Jumat, 09 Februari 2018

BIOFLOC TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN YANG CUKUP MENJANJIKAN


PENDAHULUAN
Teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil metabolisme ikan atau udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yang dapat dimanfaatkan oleh ikan atau udang, sehingga ikan atau udang tersebut memperoleh protein tambahan dari bioflok disamping pakan yang diberikan. Akumulasi dari limbah nitrogen (NH4, NO2) akan dicegah oleh bioflok dengan cara menjaga C/N Rasio tetap tinggi dan mendorong penyerapan ammonium oleh mikroba. Hasil dari proses tersebut maka akan membentuk suatu komunitas mikro (bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), jamur dan zooplankton) juga partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer dan PHA.
a.     Pengertian Bioflok
Bioflok atau flok merupakan istilah bahasa slang istilah bahasa baku “Activated Sludge” ( lumpur aktif ) yang diadopsi dari proses pengolahan  biologis air limbah (biological wastewater treatment ).  Investigasi pertama terhadap penerapan Biofloc/activated sludge adalah sejak tahun 1941 pada pengolahan air limbah di Amerika, untuk mensubtitusi penggunaan plankton pada tahap treatment biologi yang dinilai lamban dalam uptake nutrien dan oksidasi nitrogen (ammonia, nitrit ) serta ketidakstabilannya dalam proses. Perkembangan yang sama terjadi pada industri akuakultur, penerapan BFT ( Bio Floc Technology ) mulai digunakan pada industri akuakultur, penerapan BFT ( Bio Floc Technology ) mulai digunakan menggantikan sistem RAS ( Recirculating Aquaculture System ) yang menggunakan pengenceran air yang banyak untuk pengenceran plankton. (Anonim, 2012).
Bioflok adalah teknik pengolahan limbah cair untuk makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif. Lumpur aktif dapat pula diibaratkan sebagai ‘sup mikroba’ yang terbentuk dari pemberian aerasi terus-menerus pada biomassa tersuspensi dan mikroorganisme pengurai dalam limbah cair. Jadi, bioflok terdiri atas mikroorganisme (bakteri, ragi, fungi, protozoa, fitoplankton) dan limbah.
Tidak semua bakteri dapat membentuk bioflok dalam air, seperti dari generasi Bacillus hanya dua spesies yang mampu membentuk bioflok.  Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflocs adalah kemampuannya untuk mensintesa senyawa Poli Hidroksi Alkanoat ( PHA ), terutama yang spesifik seperti poli βhidroksi butirat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan polimer untuk pembentukan ikatan polimer antara substansi substansi pembentuk bioflok.  Bioflok terdiri atas partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton.  Ada beberapa mikroorganisme yang telah diidentifikasi berfungsi sebagai bioflocculant.
1.    Zooglea ramigera
2.    Escherichia intermedia
3.    Paracolobacterium aerogenoids
4.    Bacillus subtilis
5.    Bacillus cereus
6.    Flavobacterium
7.    Pseudomonas alcaligenes
8.    Sphaerotillus natans
9.    Tetrad dan Tricoda
10. Escherichia intermedia
Terbentuknya bioflok secara ilmiah belum disepakati para
ilmuwan. Akan tetapi hasil kajian terkini menunjukkan arah sebagai berikut.
Mikroorganisme seperti bakteri dengan kemampuan lisis bahan organic
memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresikan lendir
metabolit, biopolymer (polisakarida, peptide dan lipid) atau senyawa kombinasi
dan terakumulasi disekitar dinding sel serta detritus. Kesalingtertarikan
antara dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flok bacterial. Polimer
ekstraseluler yang dibentuk sendiri oleh bakteri berfungsi sebagai jembatan
penghubung (mampu mencapai panjang 50 um). Dua senyawa biopolymer dengan gugus karboksil (COOH) pada bakteri berbeda membentuk ester dengan ion divalent (Ca Mg). Ikatan-ikatan ini meningkatkan massa kumpulan partikel, menjadikan inti kumpulan bersifat hidrofobik (takut air) dan tepinya bersifat hidrofilik (suka air) sehingga terjadi dewaterisasi (lebih sedikit air di dalam partikel). Kemudian karena ukuran diameter yang semakin besar menjadikan flok mudah terendap.
Selain hal-hal diatas, kandungan bahan organik, oksigen dan pH juga berpengaruh terhadap terbentuknya flok. Pembentukan bioflok berkualitas memerlukan perbandingan C/N/P sekitar 100:5:1.Oksigen terlarut di seluruh bagian air (vertical-horizontal) sebaiknya >4ppm, Kandungan karbon yang terlalu banyak dan kadar oksigen terlarut rendahmenyebabkan berkembangnya bakteri filamen sehingga flok menjadi berkualitas buruk. Flok yang baik memiliki proporsi yang seimbang antara bakteri filamen(berfungsi sebagai rangka flok) dan non-filamen. Berhubungan dengan pH, airyang berpH asam akan menghambat terbentuknya bioflok karena akan mengurangikandungan kation divalent dalam air untuk ikatan esterasi.
Kemampuan bioflok dalam mengontrol konsentrasi ammonia dalam sistem akuakultur secara teoritis maupun aplikasi telah terbukti sangat tinggi. Secara teoritis Ebeling et al. (2006) dan Mara (2004) menyatakan bahwa immobilisasi ammonia oleh heterotrof 40 kali lebih cepat daripada oleh bakteri nitrifikasi. Secara aplikasi de Schryver et al. (2009) menemukan bahwa bioflok yang ditumbuhkan dalam bioreaktor dapat mengkonversi N dengan konsentrasi 110 mg NH4/L hingga 98% dalam sehari.
Pembibitan bioflocs skala kecil dilakukan secara in door, dalam wadah fermentasi tertentu baik dalam drum atau bak fiber. Ke dalam air bersih ( tawar atau asin ) ditambahkan pakan udang dengan konsentrasi 1% , berikut 1% nutrient bakteri yang berupa campuran buffer pH, osmoregulator berupa garam isotonik, vitamin B1, B6, B12 , hormon pembelahan sel dan precursor aktif yang merangsang bakteri untuk mengeluarkan secara intensif enzim, metabolit sekunder dan bakteriosin selama fermentasi berlangsung (nutrient Bacillus spp. 1strain®) serta bibit bakteri baik dari isolat lokal atau bakteri produk komersil berbasis Bacillus spp. yang pasti diketahui mengandung paling tidak bacillus subtilis, sebagai salah satu bakteri pembentuk bioflocs. Campuran diaerasi dan diaduk selama 2448 jam, diusahakan pH bertahan antara 6,0 7,2 sehingga bacillus tetap dalam fasa vegetatifnya, bukan dalam bentuk spora dan PHA tidak terhidolisis oleh asam, sehingga ukuran partikel bioflocs yang dihasilkan berukuran besar, paling tidak berukuran sekitar 100 μm (Anonim, 2012).
b.     Penerapan Sistem Bioflok Dalam Usaha Budidaya Perikanan
Bioflok merupakan flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang diair.  Gumpalan tersebut terdiri dari berbagai mikroorganisme air termasuk bakteri, algae, fungi, protozoa, metazoa, rotifera, nematoda, gastrotricha dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus. Teknologi biofloc adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok.
Prinsip Dasar Biofloc Mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dengan sedikit available posfor (P) menjadi massa sludge berupa bioflocs dengan menggunakan bakteri pembentuk flocs (flocs forming bacteria) yang mensintesis biopolimer polihidroksi alkonaot sebagai ikatan bioflocs.
            Bakteri pembentuk flocs dipilih dari generasi bakteri yang non pathogen, memiliki kemampuan mensintesis PHA, memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin terhadap bakteri pathogen, mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan di lapangan. Tidak semua bakteri dapat membentuk biofloc dalam air, seperti dari generasi Bacillus sp hanya dua spesies yang mampu membentuk biolocs.
Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflocs adalah kemampuannya untuk mensintesa senyawa Poli hidroksi alkanoat (PHA), terutama yang spesifik seperti poli βhidroksi butirat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan polimer untuk pembentukan ikatan polimer antara substansi substansi pembentuk biofloc.
Biofloc terdiri atas partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton.
Beberapa bakteri  pembentuk floc yang sudah teruji diaplikasikan dilapangan adalah :
-        Achromobacter liquefaciens
-        Arthobacter globiformis
-        Agrobacterium tumefaciens dan
-        Pseudomonas alcaligenes
Bakteri lain dapat ikut membentuk biofloc setelah exopolisakarida dibentuk oleh pembentuk floc sebagai inti floc nya adalah Bacillus circulans, Bacillus coagulans dan Bacillus licheniformis. Bakteri yang ikut membentuk floc ini mempunyai fungsi dalam siklus nutrisi didalam sistem biofloc. Bakteri ini disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen. 
Sistem biofloc dapat meminimalkan ganti air karena dalam bioflok terdapat proses siklus “auto pemurnian air” (self purifier) yang akan merubah sisa pakan dan kotoran, gas beracun seperti ammonia dan nitrit menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Dengan meminimalkan ganti air maka peluang masuknya bibit penyakit dari luar dapat diminimalkan. Sistem biofloc lebih stabil dibandingkan dengan system probiotik biasa dikarenakan biofloc merupakan bakteri yang tidak berdiri sendiri, melainkan berbentuk floc atau kumpulan beberapa bakteri pembentuk floc yang saling bersinergi. Sedangkan system probiotik biasa bakteri yang ada ditambak merupakan sel-sel bakteri yang berdiri sendiri secara terpisah di air, sehingga apabila ada gangguan lingkungan atau gangguan bakteri lain maka bakteri akan cepat kolaps.
c.    Indikator Keberhasilan Pembentukan Biofloc
   Biofloc terbentuk, jika secara visual di dapat warna air kolam coklat muda (krem) berupa gumpalan yang bergerak bersama arus air. pH air cenderung di kisaran 7 (7,2-7,8) dengan kenaikan pH pagi dan sore yang kecil rentangnya kecil yaitu (0,02-0,2). Mulai terjadi penaikan dan penurunan yang dinamis nilai NH4+, ion NO2 dan ion NO3 sebagai indikasi berlangsungnya proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi. Untuk 30 hari pertama DOC merupakan masa krusial bagi tahap pembentukan Bioflocs, penerapan “minimal exchange water” pada fase ini sangat menentukan. Lebih baik menghindari penggantian air dalam jumlah besar pada masa ini. Penambahan air hanya untuk penggantian susut karena penguapan dan perembesan saja. Atau menambah secara perlahan ketinggian air dari awal tebar 120 cm menjadi 150 cm secara bertahap selama 30 hari.

GABUS IKAN YANG SANGAT BERMANFAAT BAGI KESEHATAN


Manfaat ikan gabus untuk kesehatan sangat fenomenal, hal ini dikarenakan kandungan protein pada ikan ini salah satu yang paling tinggi dibandingkan berbagai daging ikan lainnya. Ikan gabus banyak terdapat di perairan di Indonesia, sebab ikan jenis ini lebih banyak hidup di sungai, danau maupun rawa. Sekilas bentuk ikan gabus hampir  mirip dengan ikan lele. Perbedaan yang paling gampang diamati adalah ikan gabus tidak memiliki surai atau kumis. Warnanyapun tak segelap ikan lele. Ikan gabus juga sama sama dapat bertahan hidup di darat, dalam tempo yang cukup lama, sebab ikan gabus diketahui dapat bernafas secara langsung dengan udara luar. 
Jika ikan gabus ini hidup di sebuah tempat yang kebetulan airnya berkurang hingga cenderung kering, maka dapat Anda lihat ikan gabus ini akan membenamkan dirinya ke dalam lumpur tempat itu. Ini sebagai upaya agar dapat tetap hidup. Atau Tak jarang ikan gabus ini dapat juga berpindah tempat , terutama di malam hari yang dilakukan dengan cara melompat lompat di darat.
Banyak sekali manfaat yang dapat Anda peroleh dengan mengkonsumsi daging ikan gabus. Kelebihan dan manfaat Ikan gabus adalah :
1. Pembentukan & Pertumbuhan Otot
Ikan gabus Mengandung kandungan protein yang lebih tinggi dibanding kadar protein yang terdapat pada ikan lele maupun pada ikan mas / nila. Namun masih setara dengan kandungan protein yang terdapat pada ikan bandeng. Dari 100 gram ikan gabus Anda dapat memperolah 25,2 gram protein. Coba Anda bandingkan dengan kadar protein untuk  per 100 gramnya  yang terdapat pada ayam yang hanya 18,2 gram, pada daging sapi hanya 18,8 gram, maupun telur yang hanya 12,8 gram. Kandungan protein yang tinggi akan menguntungkan Anda sebab akan banyak membantu dalam proses pembentukan otot pada tubuh Anda.
2. Mempercepat Penyembuhan Luka
Daging ikan gabus juga banyak mengandung albumin dalam kadar yang sangat tinggi. Perlu Anda ketahui bahwa albumin adalah salah satu jenis protein yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka pada tubuh Anda.
3. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
Zat albumin juga berfungsi untuk menjaga kestabilan regulasi cairan dalam tubuh. Jika kondisi tubuh Anda kadar cairan berkurang, maka protein yang masuk dalam tubuh Anda akan pecah sehingga tak dapat berfungsi secara normal. Kandungan normal albumin dalam tubuh mencapai 60%.
4. Sehat untuk pencernaan
Ikan gabus mempunyai struktur daging yang lebih empuk, anda tidak perlu mengkhawatirkan pencernaan karena ia sangat mudah di cerna. Hal ini karena ikan gabus memiliki protein kolagen yang lebih rendah dibanding kadar protein yang terkandung pada daging ternak darat lain. Hanya 3% hingga 5 % dari total kandungan protein kolagen .
5. Penyembuhan berbagai penyakit
Dapat membantu proses penyembuhan berbagai penyakit seperti penyakit  hepatitis, Infeksi paru, typhus, diabetes, stroke, dll
6. Memperbaiki gizi buruk
Dapat memperbaiki gizi buruk yang banyak terdapat pada bayi , balita , anak maupun ibu hamil karena dalam 100 gr gabus saja sudah sangat cukup memenuhi berbagai kebutuhan gizi yang sangat penting untuk kesehatan terutama untuk bayi.
7. Membantu penyembuhan anak autis
Ikan gabus memiliki kandungan yang dapat berfungsi untuk membantu penyembuhan pada pengidap autis.
8. Mempercepat penyembuhan luka pasca operasi
Ikan gabus dapat mempercepat proses penyembuhan pada luka pasca operasi.  Ini karena kandungan albumin yang tinggi pada ikan gabus, sehingga secara cepat dapat membantu proses pembentukan sel  dan jaringan baru pada bagian tubuh Anda  yang telah rusak akibat proses operasi..
9. Membantu mengatasi pembengkakan di tubuh
Selain untuk penyembuhan luka, kandungan albumin dalam ikan gabus yang cukup tinggi juga dapat membantu mengatasi pembengkakan yang terjadi di tubuh Anda.
10. Meningkatkan daya tahan tubuh
Anda yang ingin daya tahan tubuh lebih baik ? jangan lupa konsumsi ikan gabus secara rutin, konsumsi ikan ini akan membuat tubuh Anda tidak mudah terserang berbagai penyakit akibat perubahan cuaca maupun karena faktor lain.

Kandungan Gizi Ikan Gabus

Description: Hasil gambar untuk ikan gabusDescription: Hasil gambar untuk ikan gabusDescription: Hasil gambar untuk ikan gabus
Dari penelitian di laboratorium diperoleh bukti bahwa dari 100 gram ikan gabus mengandung berbagai kandungan gizi  seperti :
·         Kalori : 69    kalori
·         Protein : 25,2 gram
·         Lemak : 1,7 gram
·         Besi : 0,9 miligram
·         Kalsium : 62   miligram
·         Phospor : 76   miligram
·         Vit.A : 150  miligram
·         Vit.B : 0,04 miligram
·         Air : 69  gram
Kandungan gizi inilah yang membuat manfaat gabus sangat baik bagi anda yang ingin meningkatkan gizi janin atau pun ibu hamil, anak, hingga orang dewasa. Jika kita telisik lebih jauh, dari kandungan gizi di atas, sebagai contoh, manfaat vitamin A saja yang didapat dari gabus, bisa berkhasiat untuk
1.    Melindungi kesehatan rongga hidung
2.    Melancarkan fungsi repoduksi pria
3.    Menyehatkan kondisi indung telur pada wanita
4.    Memperkuat plasenta bayi
5.    Meningkatkan kesehatan janin
6.    Sebagai anti oksidan aktif dan kuat
7.    Menjadi kekebalan tubuh secara nyata
8.    Untuk mata lebih sehat
9.    Membersihkan darah
Selain dari vitamin A yang tinggi, kalsium dalam gizi ikan gabus juga sangat berperan untuk.
·         Meningkatkan kekuatan tulang
·         Meningkatkan pertumbuhan gigi dan tulang pada anak anak
·         Mencegah osteoporosis
·         Mencegah berbagai jenis kanker
Gabus memiliki tekstur daging yang sangat lembut dan sangat enak disantap dengan berbagai hidangan. Konsumsi gabus secara rutin akan memberikan dampak bagi kesehatan anda.


Jumat, 19 Januari 2018

JENIS-JENIS ALAT TANGKAP IKAN TRADISIONAL

Ikan merupakan salah satu sumber protein yang banyak diminati oleh masyarakat. Data konsumsi ikan Indonesia menunjukkan bahwa terus terjadi peningkatan konsumsi ikan dari tahun ke tahun, selain karena harganya yang relatif terjangkau oleh semua kalangan, rasanya yang enak juga menjadi sumber protein yang selalu dicari oleh masyarakat.  Nilai plus lain dari ikan adalah dapat dibuat menjadi berbagai jenis olahan makanan, mulai dari makanan ringan hingga menjadi lauk saat makan berat. Terdapat dua jenis ikan yang dijual di pasaran, yaitu jenis ikan laut dan jenis ikan air tawar. Kedua jenis ikan tersebut sama-sama memiliki protein yang baik bagi kesehatan tubuh.
Indonesia memiliki wilayah perairan yang lebih luas dari pada daratan. Sekitar 2/3 luas Indonesia merupakan wilayah perairan. Wilayah perairan tersebut mencakup laut, danau, waduk, sungai, dan lain-lain.
Dari jenis perairan tersebut, hampir semua daerah di Indonesia memiliki sungai. Sehingga, sungai-sungai Indonesia terkenal dengan sumber daya ikannya yang melimpah. Setiap sungai di beberapa daerah bahkan memiliki jenis ikan endemik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.
Dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah memiliki cara yang khas dalam mengolah ikan. Demikian juga dengan cara menangkap ikan. Metode penangkapan ikan dengan cara tradisional yang dimiliki oleh masyarakat adat pada dasarnya adalah demi keberlanjutan ekonomi dan demi lingkungan tetap lestari. Membahas tentang alat untuk menangkap ikan, sebenarnya juga akan membahas mengenai etnobiologi suatu masyarakat. Suatu masyarakat pasti akan mengupayakan agar sumber daya yang ada tetap lestari, sehingga dapat dinikmati pula oleh generasi selanjutnya.  Akan tetapi, berhubung faktor ekonomi yang mendesak dan populasi manusia yang terus meningkat, akhirnya banyak orang yang melakukan cara-cara menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan.
Alat untuk menangkap ikan di sungai cukup banyak ragamnya. Jenis alat tangkap ikan di sungai yang populer di tengah masyarakat Indonesia antara lain: pukat/jala, alat pancing, bubu/perangkap ikan, racun, alat setrum, dan tombak.
Inilah beberapa alat tangkap tradisional yang sering digunakan nelayan :

1. Alat Tangkap Pukat/Jala

Alat tangkap ikan yang pertama adalah pukat/jala. Pukat merupakan alat tangkap ikan yang berbentuk jaring. Alat ini keberja seperti saringan. Semakin besar lubang/diameter, akan semakin sedikit yang terjaring. Sebaliknya, semakin kecil lubangnya akan semakin banyak yang terjaring.


Pukat seringkali disalahgunakan oleh masyarakat untuk memproleh hasil tangkapan yang lebih banyak. Para penangkap ikan menggunakan pukat dengan lubang kecil sehingga ikan-ikan yang seharusnya belum boleh ditangkap ikut terbawa.
Namun demikian, jaring lebih cocok digunakan pada sungai dengan arus tenang dan tanpa batuan. Sehingga, sungai dengan arus deras dan berbatu relatif lebih aman dibanding sungai dengan arus tenang.

2. Pancingan

Alat tangkap ikan popoler kedua yaitu pancing. Alat ini bekerja dengan cara mengait ikan pada mata pancing yang berupa logam berpengait. Agar ikan bisa terjerat pada mata pancing, perlu dikaitkan umpan berupa cacing, pelet, atau makanan ikan. Alat tangkap ikan popoler kedua yaitu pancing. 

Dalam satu alat pancing pada umumnya hanya menggunakan satu mata pancing, meski ada juga masyarakat yang menggunakan lebih dari satu mata pancing dalam satu alat pancing. Hasil tangkapan dengan alat ini tentu tidak banyak.  
Oleh karena itu, bagi penangkap ikan yang hasilnya untuk dijual, alat ini dinilai kurang menguntungkan. Akan tetapi, dari segi keamanan bagi lingkungan, alat ini dinilai cukup ramah lingkungan. 

3. Alat Tangkap Bubu

Alat tangkap ketiga adalah bubu. Di beberapa daerah, bubu juga digunakan untuk menangkap belut. Alat ini bekerja seperti perangkap. Untuk menangkap ikan, terlebih dahulu dimasukkan umpan agar ikan tergoda untuk masuk. Setelah ikan masuk, secara otomatis lubang masuk pada bubu akan menutup atau menyempit.
Sehingga, ikan yang terperangkap tidak dapat keluar kembali. Kelemahan alat ini adalah, pemasang perangkap harus tahu lokasi yang banyak ikannya. Selain itu, pemasang perangkap juga harus ingat tempat memasang bubu.

4. Tombak

Alat tangkap terakhir yaitu tombak. Tombak bukan alat yang terlalu populer untuk menangkap ikan. Alat ini membutuhkan keterampilan khusus dalam menggunakannya. Alat ini memang tidak terlalu bahaya bagi lingkungan. Namun, perlu diperhatikan bahwa biasanya juga digunakan racun pada ujung mata tombak. Tidak banyak masyarakat yang menggunakan cara ini untuk menangkap ikan, karena dinilai sulit dan hasilnya tidak maksimal.

5. Alat Menangkap Ikan Tekalak


Tekalak adalah perangkap yang dibuat dari sebatang bambu muda yang di anyam menggunakan selembar akar. Bambu yang masih muda ditebang dan dibelah-belah namun belahannya tidak sampai terpisah dari ujung ke ujung, namun pada bagian pangkalnya tidak terpotong. Setelah bambu terbelah maka kita akan menggunakan akar untuk membentuk Tekalak, Akar yang panjang dilipat menjadi dua dan dianyam menyilang disetiap belahan bambu, Setelah sampai ke bagian muka maka akar diikat kuat agar tak terlepas.Tekalak adalah perangkap yang dibuat dari sebatang bambu muda yang di anyam menggunakan selembar akar. Bambu yang masih muda ditebang dan dibelah-belah namun belahannya tidak sampai terpisah dari ujung ke ujung, namun pada bagian pangkalnya tidak terpotong. Setelah bambu terbelah maka kita akan menggunakan akar untuk membentuk Tekalak, Akar yang panjang dilipat menjadi dua dan dianyam menyilang disetiap belahan bambu, Setelah sampai ke bagian muka maka akar diikat kuat agar tak terlepas.
Tekalak dipasang di aliran air yang mengalir, namun pemasangan Tekalak membutukan penutup aliran air yang biasa disebut Tabaan. Kegiatan memasang Tekalak ini disebut Menaba karena menutup sebuah aliran air agar ikan hanya lewat melalui bagian yang diberi lubang yang sudah dipasangi Tekalak.
Masa perangkap ini dilihat(Dicaru) biasanya satu malam, ini dilakukan karena pertimbangan berdasarkan dimana kita memasang Tabaan. Namun kita dapat Mencaru(Melihat) Tabaan pada pagi dan sore hari apabila memang tempat dimana kita memasang Tabaan adalah sungai yang memiliki banyak ikan. 
6.  Alat Menangkap Ikan Tangguk 


        
Dalam kehidupan masyarakat suku dayak memiliki kegiatan yang bernama menangguk yang biasa dilakukan oleh setiap anggota masyarakat suku dayak, tidak memperdulikan anak-anak,dewasa ataupun lansia karena kebiasaan itu memang telah tertanam dalam setiap masyarakat suku dayak.Tangguk adalah alat yang digunakan untuk menangguk, cara melakukannya hanya perlu memegang kedua ujungnya lalau menariknya ke ara badan. Tangguk dibuat dari bahan Rotan Lantung dan rotan saga, bahan lantung masing masing ujungnya dibuat lancip agar dapat dilipat menjadi lingkaran memanjang setengah bola dan diikat dengan sasai saga(Rotan saga yang dibentuk kecil untuk mengikat).Menangguk biasa dilakukan saat siang hari namun ada juga yang melakukannya dimalam hari. Menangguk yang dilakukan pada malam hari bukan lagi menangguk namun namanya berubah menjadi menyiau.
Berdasarkan penjelasan alat tangkap ikan di sungai, pilihan alat tangkap terbaik sejatinya kembali kepada individu penangkap ikan. Setiap alat yang digunakan tentu memiliki akibat dan konsekuensi yang harus ditanggung. Pilihan pertama adalah untuk menjaga kelestarian ikan demi sustainable oconomy, atau pilihan kedua memaksimalkan hasil tangkapan saat itu juga tanpa memperhatikan lingkungan. Akan tetapi, demi kelestrian yang bisa dinikmati generasi berikutnya, selalu gunakan alat tangkap ramah lingkungan.