Jumat, 07 Desember 2018

JENIS-JENIS IKAN UNGGUL


Nila adalah ikan air tawar yang menjadi favorit masyarakat Indonesia untuk dikonsumsi. Permintaan pasar yang tinggi terus memacu produksi budidaya nila. Nama “nila” diambil dari asal muasal ikan tersebut, yakni Sungai Nil di Afrika. Sekitar tahun 1969, ikan nila diperkenalkan di Indonesia dan beberapa rekayasa dilakukan demi mendapatkan strain nila terbaik. Dengan begitu, ada berbagai jenis nila yang beredar di kalangan pembudidaya, di antaranya adalah;
Ikan Nila Lokal
Ikan nila hitam didatangkan di Indonesia dari Taiwan. Awalnya, ikan spesies Oreochromis niloticusBleeker ini dikembangkan di Danau Tondano, Sulawesi Utara, kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Dengan banyak tersebar, banyak yang menganggap nila ini adalah jenis lokal.

Tubuh nila ini berwarna hitam keabu-abuan sedangkan di bagian perutnya berwarna terang.
Nila hitam memiliki beberapa keunggulan, seperti pertumbuhannya cepat dan mampu bertahan terhadap kondisi air dalam kisaran lebar sehingga mudah dibudidayakan.
Ikan Nila GIFT
Ikan nila GIFT adalah hasil persilangan dari 8 varietas ikan nila Kenya, Israel, Senegal, Ghana, Singapura, Thailand, Mesir, dan Taiwan. GIFT merupakan singkatan dari “genetic improvement of farmed tilapia”, sebuah upaya persilangan ini dilakukan oleh International Center for Living Aquatic Research Management (ICLARM) di Filipina. Nila GIFT generasi keempat kemudian dibawa ke Indonesia pada tahun 1994.

Pertumbuhan ikan nila abu-abu ini terkenal cepat, pada umur 5-6 bulan, nila GIFT mampu mencapai bobot 600 gram per ekor. Presentase kepala, tulang, dan rongga perut lebih kecil sehingga dagingnya lebih banyak. Interval pemijahan dapat dilakukan dalam waktu 3 – 6 minggu dengan produksi telur sebanyak 2000 – 3000 ribu butir sekali pijah.
Ikan Nila BEST
BEST diambil dari kalimat “Bogor Enhanced Strain Tilapia” dan merupakan nila persilangan dari 4 strain, termasuk nila GIFT. Oleh karenanya, nila BEST ini memiliki warna yang sama seperti nila GIFT.

Nila yang dihasilkan tahun 2008 ini dinilai lebih unggul dari pendahulunya. Di antaranya adalah ukuran benih lebih besar dan secara umum lebih tahan lingkungan buruk sehingga tahan penyakit.
Ikan Nila GESIT
Nila jenis ini adalah hasil rekayasa genetik nila GIFT sehingga mampu menghasilkan larva jantan dengan persentasi hidup hingga 98%. GESIT, yang merupakan singkatan dari “genetically supermale Indonesian tilapia”, dihasilkan dari kerjasama peneliti di BPPT, BBPBAT, serta IPB.

Nila GESIT dapat tumbuh sepanjang 8 cm pada umur 4 – 5 bulan dengan bobot 500 – 600 gram/ekor. Jantan GESIT banyak disukai pembudidaya karena memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ikan nila betina.
Ikan Nila Nirwana
Nirwana yang merupakan akronim “nila ras Wanayasa” adalah nila hasil seleksi dari kelompok nila GIFT dan GESIT demi mendapatkan kualitas yang baik. Dikembangkan oleh Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa, Purwakarta, ikan ini diperkenalkan pada tahun 2006.

Kualitas yang diseleksi adalah bentuk tubuh dan pola pertumbuhannya sehingga nila nirwana memiliki keunggulan seperti bobot tubuhnya yang di atas 650 gram/ekor dalam 6 bulan. Nila nirwana ini pun memiliki bentuk tubuh yang lebar dengan kepala yang pendek sehingga dagingnya lebih tebal. Selain meguntungkan bagi pembudidaya, daging nila nirwana juga mudah diolah sebagai daging fillet.
Ikan Nila Larasati
Nila jenis ini juga dikenal dengan nama nila Janti karena dikembangkan oleh BBI Janti di Klaten. Selain pertumbuhannya yang cepat, nila merah ini juga tahan terhadap penyakit, khususnya yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus dan Algalectiae. Nila Larasati juga sangat adaptif sehingga bisa dibudidayakan di berbagai media budidaya, dari mulai kolam air deras, air tenang, KJA, maupun tambak air payau.

Ikan Nila JICA
Ikan ini adalah hasil rekayasa genetis yang dilakukan oleh Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi dan JICA (Japan for International Cooperation Agency), sebuah lembaga donor dari Jepang. Dibandingkan GIFT, pertumbuhan JICA lebih cepat 20% dan lebih hemat pakan sampai 25%.


Ikan Nila Citralada
Salah satu strain ikan nila merah ini telah beredar di Indonesia sejak tahun 1989. Didatangkan dari Thailand, nila Citralada memiliki warna tubuh yang lebih terang dari ikan nila merah pada umumnya dan sirip yang lebih panjang. Selain Citralada, nila merah dari Thailand yang dikenalkan di Indonesia adalah ikan nila nifi. Perbedaannya, nila nifi dapat melahirkan lebih banyak keturunan jantan.


Upaya pemuliaan genetis nila citralada dan nila nifi kemudian dilakukan oleh BBI Cangkringan menghasilkan nila Cangkringan. Sayangnya, nila Cangkringan belum secara resmi disebar ke pembudidaya. Walaupun pertumbuhannya cukup cepat juga, dalam 4 bulan bobotnya bisa mencapai 200 gram.
Selain 8 jenis nila di atas, masih banyak jenis nila yang dikenal oleh pembudidaya, di antaranya adalah strain putih, Jatimbulan, Srikandi, Sultan, Anjani, Nilasa, Pandu, dan Kunti. Seperti jenis-jenis di atas, ikan ini pun dihasilkan dari rekayasa genetik, pemulihan, dan seleksi yang dilakukan balai. Berikut adalah sekilas mengenai karakteristik dari strain tersebut;
Ikan nila
Keunggulan
Jatimbulan
·         Pertumbuhan cepat
·         Tahan penyakit
·         Mudah beradaptasi, termasuk di air payau
·         Struktur dagingnya kenyal
Srikandi
·         Pertumbuhan cepat
·         Pemeliharaan 3 – 4 bulan, bobot ikan 250 gram/ekor
·         Toleran terhadap perairan payau (salinitas < 30 ppt)
·         Tahan penyakit
·         Cocok diperairan pesisir
Nirwana II
Pertumbuhan cepat 15% lebih tinggi dari nirwana
Sultan
·         Pertumbuhan cepat
·         Daya tahan bagus
·         Produksi telur banyak
·         Cocok untuk pemeliharaan monoseks jantan
Anjani
·         Bobot matang gonad 275,8 gram/ekor umur 6 – 7 bulan
·         Pertumbuhan cepat, bobot ikan 284 gram/ekor
·         Tahan terhadap penyakit
Nilasa
·         Pertumbuhan cepat
·         Daya adaptasi luas terhadap lingkungan
·         Tahan penyakit
·         Daging tebal
·         Cocok di air payau (salinitas 18 per mil)
Pandu
·         Bobot matang gonad 310 gram/ekor umur 6 bulan
·         Pertumbuhan cepat, bobot ikan 855 gram/ekor
·         Daya adaptasi luas terhadap lingkungan
·         Tahan terhadap penyakit
Kunti
·         Bobot matang gonad 280 gram/ekor umur 6 bulan
·         Pertumbuhan cepat, bobot ikan 764 gram/ekor
·         Daya adaptasi luas terhadap lingkungan
·         Produksi benih 2000 – 3000 butir/ekor
·         Tahan terhadap penyakit


Dengan banyaknya jenis nila tersebut, pembudidaya dapat memilih sesuai dengan sumber dayanya.
Sumber:

Jumat, 23 November 2018

PENGOLAHAN DENDENG IKAN LUMAT




I.    PENDAHULUAN
            Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya.

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi diperlukan perlakukan yang baik selama proses pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar, serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, dan pendinginan ikan.

Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang dan Taiwanikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya. Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.

Dendeng ikan adalah jenis makanan awetan yang dibuat dengan cara pengeringan dengan menambah garam, gula, dan bahan lain untuk memperoleh rasa yang diinginkan.

Dendeng daging ikan yang dilumatkan merupakan produk olahan tradisional yang mempunyai cita rasa dan aroma khas, prinsip pengolahannya adalah dengan membuat adonan daging ikan yang dicampur dengan bumbu-bumbu seperti garam, gula, asam, dan bumbu lainnya yang kemudian dibentuk menjadi lembaran tipis dan kemdian dijemur atau dimasukkan ke dalam oven.

II.   CARA PENGOLAHAN

1.     Alat yang digunakan

a.    Pisau
b.    Talenan
c.    Pemipih adonan/botol bekas yang higienis
d.    Loyang
e.    Baskom
f.     Lembaran Plastik

2. Bahan yang Digunakan

a.     Bahan Baku :

1. Daging ikan yang telah dilumatkan sebanyak 1.000 gram. Ikan air tawar yang dapat diolah menjadi dendeng seperti ikan nila, patin atau lele.

b.     Bumbu :

1. Gula putih                    : 100 gram
2. Gula merah                  : 100 gram
3. Garam                         : 50 gram
4. Asam Jawa                  : 50 gram
5. Ketumbar                    : 15 gram
6. Lengkuas                     : 25 gram
7. Jahe                           : 5 gram
8. Bawang merah              : 50 gram
9. Bawang putih               : 50 gram

3. Langkah Kerja



a.     Daging ikan yang telah di fillet kemudian dilumatkan. Pelumatan daging ini dapat dibantu dengan food processor. Atau dapat diblender tanpa menggunakan air.
b.    Haluskan semua bumbu-bumbu yang ada. Setelah halus, campurkan bumbu-bumbu tersebut ke dalam daging yang telah dilumatkan. Aduk adonan tersebut sampai merata.
c.    Setelah adonan merata, maka langkah selanjutnya adalah mencetak adonan dalam loyang yang telah diberi alas berupa lembaran plastik.
d.    Adonan yang telah dimasukkan dalam loyang dipipihkan menggunakan pemipih adonan yang terbuat dari kayu atau dapat juga menggunakan botol bekas sirup yang sudah dicuci bersih dan higienis. Pipihkan adonan hingga permukaannya rata. Adonan dipipihkan sampai ketebalan+ 0,5 cm.
e.    Setelah dipipihkan, adonan dalam loyang tersebut dapat segera dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari atau dimasukkan dalam oven pada suhu 80-900C sampai adonan kering.
f.     Setelah adonan kering, potong-potong adonan tersebut hingga menyerupai lembaran-lembaran.



g.   Pengemasan dapat dilakukan dengan kantong plastik.
h.     Untuk penyajian, goreng dendeng tersebut dalam api sedang hingga berwarna kecoklatan.


Sumber :

PENGOBATAN IKAN DENGAN CARA HERBAL



I.   P E N D A H U L U A N

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sumber andalan dalam pembangunan perikanan di Indonesia. Produksi dari perikanan budidaya sendiri
secara keseluruhan diproyeksikan meningkat dengan rata-rata 4,9 % per tahun. Target tersebut antara lain didasarkan atas dasar potensi pengembangan daerah perikanan budidaya yang memungkinkan di wilayah Indonesia. Melihat besarnya potensi pengembangan perikanan budidaya serta didukung peluang pasar internasional yang masih terbuka luas, maka diharapkan sumbangan produksi perikanan budidaya
semakin besar terhadap produksi nasional dan penerimaan devisa negara.
Untuk mencapai target produksi sesuai dengan yang diharapkan, berbagai permasalahan menghambat upaya peningkatan produksi tersebut, antara lain
kegagalan produksi akibat serangan wabah penyakit ikan.
Untuk mengatasi permasalahan akibat serangan agen patogenik pada ikan, para petani maupun pengusaha ikan banyak menggunakan berbagai bahan-bahan kimia maupun antibiotika dalam pengendalian penyakit tersebut. Namun dilain pihak pemakaian bahan kimia dan antibiotik secara terus menerus dengan dosis/konsentrasi yang kurang/tidak tepat, akan menimbulkan masalah baru berupa meningkatnya
resistensi mikroorganisme terhadap bahan tersebut. Selain itu, masalah lainnya
adalah bahaya yang ditimbulkan terhadap lingkungan sekitarnya, ikan yang bersangkutan, dan manusia yang mengonsumsinya. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, perlu ada alternatif bahan obat yang lebih aman yang dapat digunakan dalam pengendalian penyakit ikan. Salah satu alternatifnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat anti parasit, anti jamur, anti bakteri, dan anti viral. 

II. Jenis Obat-Obatan Tradisonal untuk Ikan

a.   Bawang putih (Allum sativum Linn)


Fungsi      : Pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis        : 10 – 20 gram per kilogram pakan
Aplikasi     : Tumbuk bawang putih, campurkan ke dalam telur ayam yang sudah dikocok terlebih dahulu lalu dicampur dengan pakan atau pelet. Setelah tercampur rata, keringkan pelet.

b.   Kunyit (Curcuma domestica)


Fungsi      : Pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis        : 2,5 gram kunit per liter air
Aplikasi     : Tumbuk/blender kunyit, peras dan tambahkan air. Lalu campurkan ke dalam pakan atau pelet. Setelah tercampur berikan ke ikan.

c.   Meniran (Phyllanthus urinaria)


Fungsi      : Pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis        : 10 gram meniran per kilogram pakan
Aplikasi     : Tumbuk/blender ranting dan daun meniran, keringkan di oven 50 derajat celsius, haluskan dan campurkan kedalam telur ayam yang sudah dikocok terlebih dahulu dam campurkan dengan pakan atau pelet.peras dan tambahkan air. Lalu campurkan ke dalam pakan atau pelet. Setelah tercampur berikan ke ikan.

d.   Ragi/Yeast  (Saccharomyces spp)


Fungsi      : Pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis        : 0,1 – 1,0 % ragi roti per kilogram pakan
Aplikasi     : Campurkan kedalam telur ayam yang sudah dikocok terlebih dahulu dan campurkan dengan pakan atau pelet.

e.   Sirih  (Piper betlr L)


Fungsi      : Pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri, parast (8,3 ppt) dan anti jamur
Dosis        : 2 gram per 60 ml air
Aplikasi     : Direbus dengan air, setelah dingin rendam ikan yang terkena penyakit.

f.    Daun Jambu Batu  (Psidium guajava)


Fungsi      : Pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis        : 2 gram per 60 ml air
Aplikasi     : Direbus dengan air, setelah dingin rendam ikan selama 24 jam.

g.   Daun Pepaya  (Carica papaya)



Fungsi      : Pencegahan atau pengobatan penyakit bakteri
Dosis        : 2 gram per 60 ml air
Aplikasi     : Direbus lalu campurkan dengan air, setelah dingin rendam ikan yang terkena penyakit selama 24 jam.

SUMBER :