Kamis, 30 Agustus 2018

Cara Mengatasi Penyakit TBC Pada Ikan Gurami


1.     PENDAHULUAN

Ada dua kelompok besar yang dapat menyebabkan ikan terserang sakit. Pertama penyakit akibat gangguan jasad hidup atau biasa disebut dengan penyakit parasiter. Kedua, penyakit yang bukan disebabkan oleh jasad hidup, tetapi lebih disebabkan oleh faktor fisika dan kimia perairan yang disebut penyakit non-parasiter.
Penyakit parasiter banyak disebabkan oleh jasad renik, berupa bakteri, jamur, virus, protozoa, nematoda dan udang renik. Sementara itu, penyakit non-parasiter disebabkan oleh buruknya kualitas pakan atau tercemarnya air oleh zat kimia tertentu.
Salah satu penyakit parasiter yang sering menyerang ikan gurame adalah penyakit TBC.

2.     Penyebab Penyakit TBC Pada Ikan Gurami

Penyakit TBC sudah menjadi momok bagi para pembudidaya ikan gurami.  Penyakit ini dapat menimbulkan kematian hingga 30 – 70 %.  Bahkan jika lingkungan kurang mendukung, seperti air kotor dan suhu dingin, tingkat kematiannya dapat melebihi angka tadi.  Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya secara kuantitas, tetapi harga jualnya pun turun karena tampilan ikan jelek.  Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium sp., terutama Mycobacterium fortuitum.  Parasit Mycobacterium fortuitum akan menyerang ikan gurami, terutama ikan yang sedang stres.  Stres pada ikan gurami dapat disebabkan oleh kualitas air yang jelek.  Kualitas air kolam yang menurun dapat disebabkan adanya tumpukan limbah di dasar kolam.  Keadaan ini menyebabkan bahan organik terlarut meningkat dan pH air menurun.  Pada keasaman yang tinggi, oksigen terlarut menjadi sedikit dan bakteri yang berkembang menjadi lebih patogenik sehingga ikan gurami mudah stres.
Perbedaa suhu yang ekstrim antara malam dan siang (10 – 15ºC) juga dapat mengakibatkan ikan lemas dan stres.  Karena itu, serangan penyakit ini biasanya akan mengganas pada peralihan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya.  Jika suhu air di bawah 26ºC, bakteri dengan mudah menembus sistem pertahanan ikan.

3.     Ciri-Ciri Ikan Gurami Yang Terserang Penyakit TBC

Gejala ikan gurami yang terserang penyakit TBC di antaranya nafsu makan berkurang. Akibatnya, sistem peredaran darah akan terganggu.  Selain itu, adanya serangan bakteri atau patogen akan merangsang produksi lendir yang berlebih.  Lendir ini berfungsi sebagai benteng pertahanan.  Semakin gencar serangan bakteri, lendir yang dikeluarkan pun semakin banyak.  Akibat produksi lendir yang berlebihan, lama-kelamaan kulit ikan gurami mengering dan terkelupas.
Gejala lain ikan gurami terserang penyakit TBC adalah kulitnya menjadi lebih gelap dan timbul bercak merah hingga pendarahan di sekujur badan.  Bercak merah biasanya terlihat pertama kali di pangkal ekor atau di daerah sekitar anus.  Jika bakteri lama berada di dalam badan ikan gurami, maka akan muncul benjolan-benjolan kecil dan bagian perut ikan membengkak (dropsy).  Bahkan, mata ikan gurami akan menonjol seperti hendak jatuh.  Benjolan atau pembengkakan ini disebabkan adanya pertumbuhan granuloma atau tubercle.  Jika benjolan tersebut dibedah akan tampak granuloma berupa bintil-bintil kecil berwarna kemerahan,  Granuloma ini merupakan hasil metabolisme bakteri Mycobacterium fortuitum.  Granuloma juga dapat menyebar ke organ lain, seperti ginjal, hati, dan limpa.  Penyakit TBC bersifat zoonisis, yaitu selain menginfeksi ikan, juga dapat menyerang manusia.  Karyawan yang sering menangani ikan sakit dapat tertular penyakit ini jika tidak segera mencuci tangan.  Jika terinfeksi biasanya akan timbul bintik-bintik atau koreng pada kulit kita.  Dengan kemampuan virulensi yang tinggi, infeksi ini dapat menyebar dengan cepat.

4.     Cara Mengobati Ikan Gurami Yang Terserang Penyakit TBC

Penyakit TBC pada ikan gurami termasuk penyakit yang sulit diobati.  Jika seekor gurami terserang bakteri mematikan ini, seisi kolam dapat tertular.  Penularan dapat terjadi melalui air, kontak tubuh, atau peralatan yang digunakan.  Namun, jika sudah terjadi serangan dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik Rifampisin dosis 10 – 20 mg/kg atau Etambutol-HCL dosis 15 – 20 mg/kg bobot tubuh ikan.  Pengobatan ini memerlukan waktu sekitar enam bulan, bahkan lebih.
Penyakit TBC juga bisa diobati dengan tanaman obat daun kipahit.  Daun kipahit pada konsentrasi 10.000 mg/liter dapat membunuh pertumbuhan bakteri.  Ikan yang terserang penyakit TBC (Bakteri Mycobacteriosis sp.), bisa diobati dengan cara perendaman.  Ikan dipisahkan ke wadah tersendiri rendam kurang lebih 4 – 5 jam.

5.     Cara Pencegahan Agar Ikan Gurami Tidak Terserang Penyakit TBC

Melihat proses pengobatan yang memakan waktu lama dan obat yang digunakan juga banyak, otomatis biaya yang dikeluarkan juga bertambah.  Karena itu, satu-satunya jalan yang efektif agar ikan gurami tidak terserang panyakit TBC adalah dengan melakukan upaya pencegahan.  Pencegahan dapat dilakukan melalui perawatan kolam yang benar, menjaga kualitas air tetap baik, dan memberikan pakan yang benar.  Perawatan kolam dilakukan dengan cara membersihkan kolam setelah proses pemanenan.  Lumpur dan kotoran yang mengendap di dasar kolam diangkat.  Lapisan tanah di dasar kolam dibalik, lalu ditabur kapur pertanian sebanyak 100 – 150 gr/m2.  Jika tanah dasar kolam bereaksi asam, dosis kapur bisa ditambah mencapai 200 gr/m2.  Selain sebagai desinfektan, kapur juga berguna untuk meningkatkan pH air.  Setelah diberi kapur, kolam dijemur selama 1 minggu.
Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, benih ikan gurami sebaiknya diaklimatisasi agar terhindar dari stres.  Caranya dengan menambahkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong pengangkutan.  Setelah itu kontong pengangkutan yang sudah terbuka itu diapungkan di atas permukaan air kolam dan ikan dibiarkan keluar dengan sendirinya.
Supaya ikan gurami tidak mudah terserang penyakit, gurami sebaiknya diberi imunostimulan.  Misalnya, vitamin C dosis 150 – 500 mg/ kb bobot tubuh, yang diberikan selama 7 – 10 hari setelah benih ikan ditebar.  Selain vitamin C, benih gurami juga dapat diberi lipopolisakarida dosis 10 mg/liter.  Untuk menekan pertumbuhan bakteri, pakan ikan gurami dapat ditambah dengan probiotik yang banyak dijual dipasaran.
Sumber:

CARA MEMELIHARA ALAT TANGKAP IKAN AGAR TAHAN LAMA


I.        PENDAHULUAN
Dalam melakukan pemeliharaan alat tangkap merupakan hal yang harus dilakukan oleh nelayan karena pemeliharaan yang baik dapat memperpanjang umur alat tangkap sehingga dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas alat tangkap tersebut.
Secara umum sebenarnya sangat sulit untuk membedakan antara pemeliharaan dan pengawetan suatu alat karena yang satu dengan yang lain saling berkaitan sangat erat. Memelihara suatu alat sebenarnya sudah termasuk didalam pengawetan alat tersebut sedangkan mengawetkan adalah merupakan salah satu dari cara pemeliharaan. Akan tetapi dalam hal ini baiklah akan sedikit dibedakan antara pemeliharaan dan pengawetan suatu alat penangkapan ikan walau tidaklah berarti memisahkannya.
Pemeliharaan alat-alat penangkapan ikan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1.      Penyimpanan dalam tempat yang aman
Berbagai penyebab kerusakan alat seperti jaring dimakan tikus, atau hewan-hewan lain atau jaring terbakar dan sebagainya perlu dihindarkan. 


Penyimpanan alat tangkap ikan yang baik dan benar
Oleh karena itu pada waktu alat-alat penangkapan ikan tidak digunakan, perlu dibuatkan tempat penyimpanan yang aman dari gangguan-gangguan kerusakan seperti tersebut diatas. Dalam hal ini perlu adanya gudang yang baik dan bersih serta jauh dari bahaya-bahaya yang menyebabkan terjadinya kebakaran.
2.    Menghindarkan alat dari hal-hal yang memungkinkan akan menimbulkan kerusakan  seperti :
a.     Menghindarkan terhadap pengaruh sinar matahari yang sangat terik
    Pada umumnya alat-alat penangkapan ikan akan dijemur sesudah dipakai. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa alat –alat penangkapan ikan yang bahannya dari serat –serat sintetis hendaknya jangan dijemur dalam sinar matahari secara langsung, karena sinar matahari dapat menjadikan bahan alat-alat penangkapan ikan tersebut mudah lapuk. Oleh karena itu sebaiknya alat-alat tersebut setelah dipakai hendaknya dicuci dahulu dengan air tawar kemudian diangin-anginkan saja ( ditiriskan ditempat yang sejuk) sampai kering, kemudian diangkat dan dimasukkan kedalam gudang.


Salah satu penyimpanan alat tangkap ikan yang kurang baik
b.    Menghindarkan dari kotoran-kotoran
Kecuali penyimpanan alat didalam gudang (di darat) maka tempat penyimpanan alat-alat penangkapan ikan di kapal sendiri haruslah diusahakan agar terhindar dari kotoran-kotoran seperti bekas-bekas minyak, bekas-bekas kotoran lain (makanan dan sebagainya). Karena kotoran-kotoran tersebut akan dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan baik secara kimiawi maupun biologis.

3. Pemakaian alat tersebut dengan cara hati-hati
Semua benda bila cara pemakaiannya dengan hati-hati pasti akan lebih awet daripada bila dipakai dengan seenaknya saja, demikian juga alat-alat penangkapan ikan. Kehati-hatian dalam pemakaian alat-alat penangkapan terutama bila kita hendak memasang alat tersebut terlebih dahulu kita harus yakin benar bahwa daerah tersebut adalah merupakan fishing graound yang baik, bekas karang atau tonggak-tonggak lain yang akan menyebabkan tersangkutnya jaring dan sebagainya.




Di samping itu perlu diperhatikan juga bahwa setelah pengangkatan alat biasanya banyak kotoran atau sampah-sampah yang tersangkut (terutama pada Gill net dan trawl net) utnuk itu agar segera sampah-sampah yang terikut tadi dibersihkan dari jaring.

4. Memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada alat sedini mungkin
Pada umumnya alat –alat penangkapan ikan setelah dipakai untuk operasi pasti mengalami kerusakan- kerusakan. Kerusakan alat ini kebanyakan disebabkan oleh :
·         Pengesahan antara alat dengan benda-benda lain (kapal, dan sebagainya)
·         Tersangkut oleh benda-benda lain(karang, tonggak dan sebagainya)
·         Digigit atau kena sirip ikan atau gerakan ikan yang akan melepaskan diri
·         Sengaja dirobek oleh nelayan karena terjadi kesusutan
Kerusakan-kerusakan tersebut di atas biasanya disebut dengan kerusakan-kerusakan mekanis yang tidak boleh dibiarkan terlalu lama (berlarut-larut) tidak diperbaiki. 
Perbaikan jaring
Kerusakan-kerusakan ini, apabila tidak segera diperbaiki setelah selesai operasi akan membawa akibat yang besar bagi kerugian-kerugian selanjutnya baik kerugian yang disebabkan karena menyusutnya daya tangkap dari alat tersebut ataupun akan menjadi penyebab dari keruskan-kerusakan selanjutnya yang lebih besar.
  
Sumber :
Modul Penangkapan Ikan BPPP Tegal

Jumat, 03 Agustus 2018

CARA MEMBUAT NUGGET IKAN YANG LEZAT



Nugget adalah nama makanan olahan yang terbuat dari bahan dasar tepung, daging ikan dan juga bahan pelengkap lainnya. Untuk membuat nugget, tidak harus menggunakan daging ikan tetapi bisa juga dengan daging ayam. Akan tetapi, resep yang akan kami bagikan kali ini adalah nuuget ikan. Nugget ikan memiliki rasa yang enak dan gurih juga memiliki bau yang khas dari ikan.
Makanan ini dapat dijadikan sebagai lauk yang banyak disukai oleh anak-anak karena rasanya yang gurih. Makanan ini sudah banyak tersedia dimana-mana terutama di minimarket atau supermarket terbesar.
Untuk memilih jenis nugget yang lebih enak dan lebih sehat, lebih baik membuat nugget hasil olahan tangan sendiri karena dapat terjamin kebersihannya.
Disamping memiliki rasa yang lezat, nugget ikan juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan otak si anak. Oleh karena itu, kami menyarankan untuk anda gunakan ikan  sebagai bahan utamanya. Karena ikan  dikenal sebagai sumber terbaik asam lemak omega-3 (dalam bentuk DHA maupun EPA ). Dimana kedua komponen tersebut sangat penting untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan fungsi otak anak.  lainnya. 
cara membuatnya berikut ini :)

Bahan  Nugget Ikan:


  • 6 lembar roti tawar ( Boleh diganti dengan 100 gram tepung terigu )
  • 100 cc susu cair tawar ( atau air biasa, jika ingin lebih hemat)
  • 1 sendok makan tepung tapioka
  • 400 gram daging ikan kakap, bersihkan dari tulangnya dan haluskan
  • 1 sendok teh garam
  • 1/4 sendok teh merica bubuk
  • 3 siung bawang putih, dihaluskan
  • 1 butir telur ayam, dikocok lepas
  • minyak untuk menggoreng
Bahan lapisan nugget


  • 1 buah putih telur
  • 50 gram tepung terigu
  • 100 gram tepung panir kasar

Cara membuat resep nugget ikan enak:

  1. Ambil roti, buang semua bagian tepinya. Lalu masukkan dalam wadah, tuangkan susu, masukkan juga daging ikan yang telah dihaluskan. Kemudian rendam selama beberapa saat.
  2. Setelah itu beri bumbu seperti merica bubuk, bawang putih, tepung tapioka dan garam. Aduk rata, cicipi dulu rasanyanya, jika kurang asin tambahkan lagi sedikit garam.
  3. Siapkan loyang yang ukurannya 20x20 cm, lalu olesi dengan sedikit lapisan minyak goreng.
  4. Tuang adonan ke dalam loyang, kukus lebih kurang selama 25 menit hingga matang dan empuk. Angkat, dinginkan di suhu ruangan.
  5. Potong adonan ukurannya bisa disesuaikan selera anda.
  6. Kemudian gulingkan potongan tadi di atas tepung terigu, lalu celup ke putih telur, berikutnya balur dengan tepung panir kasar.
  1. Terakhir goreng dalam minyak panas sampai warnanya berubah kuning kecoklatan. Angkat dan tiriskan.
  2. Nugget ikan siap dinikmati.
Sumber :

CARA MEMBUAT ABON IKAN GABUS


I.          PENDAHULUAN


Kita semua tau, Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber bahan pangan yang beraneka ragam dan melimpah ruah. Selain di bidang pertanian, perkebunan dan peternakan, sumber pangan terbesar Indonesia juga berasal dari hasil perikanan. Perikanan indonesia terdiri dari perikanan air laut dan perikanan air tawar. Nah salah satu ikan air tawar yang akan kita bahas disini adalah ikan gabus.
Hasil perikanan merupakan salah satu sumber pangan Indonesia. Ikan gabus ini adalah hasil perikanan air tawar yang saat ini sedang menjadi sorotan di kalangan masyarakat karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Untuk meningkatkan penerimaan dan konsumsi ikan gabus di masyarakat, maka produk turunan ikan gabus bisa kita buat menjadi abon ikan gabus.
Tapi sayangnya, manfaat ikan gabus yang begitu besar tidak sebanding dengan tingkat konsumsi ikan itu. Sebagai bahan pangan, ikan gabus seringnya cuma dikonsumsi oleh beberapa kalangan masyarakat dengan metode pengolahan sederhana, ya seperti digoreng, dibakar, direbus atau mungkin dikeringkan. Rendahnya penerimaan masyarakat terhadapat ikan ini disebabkan oleh bau atau aroma ikan gabus yang cukup amis. Selain itu, produk turunan dari ikan gabus juga sangat sedikit sehingga pemanfaatan dari ikan gabus sebagai pangan kesehatan (pangan fungsional) terbilang masih rendah.
Maka dari itu, kita perlu membuat suatu inovasi supaya ikan gabus ini bisa menjadi salah satu bahan olahan makanan yang digemari masyarakat. Salah satu produk turunan yang bisa kita buat dari ikan gabus adalah abon. Abon berpotensi sangat baik untuk dijadikan produk dari ikan gabus karena produk abon telah dkenal oleh masyarakat. Selain itu dengan adanya penambahan banyak rempah, maka bau amis dari ikan gabus dapat diminimalisir. Gak cuma itu, produk abon juga dapat memperpanjang masa simpan dari ikan gabus sehingga lebih awet.
Ikan gabus adalah hasil perikanan air tawar Indonesia. Ikan ini memiliki protein albumin yang cukup tinggi sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Tapi kalau kita cermati, sebetulnya daya penerimaan dan konsumsi ikan gabus di masyarakat masih tergolong rendah, maka dari itu perlu kita buat produk turunan dari ikan gabus yaitu abon ikan gabus.
Abon ikan gabus ini mempunyai bentuk dan tekstur yang lembut, rasanya yang enak, baunya yang khas, dan mempunyai daya awet yang relatif lama. Tahapan proses pembuatan abon ikan gabus itu kurang lebih sama seperti pembuatan abon dari bahan yang lainnya kok, yaitu meliputi tahap persiapan bahan baku dan bahan tambahan kemudian dilanjutkan dengan pembersihan daging ikan, pengukusan, penumisan bumbu, penyuwiran daging, pencampuran bumbu, pengeringan kemudian penggorengan dan pengepresan.
II.        Pembersihan
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah pembersihan ikan gabus. Ini tujuannya untuk menghilangkan kotoran dan menghilangkan sebagian besar mikroba yang yang terdapat pada tubuh ikan gabusnya. Pembersihan yang kita lakukan ini sangat bergantung pada ukuran ikan. Pada ikan yang berukuran besar sisik, insang dan isi perut harus dibersihkan terlebih dahulu baru dilakukan pembelahan sepanjang garis punggung ke arah perut (tetapi tidak terbelah dua) agar dagingnya tidak terlalu tebal. Isi perut dikeluarkan dengan cara menarik insang secara perlahan hingga seluruh isi perut dapat kita tarik melalui rongga insang.
III.     Pengukusan
Proses pengukusan ikan gabus ini sebagai berikut:
Pertama, air bersih kita masukkan ke dalam kukusan dengan perbandingan air dan ikan sebesar 3:1
Di dalam kukusan diberi wadah penadah untuk menampung cairan ikan gabus saat ikan dikukus.
·           Kemudian kukusan kita panaskan sampai airnya mendidih.
·    Setelah air mendidih, ikan gabus disusun di dalam dandangan dengan diberi penambahan rempah-rempah seperti jahe, serai, dan daun salam.
·           Kemudian kita kukus pada suhu ±70° C sampai matang dalam waktu ±50 menit.
IV.      Pemisahan daging
Daging ikan dipisahkan dengan tulangnya (difillet) dan dipilih daging yang berwarna putih.
Daging ikan gabus kita suwir-suwir dengan menggunakan mesin pembuat abon agar hasil yang didapatkan bisa lebih optimal.
Daging ikan gabus ditimbang sebanyak 150 g per perlakuan.
V.        Pembuatan Bumbu
Untuk pembuatan bumbu ini sebetulnya tidak ada acuan bakunya, kita bisa menggunakan rempah-rempah secara umum. Prosedur pembuatan bumbu yaitu berupa garam 4 g, bawang putih 3 g, bawang merah 21 g, gula merah 30 g, ketumbar 3 g dihaluskan dan dicampur merata. Bumbu dibagi menjadi dua perlakuan yakni perlakuan pertama tanpa penambahan santan dan perlakuan kedua ditambahkan santan sebanyak 90 ml dan kita campur secara merata. Bumbu halus dibagi lagi menajadi dua perlakuan. Perlakuan pertama bumbu tidak ditumis dan perlakuan kedua bumbu ditumis dengan minyak goreng 7 ml sambil terus diaduk hingga bumbu berubah warna kecoklatan 2 menit. Pencampuran bumbu dengan suwiran ikan gabus dan air kukusan ikan yang telah ditadah ± 70 ml per perlakuan lalu diperam selama kurang lebih 60 menit.
VI.      Pembuatan Abon
Proses pemasakan abon ini tahap yang terpenting, dan dilakukan dengan dua tahap, yaitu:
a.) Penyangraian
·           Wajan diletakkan di atas kompor dengan menggunakan api kecil.
·           Campuran suiran daging ikan dan bumbu kemudian dimasukkan dalam wajan dengan ditambahkan daun jeruk.
·           Suwiran daging diaduk 30 menit hingga 60 menit
·           Abon yang telah disangrai kemudian diangin-anginkan

b.) Penggorengan
·           Minyak goreng kita panaskan di atas wajan menggunakan api kecil dengan perbandingan takaran minyak dengan bahan yaitu 2:1.
·           Suwiran ikan gabus kemudian dimasukkan ke dalam minyak yang telah panas hingga semua bahan terendam.
·           Bahan digoreng 18 menit hingga 30 menit dengan ditambahkan daun jeruk.
·           Bahan digoreng sambil terus diaduk hingga bahan berwarna coklat tua.
·           Bahan kemudian ditiriskan dengan spinner.


Referensi: