Jumat, 23 Februari 2018

JENIS-JENIS TANAMAN YANG BERGUNA BAGI DUNIA PERIKANAN


Ikan yang kebal terhadap serangan penyakit memiliki sistem pertahanan tubuh yang kuat yang berkaitan dengan sistem imun yang berasal dari tubuh ikan. Sistem imun itu tergantung dari efektifitas sel darah putih yang dapat melindungi tubuh ikan dari infeksi sekunder yang disebabkan oleh serangan penyakit.
Saat ini pencengahan dan pengobatan terhadap ikan yang sakit sangat di anjurkan untuk memakai bahan herbal atau alami karena dengan memanfaatkan bahan herbal untuk pencengahan dan pengobatan terhadap ikan yang sakit dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan bahkan kita dapat melakukan budidaya ikan yang ramah lingkungan.
Penggunaan bahan herbal dikatakan ramah lingkungan dikarenakan bahan herbal yang dipakai akan mudah terurai dialam dibandingkan bahan kimia buatan sehingga dengan pemakaian bahan herbal atau alami tidak mencemari lingkungan serta ikan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
Fitofarmaka atau obat herbal adalah obat alamiah yang bahan bakunya disarikan dari tanaman untuk digunakan dalam pengobatan (Anonimous, 2004). Terdapat lebih kurang 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi dan sekitar 54% diantaranya terdapat di hutan-hutan tropika. Namun hanya sekitar 0,3% dari jumlah tumbuhan tersebut yang telah diselidiki manfaatnya oleh peneliti. Sebagai negara yang beriklim tropis, hutan tropika Indonesia sangat potensial dikembangkan sebagai sumber obat herbal (Inayah dan Ernayenti, 2007).
Fitofarmaka memiliki kelebihan karena murah, mudah didapat, aman dan efektif sehingga telah lama dimanfaatkan sebagai obat manusia, tetapi belum banyak digunakan dalam pengelolaan kesehatan ikan.
Beberapa jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan dalam menjaga kesehatan ikan yang dipelihara antara lain :
1.   Bawang Putih (Allium sativum)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman untuk penyakit Koi Herpes Virus (KHV), bakteri dan parasit
Target patogen                   : Bakteri : penyakit bercak merah Aeromonas hydrophila pada ikan patin.

                                                  Virus : penyakit KHV pada ikan mas

                                                  Parasit : penyakit gatal, bintik putih pada benih ikan air tawar akibat infeksi parasit Ich dan cacing Trichodina sp.

Kandungan aktif                 : Minyak atsiri, allicin 50g/100 ml melalui pakan untuk Aeromonas hydrophila
Dosis Efiktif                          : 25 mg bawang butih dihaluskan dan dicampur air 1 liter untuk perendaman ikan sakit.
                                                 Untuk penyakit KHV, sebanyak 30 g dalam 100 ml air untuk perendaman ikan sakit
2.    Ciplukan (Physalis angulata L)

Aplikasi                                 : Melalui perendaman
Target patogen                   : Bakteri penyebab radang, bengkak dan kemerahan atau borok
Kandungan aktif                 : Asam klorogenat, elaidic acid, physalin
Dosis Efiktif                          : Daun dan buahnya direbus (15-30 g) dalam 100 ml air atau kering (5-10 g) dalam 100 ml air, lalu digunakan untuk perendaman
3.    Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

Aplikasi                                 : Untuk menjaga kualitas air karena dapat menyerap polutan, jika populasi tanaman sudah padat, segera dikurangi
                                                  Untuk tempat menempel telur ikan, setelah menetas larva ikan berlindung di akar-akar eceng gondok
Target patogen                   : Berfungsi untuk memperbaiki kualitas air.
Kandungan aktif                 : Si02, kalsium, magnesium, kalium, natrium, klorida, copper, mangan, zat  besi, saponin, carotene, polifenol,delphinidin 3-diglucoside
Dosis Efiktif                          : Masukkan tanaman ini pada 20 sampai 25%  bagian dari kolam
4.    Gamal, Liridiyah (Glyriceridia sephium)


Aplikasi                                 : Daun segar yang digunakan diremas dicampur air, disaring dan hasil saringannya yang dimasukkan ke kolam         
Target patogen                   : Hama dan predator : ikan liar, ular, burung, kepiting, katak
Kandungan aktif                 : Saponin, flavonid, polifenol
Dosis Efiktif                          : 6 kg daun dicacah, dicampur dengan air, hasil saringannya dimasukkan ke kolam dengan luas 100m2, 2 hari kemudian bangkai predator mengapung, air dibuang dan air
5.    Jambu Biji (Psidium guajava)


Aplikasi                                 : Melalui pakan dan perendaman 
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophilapenyebab penyakit bercak merah
Kandungan aktif                 : Daun jambu biji kaya akan tanin, tripenoid, guaijavolic, oleanolic, asam ursolic, asam psidiolic dan flavonoid. Selain itu juga mengandung polifenol yang bersifat minyak esensial yang bekerja dengan menghambat kerja enzim tertentu dan aktivitas antioksidan.
Dosis Efiktif                          : 4-5 g daun dicacah halus dicampur air 1 liter, dan selanjutnya dicampur dengan pakan
                                                  1-2 g daun dicacah halus dicampur air sebanyak 5 liter, digunakan untuk perendaman ikan yang sakit selama 48 jam
6.    Kelor (Moringa oleifera Lamk.)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman         
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan  Streptococcus agalactiae penyakit dengan gejala berenang tak beraturan, mata menonjol, badan kehitaman
Kandungan aktif                 : Minyak behen, minyak terbang, myrosine, emulsine, alkaloida pahit tidak beracun, vitamin A, B1.
Dosis Efiktif                          : 5 g daun dicacah halus dicampur air 100 ml, hasil saringannya dicampur air  digunakan untuk perendaman
7.    Ketapang (Temmalia cattapa)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman, daun ketapang dijemur selama 6 jam lalu masukkan ke kolam selama 2-3 hari untuk menurunkan pH air sebelum ikan dimasukkan ke kolam. PH air yang terlalu tinggi (8-9) akibat penumpukan bahan organik.       
Target patogen                   : Bakteri :Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan untuk menurunkan PH.
Kandungan aktif                 : Tanin bersifat astringen
Dosis Efiktif                          : Sebanyak 60 g daun dicacah halus dicampur dalam 1 liter air digunakan untuk perendaman
8.    Kunyit, Kunir Turmeric (Curcuma longa)


Aplikasi                                 : Melalui pakan yang diberikan selama beberapa hari pada ikan yang sakit          
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophilapenyebab penyakit bercak merah (borok)
Kandungan aktif                 : Curcomin,curcuminoid, desmethoxycurcumin, bidesmethoxycurcumin, pati, tanin, damar, sesgnitepen alkohol, borneol, phellandrene, turmerone, zingiberene, artormeroner
Dosis Efiktif                          : 1.0  g kunyit dihaluskan atau dibuat bubuk dan dicampurkan dalam 1 kg pakan
9.    Lidah Buaya (Aloe vera)

Aplikasi                                 : Perendaman menggunakan daun yang telah diambil daging daunnya yang berwana putih        
Target patogen                   : Bakteri penyebab borok/luka, keradangan, bengkak dan kemerahan
Kandungan aktif                 : Alkaloid
Dosis Efiktif                          : Daging daun yang berwarna putih  dicacah halus dicampur air, airnya digunakan untuk perendaman. Dosis belum diketahui
10. Mengkudu (Orinda citrifolia L.)

Aplikasi                                 : Daun dan buah sangat baik untuk pakan harian ikan nila dan tawes        
Target patogen                   : Imunostimulan (meningkatkan kekebalan tubuh ikan), pengobatan penyakit cacing
Kandungan aktif                 : Alkaloid, saponin, flavonoid, antrakinon, polifenol, morindin, morindon, aligarin –d-metiltet, sorandijiol, alkaloid  (triterpenoid, proxeronin),  polisakarida (damnacanthal), sterol, coumarine, scopeletin, ursolicacid, linoleic acid, caproic acid, caprilic acid,  alizarin, acubin, iridoid glikoside, Lasperuloside, vit C, A dan karoten
Dosis Efiktif                          : 10 lembar daun dicacah atau diremas-remas dalam 5 liter air dan airnya digunakan untuk perendaman
                                                  3 mg ekstrak daun dilarutkan dalam 1 liter air digunakan untuk perendaman ikan yang terkena penyakit cacingan
11.  Meniran (Phyllathus niruri L., Phyllanthus urinaria Linn.)

Aplikasi                                 : Melalui perendaman selama 5 jam        
Target patogen                   : Bakteri :Aeromonas hydrophila penyakit bercak merah dan borok, Edwarsiella tarda penyakit bisul dan luka pada kulit
Kandungan aktif                 : filantin, hipofilantin, hipotetralin, nirantin, nir tetrakin
Dosis Efiktif                          : 5 g daun yang sudah dibuat bubuk dicampur air 1 liter untuk perendaman selama 5 jam
                                                  Jika dicampur pakan dibutuhkan 20 g daun dicacah halus dan dicampur dalam 1 kg pakan
12.  Nanas (Ananas comusus Merr)

Aplikasi                                 : Tanam nanas di tanggul kolam  
Target patogen                   : Hama dan predator kepiting yang sering merusak tanggul kolam
Kandungan aktif                 : Saponin, flavonoid, polifenol, vitA, vitC, kalsium, fosfor, sukrosa, enzim bromelin, kalsium, natrium, delestrosa, magnesium, besi.
Dosis Efiktif                          : Nanas dicacah lembut dan di campur tanah kolam dan diletakkan pada radius 0,5 m di sekitar lubang kepiting
13.  Urang-aring (Eclipta alba)

Aplikasi                                 : Perendaman           
Target patogen                   : Parasit Helminthosis (cacingan, Dactyrogiriasis, Gyrodactyliasis), bakteri : Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah, Edwardsiella tarda penyebab bisul dan luka-luka pada kulit.
Kandungan aktif                 : Isoflavonoid, phytosterol, briterpenoid saponins (nicoline, ecliptine, α-terthienyl, α-terthienyl methanol, α-formyl, α-therthienyl thiophene, wedeloluctone, tanin
Dosis Efiktif                          : Daun dan batang dicacah dan dicampur air, airnya untuk perendaman ikan yang sakit. Dosis belum diketahui.
14.  Pegagan (Centela asiatica)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman         
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophilapenyebab penyakit bercak merah dan borok
Kandungan aktif                 : asiaticoside, thankunside, madecassoside, brqahmocide, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids,garam K, Na, Ca, Fe, vellarine, tanin, mucilago, resin, pektin, gula, vitamin B.
Dosis Efiktif                          : Konsentrasi larutan pegagan dengan dosis sampai 10 mg dalam 10 ml air dengan cara perendaman dapat meningkatkan respon ketahanan tubuh ikan terutama sel darah putih
                                                 Dosis untuk penyakit bercak merah adalah 250 mg dari ekstrak daun pegagan dalam 1 liter
15.  Pepaya (Carica papaya L.) fam. Caricaceae

Aplikasi                                 : Melalui pakan dan dapat disebarkan ke kolam           
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophila,penyebab bercak merah danparasit Ichtyopthirius multifilis penyebab penyakit bintik putih atau white spot.
Kandungan aktif                 : Biji (glucoside cacirin, carpaine). Getah (papain chymopapain, lisosim, lipase, glutamin dan siklotransferase). Daun (enzim papain,alkaloid carpaine, pseudokarpaina, glikosid, karposid, saponin, sakarosa, dekstrosa dan levulosa). Buah (papain, chymopapain menyerupai enzim pepsin, knyptoxanthine, betakarotene, pectin, d-galaktosa, L-arabinosa, papayotimin papain, tikokinase, vit A dan C)
Dosis Efiktif                          : Batang dan daun pepaya dapat dimanfaatkan sebagai pakan dengan dosis 15 kg untuk 100 kg bobot ikan. Daun segar disebar merata di kolam.
                                                  Untuk mencegah stres selama transportasi dengan cara dimasukkan dua lembar daun pepaya diameter 30 cm, diremas-remas masukkan ke tong/jerigen. Jika menggunakan kantong plastik diambil air daun perasan saja tanpa ampas daunnya
                                                  2 g daun pepaya yang dicacah halus dalam 100 ml air digunakan untuk perendaman ikan yang sakit selama 1 jam
16.  Petai cina, Kemlandingan, Lamtoro (Fam. mimesaceae)


Aplikasi                                 : Melalui pakan         
Target patogen                   : Parasit Helminthosis(cacingan: Dactyrogiriasis, Gyrodactyliasis)) pada catfish (lele dan patin)

Kandungan aktif                 :

Dosis Efiktif                          : 2 g daun dicacah untuk diberikan per 1 kg ikan
17.  Pisang (Musa paradisiaca)

Aplikasi                                 : Ditebarkan ke dalam kolam        
Target patogen                   : Menurunkan pH kolam

Kandungan aktif                 : Saponan, alkaloid, tanin, polifenol
Dosis Efiktif                          : 30 kg batang pisang dicacah dan ditebarkan pada kolam ukuran 24 m2
                                                  Untuk menurunkan pH air, batang dan bonggol pisang dicacah ukuran 1-2 cm, ditebarkan ke kolam selama 24 jam
                                                 Dapat sebagai media pakan alami, dengan dipotong ukuran agak besar dan dimasukkan ke kolam sehingga akan tumbuh jasad renik/cacing untuk pakan ikan
18.  Sente (Alocasia macrorrhiza schott)


Aplikasi                                 : Melalui pakan         
Target patogen                   : Sebagai imunostimulan pertumbuhan, meningkatkan fekunditas telur hingga 12,5%

Kandungan aktif                 : Saponin, flavonoid, polifenol, asam oksalat, alocasin, tripsin, kemotripsin
Dosis Efiktif                          : Bonggol sente sumber protein pakan, bonggol dicacah diberi ragi tempe, setelah 3 hari proses fermentasi diberikan ke ikan secara teratur Diberikan 30% bobot badan diberikan 3 kali sehari
19.  Sirih (Piper betle L.)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman         
Target patogen                   : Bakteri :Aeromonas hydrophilapada ikan  penyebab penyakit bercak merah dan borok

Kandungan aktif                 : daun sirih mengandung minyak atsiri
Dosis Efiktif                          : 2 g ekstrak daun dalam 60 ml air untuk perendaman ikan yang sakit.
                                                  Perendaman untuk ichthyophtthirius multifilis selama 12 jam
20.  Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza ROXB)

Aplikasi                                 : Untuk obat luar atau perendaman        
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan borok

Kandungan aktif                 : Phenol demetoksikurkumin, kurkumin, minyak atsiri xanthorrhizol, trimeron
Dosis Efiktif                          : Rimpang segar direbus, airnya untuk perendaman ikan yang sakit
                                                  Untuk obat luar, rimpang segar diparut, dioleskan pada luka atau borok.
21.  Ubi Jalar (Ipomoea batalas poir)

Aplikasi                                 : Melalui pakan dan perendaman 
Target patogen                   : Sebagai imunostimulan dan mencegah stres selama transportasi

Kandungan aktif                 : Saponin, flavonoid, polifenol

Dosis Efiktif                          : 30 kg daun diremas-remas untuk mengangkut total 100 kg bobot ikan
                                                  Sebagai pakan ikan dan pencegah stres selama transportasi, di dalam jerigen untuk 300 ekor benih, masukkan 20 lembar daun diremas. jika memakai kantong plastik, ambil cairan berwarna hijau dan berlendir dimasukkan ke air dalam kantong.
 Sumber :
Buku Herbal, Balai Riset Perikanan Air Tawar, Bogor
Rika Putri, S.St.Pi, 2013.  Meningkatkan Kesehatan Ikan Dengan Tanaman Herbal. Balai Pendidikan dan Pelatiahan Perikanan Tegal.  Tegal
http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=259:meningkatkan-kesehatan-ikan-dengan-tanaman-herbal&catid=44:artikel&Itemid=85



Jumat, 09 Februari 2018

BIOFLOC TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN YANG CUKUP MENJANJIKAN


PENDAHULUAN
Teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil metabolisme ikan atau udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yang dapat dimanfaatkan oleh ikan atau udang, sehingga ikan atau udang tersebut memperoleh protein tambahan dari bioflok disamping pakan yang diberikan. Akumulasi dari limbah nitrogen (NH4, NO2) akan dicegah oleh bioflok dengan cara menjaga C/N Rasio tetap tinggi dan mendorong penyerapan ammonium oleh mikroba. Hasil dari proses tersebut maka akan membentuk suatu komunitas mikro (bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), jamur dan zooplankton) juga partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer dan PHA.
a.     Pengertian Bioflok
Bioflok atau flok merupakan istilah bahasa slang istilah bahasa baku “Activated Sludge” ( lumpur aktif ) yang diadopsi dari proses pengolahan  biologis air limbah (biological wastewater treatment ).  Investigasi pertama terhadap penerapan Biofloc/activated sludge adalah sejak tahun 1941 pada pengolahan air limbah di Amerika, untuk mensubtitusi penggunaan plankton pada tahap treatment biologi yang dinilai lamban dalam uptake nutrien dan oksidasi nitrogen (ammonia, nitrit ) serta ketidakstabilannya dalam proses. Perkembangan yang sama terjadi pada industri akuakultur, penerapan BFT ( Bio Floc Technology ) mulai digunakan pada industri akuakultur, penerapan BFT ( Bio Floc Technology ) mulai digunakan menggantikan sistem RAS ( Recirculating Aquaculture System ) yang menggunakan pengenceran air yang banyak untuk pengenceran plankton. (Anonim, 2012).
Bioflok adalah teknik pengolahan limbah cair untuk makroagregat yang dihasilkan dalam sistem lumpur aktif. Lumpur aktif dapat pula diibaratkan sebagai ‘sup mikroba’ yang terbentuk dari pemberian aerasi terus-menerus pada biomassa tersuspensi dan mikroorganisme pengurai dalam limbah cair. Jadi, bioflok terdiri atas mikroorganisme (bakteri, ragi, fungi, protozoa, fitoplankton) dan limbah.
Tidak semua bakteri dapat membentuk bioflok dalam air, seperti dari generasi Bacillus hanya dua spesies yang mampu membentuk bioflok.  Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflocs adalah kemampuannya untuk mensintesa senyawa Poli Hidroksi Alkanoat ( PHA ), terutama yang spesifik seperti poli βhidroksi butirat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan polimer untuk pembentukan ikatan polimer antara substansi substansi pembentuk bioflok.  Bioflok terdiri atas partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton.  Ada beberapa mikroorganisme yang telah diidentifikasi berfungsi sebagai bioflocculant.
1.    Zooglea ramigera
2.    Escherichia intermedia
3.    Paracolobacterium aerogenoids
4.    Bacillus subtilis
5.    Bacillus cereus
6.    Flavobacterium
7.    Pseudomonas alcaligenes
8.    Sphaerotillus natans
9.    Tetrad dan Tricoda
10. Escherichia intermedia
Terbentuknya bioflok secara ilmiah belum disepakati para
ilmuwan. Akan tetapi hasil kajian terkini menunjukkan arah sebagai berikut.
Mikroorganisme seperti bakteri dengan kemampuan lisis bahan organic
memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresikan lendir
metabolit, biopolymer (polisakarida, peptide dan lipid) atau senyawa kombinasi
dan terakumulasi disekitar dinding sel serta detritus. Kesalingtertarikan
antara dinding sel bakteri menyebabkan munculnya flok bacterial. Polimer
ekstraseluler yang dibentuk sendiri oleh bakteri berfungsi sebagai jembatan
penghubung (mampu mencapai panjang 50 um). Dua senyawa biopolymer dengan gugus karboksil (COOH) pada bakteri berbeda membentuk ester dengan ion divalent (Ca Mg). Ikatan-ikatan ini meningkatkan massa kumpulan partikel, menjadikan inti kumpulan bersifat hidrofobik (takut air) dan tepinya bersifat hidrofilik (suka air) sehingga terjadi dewaterisasi (lebih sedikit air di dalam partikel). Kemudian karena ukuran diameter yang semakin besar menjadikan flok mudah terendap.
Selain hal-hal diatas, kandungan bahan organik, oksigen dan pH juga berpengaruh terhadap terbentuknya flok. Pembentukan bioflok berkualitas memerlukan perbandingan C/N/P sekitar 100:5:1.Oksigen terlarut di seluruh bagian air (vertical-horizontal) sebaiknya >4ppm, Kandungan karbon yang terlalu banyak dan kadar oksigen terlarut rendahmenyebabkan berkembangnya bakteri filamen sehingga flok menjadi berkualitas buruk. Flok yang baik memiliki proporsi yang seimbang antara bakteri filamen(berfungsi sebagai rangka flok) dan non-filamen. Berhubungan dengan pH, airyang berpH asam akan menghambat terbentuknya bioflok karena akan mengurangikandungan kation divalent dalam air untuk ikatan esterasi.
Kemampuan bioflok dalam mengontrol konsentrasi ammonia dalam sistem akuakultur secara teoritis maupun aplikasi telah terbukti sangat tinggi. Secara teoritis Ebeling et al. (2006) dan Mara (2004) menyatakan bahwa immobilisasi ammonia oleh heterotrof 40 kali lebih cepat daripada oleh bakteri nitrifikasi. Secara aplikasi de Schryver et al. (2009) menemukan bahwa bioflok yang ditumbuhkan dalam bioreaktor dapat mengkonversi N dengan konsentrasi 110 mg NH4/L hingga 98% dalam sehari.
Pembibitan bioflocs skala kecil dilakukan secara in door, dalam wadah fermentasi tertentu baik dalam drum atau bak fiber. Ke dalam air bersih ( tawar atau asin ) ditambahkan pakan udang dengan konsentrasi 1% , berikut 1% nutrient bakteri yang berupa campuran buffer pH, osmoregulator berupa garam isotonik, vitamin B1, B6, B12 , hormon pembelahan sel dan precursor aktif yang merangsang bakteri untuk mengeluarkan secara intensif enzim, metabolit sekunder dan bakteriosin selama fermentasi berlangsung (nutrient Bacillus spp. 1strain®) serta bibit bakteri baik dari isolat lokal atau bakteri produk komersil berbasis Bacillus spp. yang pasti diketahui mengandung paling tidak bacillus subtilis, sebagai salah satu bakteri pembentuk bioflocs. Campuran diaerasi dan diaduk selama 2448 jam, diusahakan pH bertahan antara 6,0 7,2 sehingga bacillus tetap dalam fasa vegetatifnya, bukan dalam bentuk spora dan PHA tidak terhidolisis oleh asam, sehingga ukuran partikel bioflocs yang dihasilkan berukuran besar, paling tidak berukuran sekitar 100 μm (Anonim, 2012).
b.     Penerapan Sistem Bioflok Dalam Usaha Budidaya Perikanan
Bioflok merupakan flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang diair.  Gumpalan tersebut terdiri dari berbagai mikroorganisme air termasuk bakteri, algae, fungi, protozoa, metazoa, rotifera, nematoda, gastrotricha dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus. Teknologi biofloc adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok.
Prinsip Dasar Biofloc Mengubah senyawa organik dan anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dengan sedikit available posfor (P) menjadi massa sludge berupa bioflocs dengan menggunakan bakteri pembentuk flocs (flocs forming bacteria) yang mensintesis biopolimer polihidroksi alkonaot sebagai ikatan bioflocs.
            Bakteri pembentuk flocs dipilih dari generasi bakteri yang non pathogen, memiliki kemampuan mensintesis PHA, memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin terhadap bakteri pathogen, mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan di lapangan. Tidak semua bakteri dapat membentuk biofloc dalam air, seperti dari generasi Bacillus sp hanya dua spesies yang mampu membentuk biolocs.
Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflocs adalah kemampuannya untuk mensintesa senyawa Poli hidroksi alkanoat (PHA), terutama yang spesifik seperti poli βhidroksi butirat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan polimer untuk pembentukan ikatan polimer antara substansi substansi pembentuk biofloc.
Biofloc terdiri atas partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton.
Beberapa bakteri  pembentuk floc yang sudah teruji diaplikasikan dilapangan adalah :
-        Achromobacter liquefaciens
-        Arthobacter globiformis
-        Agrobacterium tumefaciens dan
-        Pseudomonas alcaligenes
Bakteri lain dapat ikut membentuk biofloc setelah exopolisakarida dibentuk oleh pembentuk floc sebagai inti floc nya adalah Bacillus circulans, Bacillus coagulans dan Bacillus licheniformis. Bakteri yang ikut membentuk floc ini mempunyai fungsi dalam siklus nutrisi didalam sistem biofloc. Bakteri ini disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen. 
Sistem biofloc dapat meminimalkan ganti air karena dalam bioflok terdapat proses siklus “auto pemurnian air” (self purifier) yang akan merubah sisa pakan dan kotoran, gas beracun seperti ammonia dan nitrit menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Dengan meminimalkan ganti air maka peluang masuknya bibit penyakit dari luar dapat diminimalkan. Sistem biofloc lebih stabil dibandingkan dengan system probiotik biasa dikarenakan biofloc merupakan bakteri yang tidak berdiri sendiri, melainkan berbentuk floc atau kumpulan beberapa bakteri pembentuk floc yang saling bersinergi. Sedangkan system probiotik biasa bakteri yang ada ditambak merupakan sel-sel bakteri yang berdiri sendiri secara terpisah di air, sehingga apabila ada gangguan lingkungan atau gangguan bakteri lain maka bakteri akan cepat kolaps.
c.    Indikator Keberhasilan Pembentukan Biofloc
   Biofloc terbentuk, jika secara visual di dapat warna air kolam coklat muda (krem) berupa gumpalan yang bergerak bersama arus air. pH air cenderung di kisaran 7 (7,2-7,8) dengan kenaikan pH pagi dan sore yang kecil rentangnya kecil yaitu (0,02-0,2). Mulai terjadi penaikan dan penurunan yang dinamis nilai NH4+, ion NO2 dan ion NO3 sebagai indikasi berlangsungnya proses Nitrifikasi dan Denitrifikasi. Untuk 30 hari pertama DOC merupakan masa krusial bagi tahap pembentukan Bioflocs, penerapan “minimal exchange water” pada fase ini sangat menentukan. Lebih baik menghindari penggantian air dalam jumlah besar pada masa ini. Penambahan air hanya untuk penggantian susut karena penguapan dan perembesan saja. Atau menambah secara perlahan ketinggian air dari awal tebar 120 cm menjadi 150 cm secara bertahap selama 30 hari.

GABUS IKAN YANG SANGAT BERMANFAAT BAGI KESEHATAN


Manfaat ikan gabus untuk kesehatan sangat fenomenal, hal ini dikarenakan kandungan protein pada ikan ini salah satu yang paling tinggi dibandingkan berbagai daging ikan lainnya. Ikan gabus banyak terdapat di perairan di Indonesia, sebab ikan jenis ini lebih banyak hidup di sungai, danau maupun rawa. Sekilas bentuk ikan gabus hampir  mirip dengan ikan lele. Perbedaan yang paling gampang diamati adalah ikan gabus tidak memiliki surai atau kumis. Warnanyapun tak segelap ikan lele. Ikan gabus juga sama sama dapat bertahan hidup di darat, dalam tempo yang cukup lama, sebab ikan gabus diketahui dapat bernafas secara langsung dengan udara luar. 
Jika ikan gabus ini hidup di sebuah tempat yang kebetulan airnya berkurang hingga cenderung kering, maka dapat Anda lihat ikan gabus ini akan membenamkan dirinya ke dalam lumpur tempat itu. Ini sebagai upaya agar dapat tetap hidup. Atau Tak jarang ikan gabus ini dapat juga berpindah tempat , terutama di malam hari yang dilakukan dengan cara melompat lompat di darat.
Banyak sekali manfaat yang dapat Anda peroleh dengan mengkonsumsi daging ikan gabus. Kelebihan dan manfaat Ikan gabus adalah :
1. Pembentukan & Pertumbuhan Otot
Ikan gabus Mengandung kandungan protein yang lebih tinggi dibanding kadar protein yang terdapat pada ikan lele maupun pada ikan mas / nila. Namun masih setara dengan kandungan protein yang terdapat pada ikan bandeng. Dari 100 gram ikan gabus Anda dapat memperolah 25,2 gram protein. Coba Anda bandingkan dengan kadar protein untuk  per 100 gramnya  yang terdapat pada ayam yang hanya 18,2 gram, pada daging sapi hanya 18,8 gram, maupun telur yang hanya 12,8 gram. Kandungan protein yang tinggi akan menguntungkan Anda sebab akan banyak membantu dalam proses pembentukan otot pada tubuh Anda.
2. Mempercepat Penyembuhan Luka
Daging ikan gabus juga banyak mengandung albumin dalam kadar yang sangat tinggi. Perlu Anda ketahui bahwa albumin adalah salah satu jenis protein yang sangat penting dalam proses penyembuhan luka pada tubuh Anda.
3. Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh
Zat albumin juga berfungsi untuk menjaga kestabilan regulasi cairan dalam tubuh. Jika kondisi tubuh Anda kadar cairan berkurang, maka protein yang masuk dalam tubuh Anda akan pecah sehingga tak dapat berfungsi secara normal. Kandungan normal albumin dalam tubuh mencapai 60%.
4. Sehat untuk pencernaan
Ikan gabus mempunyai struktur daging yang lebih empuk, anda tidak perlu mengkhawatirkan pencernaan karena ia sangat mudah di cerna. Hal ini karena ikan gabus memiliki protein kolagen yang lebih rendah dibanding kadar protein yang terkandung pada daging ternak darat lain. Hanya 3% hingga 5 % dari total kandungan protein kolagen .
5. Penyembuhan berbagai penyakit
Dapat membantu proses penyembuhan berbagai penyakit seperti penyakit  hepatitis, Infeksi paru, typhus, diabetes, stroke, dll
6. Memperbaiki gizi buruk
Dapat memperbaiki gizi buruk yang banyak terdapat pada bayi , balita , anak maupun ibu hamil karena dalam 100 gr gabus saja sudah sangat cukup memenuhi berbagai kebutuhan gizi yang sangat penting untuk kesehatan terutama untuk bayi.
7. Membantu penyembuhan anak autis
Ikan gabus memiliki kandungan yang dapat berfungsi untuk membantu penyembuhan pada pengidap autis.
8. Mempercepat penyembuhan luka pasca operasi
Ikan gabus dapat mempercepat proses penyembuhan pada luka pasca operasi.  Ini karena kandungan albumin yang tinggi pada ikan gabus, sehingga secara cepat dapat membantu proses pembentukan sel  dan jaringan baru pada bagian tubuh Anda  yang telah rusak akibat proses operasi..
9. Membantu mengatasi pembengkakan di tubuh
Selain untuk penyembuhan luka, kandungan albumin dalam ikan gabus yang cukup tinggi juga dapat membantu mengatasi pembengkakan yang terjadi di tubuh Anda.
10. Meningkatkan daya tahan tubuh
Anda yang ingin daya tahan tubuh lebih baik ? jangan lupa konsumsi ikan gabus secara rutin, konsumsi ikan ini akan membuat tubuh Anda tidak mudah terserang berbagai penyakit akibat perubahan cuaca maupun karena faktor lain.

Kandungan Gizi Ikan Gabus

Description: Hasil gambar untuk ikan gabusDescription: Hasil gambar untuk ikan gabusDescription: Hasil gambar untuk ikan gabus
Dari penelitian di laboratorium diperoleh bukti bahwa dari 100 gram ikan gabus mengandung berbagai kandungan gizi  seperti :
·         Kalori : 69    kalori
·         Protein : 25,2 gram
·         Lemak : 1,7 gram
·         Besi : 0,9 miligram
·         Kalsium : 62   miligram
·         Phospor : 76   miligram
·         Vit.A : 150  miligram
·         Vit.B : 0,04 miligram
·         Air : 69  gram
Kandungan gizi inilah yang membuat manfaat gabus sangat baik bagi anda yang ingin meningkatkan gizi janin atau pun ibu hamil, anak, hingga orang dewasa. Jika kita telisik lebih jauh, dari kandungan gizi di atas, sebagai contoh, manfaat vitamin A saja yang didapat dari gabus, bisa berkhasiat untuk
1.    Melindungi kesehatan rongga hidung
2.    Melancarkan fungsi repoduksi pria
3.    Menyehatkan kondisi indung telur pada wanita
4.    Memperkuat plasenta bayi
5.    Meningkatkan kesehatan janin
6.    Sebagai anti oksidan aktif dan kuat
7.    Menjadi kekebalan tubuh secara nyata
8.    Untuk mata lebih sehat
9.    Membersihkan darah
Selain dari vitamin A yang tinggi, kalsium dalam gizi ikan gabus juga sangat berperan untuk.
·         Meningkatkan kekuatan tulang
·         Meningkatkan pertumbuhan gigi dan tulang pada anak anak
·         Mencegah osteoporosis
·         Mencegah berbagai jenis kanker
Gabus memiliki tekstur daging yang sangat lembut dan sangat enak disantap dengan berbagai hidangan. Konsumsi gabus secara rutin akan memberikan dampak bagi kesehatan anda.