap di dasar perairan. Cacing ini akan
membenamkan kepalanya masuk ke dalam lumpur untuk mencari makanan. Sementara
ujung ekornya akan disembulkan di atas permukaan dasar untuk bernafas. Perairan
yang banyak dihuni oleh cacing ini sepintas tampak seperti koloni lumut merah
yang melambai-lambai.
Kebiasaan makan dan cara makan cacing rambut ialah memakan detritus, alga
benang, diatom atau sisa-sisa tanaman yang terlarut di lumpur dengan cara
cacing membuat lubang berupa tabung dan menyaring makanan atau mengumpulkan
partikel-partikel lumpur yang dapat dicerna di dalam ususnya. Cacing Tubifex tumbuh optimal pada
suhu 18 - 20 °C. Pada suhu di atas 35°C cacing ini mati dan pada suhu dibawah
5°C dalam keadaan tidak aktif. Seperti biota air lain, cacing Tubifex
membutuhkan oksigen untuk pernafasannya. Oksigen optimum untuk hidup dan
berkembang biak adalah 3-8 ppm. Cacing Tubifex adalah hewan air tawar sehingga
sangat peka terhadap perubahan salinitas. Cacing Tubifex tidak menyukai sinar,
sehingga mudah ditemukan pada tempat-tempat yang teduh.
Langkah-langkah
Budidaya Cacing Sutra
Persiapan Pembibitan
Anda bisa menemukan bibit cacing sutra di
toko ikan hias, atau bisa juga langsung mendapatkannya di alam bebas dengan
cacatan harus dikarantina terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari bakteri
patogen. Langkah-langkah karantina yaitu cacing dialiri air bersih selama 2-3
hari dengan debit air yang kecil dengan kandungan oksigen cukup. Langkah ini
dilakukan untuk menghindari resiko bakteri patogen dan menjaga kesehatan cacing
sebelum siap untuk dibudidayakan.
Persiapan Media Tumbuh
Budidaya cacing sutra dengan media nampan
sebetulnya sudah bukan hal baru,mengingat cara ini sudah dilakukan semenjak
awal tahun 2013, namun baru populer di masa sekarang. Budidaya ini menggunakan
sistem SCRS (Semi
Closed Resirculating System). Sistem ini meruapakan metode
pengolahan dan penggunaan kembali air yang dipakai pada proses budidaya cacing
sutra. Pengisian air baru dilakukan ketika air dalam nampan mengalami
penyusutan akibat penguapan atau evaporasi.
Budidaya cacing sutra menggunakan
nampan memiliki beberapa keuntungan,diantaranya:
1. Lebih hemat dalam pemakaian air
Air yang telah melalui susunan media pada media nampan ditampung pada wadah yang ada di bagian bawah rak dan selanjutnya dialirkan kembali ke media nampan yang paling atas dengan memakai pompa air atau dab.
2. Menghemat dalam Pemakaian Probiotik dan jenis Obat-obatan yang lain.
Probiotik dan obat-obatan yang telah dicampurkan pada media tumbuh atau substrat budidaya cacing sutra yang ikut kebawa arus air tidak langsung terbuang dengan percuma ke perairan luar. Probiotik yang ikut tertampung di suatu wadah bagian bawah wadah rak bersama air dapat dipakai kembali dengan cara mengalirkan ke media yang terletak di paling atas dengan bantuan pompa air atau dab.
3. Tidak membutuhkan lahan yang luas, karena hanya menggunakan nampan yang tersusun secara vertikal. Anda pun dapat melakukannya sendiri di rumah, cukup simpel dan praktis dibanding jenis budidaya yang lain.
1. Lebih hemat dalam pemakaian air
Air yang telah melalui susunan media pada media nampan ditampung pada wadah yang ada di bagian bawah rak dan selanjutnya dialirkan kembali ke media nampan yang paling atas dengan memakai pompa air atau dab.
2. Menghemat dalam Pemakaian Probiotik dan jenis Obat-obatan yang lain.
Probiotik dan obat-obatan yang telah dicampurkan pada media tumbuh atau substrat budidaya cacing sutra yang ikut kebawa arus air tidak langsung terbuang dengan percuma ke perairan luar. Probiotik yang ikut tertampung di suatu wadah bagian bawah wadah rak bersama air dapat dipakai kembali dengan cara mengalirkan ke media yang terletak di paling atas dengan bantuan pompa air atau dab.
3. Tidak membutuhkan lahan yang luas, karena hanya menggunakan nampan yang tersusun secara vertikal. Anda pun dapat melakukannya sendiri di rumah, cukup simpel dan praktis dibanding jenis budidaya yang lain.
Agar kapasitas produksi cacing sutra
menggunakan nampan bisa maksimal, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut,
1. Pilihlah nampan yang awet dan tahan pecah, sehingga bibit yang sudah ada di media tidak harus mengulang sedari awal budidaya yang pada umumnya membutuhkan waktu sekitar 50 – 57 hari mulai dari proses awal hingga sampai panen.
2. Gunakan material rangka penyangga nampan yang kuat, yang tahan terhadap cuaca untuk mencegah rapuh atau roboh.
3. Aturlah jumlah nampan sebanyak mungkin, dengan tetap mempertimbangkan kekuatan rangka
4. Semakin banyak rak susunan nampan, tentunya semakin tinggi jumlah produksi cacing sutra.
1. Pilihlah nampan yang awet dan tahan pecah, sehingga bibit yang sudah ada di media tidak harus mengulang sedari awal budidaya yang pada umumnya membutuhkan waktu sekitar 50 – 57 hari mulai dari proses awal hingga sampai panen.
2. Gunakan material rangka penyangga nampan yang kuat, yang tahan terhadap cuaca untuk mencegah rapuh atau roboh.
3. Aturlah jumlah nampan sebanyak mungkin, dengan tetap mempertimbangkan kekuatan rangka
4. Semakin banyak rak susunan nampan, tentunya semakin tinggi jumlah produksi cacing sutra.
Persiapan Pembibitan
Dalam proses pembibitan , haruslah bibit yang
steril dari bakteri. Terutama jika bibit tersebut berasal dari alam. Caranya
dengan mengkarantina bibit dalam wadah yang sudah dialiri air dengan debit
rendah. Air yang digunakan juga harus bersih dan mengandung cukup oksigen,
biarkan selama 3 hari. Jika tidak mau repot cukup membeli bibit di toko ikan
hias.
Persiapan Media untuk Budidaya Cacing Sutra
Untuk persiapan habiata cacing sutra menggunakan lumpur
yang diambil dari kolam pemeliharaan ikan misalnya ikan lele. Namun bila sulit menemukannya bisa menggunakan campuran lumpur sawah, kotoran ayam, ampas
tahu, dedak dengan komposisi 5:1:1:1 dan ditambah bahan probiotik. Biarkan
campuran lumpur ini selama satu minggu untuk proses fermentasi berlangsung
dalam wadah tertutup (tong/gentong) dan diberi lobang angin kecil untuk
kebutuhan oksigen selama proses fermentasi berlangsung. Setelah satu minggu
media lumpur siap dijadikan habitat budidaya cacing sutra dengan ciri-ciri
tidak menimbulkan bau busuk.
Untuk anda yang mengunakan nampan dengan sistem rak. Saluran masuknya air cukup ditaruh pada nampan paling atas. Kemudian beri lubang pada samping nampan tepat ditengah. Sehingga nampan paling atas jika sudah terisi setengah kelebihan air akan mengalir pada nampan dibawahnya. Sebelum diisi air, campuran lumpur fermentasi kemudian disebarkan ke masing-masing wadah (nampan) budidaya dengan ketebalan 4 – 5 cm biarkan selama satu minggu.
Bibit Cacing
Bibit cacing bisa diambil dari alam seperti sungai, selokan,
parit yang kaya bahan organik atau dari hasil budidaya. Bibit cacing bisa
diambil dengan bantuan serokan kain kasa halus dan diambil dengan hati-hati
agar tidak banyak bibit cacing yang mati. Bibit cacing yang terkumpul kemudian
dibersihkan dengan air bersih hingga gumpalan lumpur hilang dan tinggal cacing
yang terlihat sudah bersih.
Proses Pemeliharaan
Bibit cacing yang sudah bersih kemudian disebarkan dalam
wadah budidaya (nampan) dan selalu dikontrol untuk melihat apakah media
budidaya sudah sesuai atau belum. Pakan cacing Pakan cacing sutra bisa dibuat seperti halnya membuat lumpur media budidaya seperti di atas.
Pemberian pakan hasil fermentasi ini bisa diberikan seminggu sekali ke dalam
masing-masing wadah (nampan) budidaya
cacing. Dalam proses pemeliharaan perlu menjaga ketinggian air pada kisaran 5
cm.
Masa Panen
Panen perdana dilakukan setelah bibit cacing cacing
dipelihara selama kurang lebih 60 hari. Panen berikutnya bisa dilakukan setiap
minggu sekali. Panen dilakukan dengan
bertahap yaitu tidak mengambil keseluruhan cacing namum hanya mengambil lapisan
media budidaya kurang lebih 2 cm dari
lapisan teratas. Hal ini dilakukan agar produksi atau panen dapat dilakukan
secara kontinyu. Cara memanenya adalah , nampan
plastik ditutup hingga gelap. Biarkan 5 jam, nanti cacing akan bergerombol di
permukaan. Kumpulan cacing yang berwarna merah ini, ambil dengan tangan atau
serok.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar