I. PENDAHULUAN
Nafsu
untuk makan dapat timbul karena adanya rangsangan melalui penglihatan, bau dan
rabaan ikan. Begitu ada nafsu makan, maka alat pencernaan akan segara bekerja
bersiap siap untuk menerima makanan selanjutnya mencernanya.
Proses
berlangsungnya pencernaan makanan pada ikan di awali dengan adanya rangsangan.
Untuk menimbulkan rangsangan maka khusus makanan buatan ada beberapa hal
yang secara teknis perlu mendapatkan perhatian. Makanan harus memenuhi
persyaratan kandungan nutrisi yang menyangkut protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral. Perlu juga diperhatikan bentuk dan ukuran makanan,
kestabilan dalam air dan teknik pengemasan makanan sebelum digunakan.
Rasio
konversi makanan harus tepat, bila berlebih rangsangan pada ikan sudah menurun.
Jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ikan secara umum berkisar 5-7% dari berat
tubuh per hari. Namun, jumlah tersebut dapat berubah karena pengaruh kondisi
lingkungan dan kesehatan ikan. Ada ikan yang mengkonsumsi 5% dari berat badannya
per hari pada musim panas, tetapi pada musim dingin hanya mengkonsumsi 1%.
Selain memengaruhi nafsu makan , suhu juga mempengaruhi proses metabolisme.
Suhu tinggi mengakibatkan proses metabolisme berjalan lebih cepat karena
pengeluaran energi juga meningkat.
Ukuran
ikan juga berpengaruh terhadap jumlah konsumsi pakan harian. Aktivitas
metabolisme ikan kecil lebih tinggi dibandingkan ikan besar. Dengan begitu,
perbandingan antara jumlah konsumsi pakan dan berat tubuhnya juga lebih tinggi
dibandingkan ikan besar.
Rangsangan
makan pada ikan juga dipengaruhi oleh kondisi ikan. Ikan sehat tentu mempunyai
rangsangan yang lebih tinggi terhadap pakan dibandingkan ikan sakit. Kesehatan
pada tubuh ikan sangat terkait dan membentuk semacam siklus dengan lingkungan
dimana ikan tersebut hidup. Kondisi lingkungan yang baik membuat ikan nyaman
dan sehat. Namun, lingkungan yang tidak baik (suhu yang ekstrim kadar CO2NH3
dan H2S yang tinggi) membuat kadar oksigen perairan stres dan sakit. Kondisi
ikan yang sakit akan menurunkan rangsangan pada nafsu makan sehingga daya makan
pada ikan menurun. Nafsu makan gurami yang kaget karena adanya gangguan
penangkapan bisa menurun selama 5-8 hari.
Mutu
pakan yang kurang baik serta kondisi pakan yang rusak dan menimbulkan bau yang
kurang sedap (tengik) bisa menurunkan nafsu makan pada ikan.
Nafsu
makan ikan sangat dipengaruhi beberapa faktor :
-
Kondisi lingkungan
perairan budidaya
-
Kesehatan ikan
-
Jenis pakan yang
diberikan
Salah satu cara untuk meningkatkan nafsu
makan ikan adalah dengan memberikan jamu untuk ikan. Berikut cara membuat fermentasi jamu untuk
penambah nafsu makan ikan.
Bahan-Bahan
1.
Lengkuas 100 gram
2.
Temulawak 100 gram
3.
Jahe 100 gram
4.
Kunir/kunyit 100
gram
5.
Kencur 100 gram
6.
Gula merah 175 gram
7.
Ragi 1/8 sgt
8.
Air 3 liter
Cara
Membuatnya
1.
Cuci bersih jahe, lengkuas, kunyit,
temulawak, dan kencur. Tiriskan
2.
Parut bahan 1 – 5, hasil parutan
dimasukan ke dalam stoples
3.
Masukan gula merah yang sudah
dipotong kecil-kecil kedalam stoples
4.
Panaskan 3 liter air sampai
memdidih, kalau sudah mendidh tuangkan ke dalam stoples. (Agar stoples tidak
pecah saat dituangkan air panas, masukan terlebih dahulu 2 buah sendok
stainless kedalamnya)
5.
Aduk sampai gula larut, lalu
dinginkan
6.
Setelah larutan dingin, masukan
ragi dan aduk sampai rata. Tutup rapat
stoples dan biarkan dalam suhu kamar selama 12 – 24 jam.
7.
Lalu saring dan pindahkan ke
botol aqua, jangan dipenuhi tetapi isi sampai bahu botol saja. Tutup rapat botol berisi larutan dan biarkan
24 – 72 jam pada suhu kamar.
Adapun
cara menggunakan jamu ikan hasil fermentasi ini bisa langsung dicampur dengan
pakan ikan, sedangkan ampas hasil sampingan produk ini dapat dijadikan pupuk organik.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar