Penangkapan ikan patin pada masa panen
merupakan hal yang menyenangkan karena kita akan segera memetik hasil budidaya
patin, namun perlu kita ketahui bagaimana cara penangkapan yang baik karena
jika cara penangkapan salah maka ada kemungkinan kita akan merugi. Penangkapan
dengan menggunakan jala apung sangat tidak disarankan karena akan mengakibatkan
ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir
kemudian bergerak kebagian hulu.
Setelah pemanenan, langkah selanjutnya adalah penanganan hasil. Penanganan
hasil harus disesuaikan dengan jarak dan waktu tempuh dalam mengangkut
ikan-ikan ke konsumen. Hal ini penting untuk menjaga ikan tetap hidup atau
tetap segar hingga diterima konsumen.
1. Penanganan Patin Hidup
Harga ikan patin hidup lebih mahal dibandingkan dengan patin yang sudah
mati, walaupun masih segar. Biasanya dapat mencapai dua kali lipat harga ikan
mati yang msih segar. Oleh karena itu, pemanenan dan penanganan hasil harus
hati-hati sehingga patin tetap hidup hingga sampai ke tangan konsumen.
Patin yang baru dipanen dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air segar.
Selanjutnya, ikan patin yang hendak diangkut harus menggunakan wadah yang
memenuhi syarat agar ikan tetap hidup. Ikan hidup diangkut dengan menggunakan
wadah berupa kantong plastik, seperti wadah terbuka dengan bak, tong, tangki
atau wadah lainnya.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengangkutan ikan hidup adalah stres. Ikan
yang stres mudah mengalami kematian. Untuk mengurangi stres, diusahakan agar
selama pengangkutan ikan menggunakan gerakan seminimal mungkin. Caranya, dengan
menurunkan suhu air angkut atau memberikan obat bius pada ikan. Penggunaan obat
bius bisa diterapkan wadah terbuka atau tertutup. Obat bius yang digunakan,
misalnya phenoxyethanol dengan dosis 0,15 mg/liter air
media atau minyak cengkih dosis 10-20 ppm. Ikan dengan bobot 200-300 g dapat
diangkut dengan kepadatan 30 ekor/10 liter air selama 6 perjalanan.
Beberapa obat bius dan dosis pemakaiannya:
Jenis obat
|
Dosis
|
Novacaine
|
50 mg/kg ikan
|
Amobarbital sodium
|
85 mg/kg ikan
|
Barbital sodium
|
50 mg/kg ikan
|
Sodium amytal
|
52-172 mg/l air
|
Tertiary amyl alkohol
|
2 mg/4,5 l air
|
Methyl paraphynol
|
1-2 ml/4,5 l air
|
Chloral hydrate
|
3-3,5 g/4,5 l air
|
Hydroxy quinaldine
|
1 mg/l air
|
Tricaine methan sulphonate (MS 222)
|
2,5 ml/l air
|
Urethan
|
100 mg/l
|
Thiouracil
|
10 mg/l
|
Quinaldine
|
5-10 mg/l
|
Phenoxy ethanol
|
0,15 mg/liter
|
Penurunan suhu air media sampai 18 C sudah dapat meredam aktivitas gerak
ikan. Penurunan suhu media harus dilakukan secara berangsur-angsur agar ikan
dapat menyesuaikan diri secara biologis. Bahan penurun suhu air yang umum
digunakan, yaitu es dan nitrogen cair. Penggunaan obat bius dalam pengangkutan
ikan hidup harus hati-hati agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi ikan,
lingkungan dan manusia. Perhatian khusus ditekankan pada jenis, dosis dan cara
penyimpanan ikan bius yang dipakai, ukuran ikan, serta limbah dan efek
residunya pada ikan.
2. Penanganan patin mati
Ikan patin yang telah mati harus dijaga agar tetap segar hingga sampai
ditangan konsumen. Patin yang telah mati sangat cepat mengalami penurunan mutu.
Kerusakan daging ikan setelah mati biasanya disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain:
a. Adanya enzim dalam tubuh ikan yang menyebabkan daging ikan menjadi
busuk. Kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan enzim ini disebut “otolisis”.
b. Adanya bakteri pembusuk dari luar tubuh ikan yang masuk ke dalam
jaringan tubuh ikan mati dan menghancurkannya.
c. Adanyya proses kimia di dalam jaringan tubuh yang mulai busuk karena
proses otolisis.
Ketiga penyebab proses pembusukan tersebut dapat berjalan bersama-sama,
tumpang-tindih atau saling memperkuat. Proses pembusukan akan semakin cepat
bila suhu semakin tinggi. Proses pembusukan ikan dapat didinginkan sampai 0 C
atau lebih rendah lagi.
Organ
|
Ikan
segar
|
Ikan
busuk
|
Mata
|
Terang, cerah, karena transparan
|
Pudar, keriput, buram, agak masuk/
cekung
|
Insang
|
Merah cerah, berlendir jernih, tak berbau atau bau khas ikan
|
Cokelat/kelabu, lendir, keruh, bau menyengat
|
Tubuh
|
Bersisik mengkilap, bila ditekan dengan jari terasa kenyal. Sirip dan
bagian tubuh berwarna asli.
|
Sisik kusam, banyak yang lepas, bila ditekan meninggalkan bekas (cekung)
|
Perut
|
Utuh dan keras/kenyal
|
Lembek, bila ditekan keluar cairan
berbau busuk dari dubur
|
Untuk mempertahankan kesegaran ikan, dapat diterapkan prinsip rantai
dingin. Artinya, ikan yang telah mati setelah dipanen harus selalu dicampur es.
Jumlah es yang digunakan tergantung pada waktu yang diinginkan. Efektivitas es
untuk mempertahankan kesegaran ikan ditentukan oleh ketahanan es tetap membeku.
Ada beberapa perlakuan untuk mempertahankan kesegaran ikan, antara lain:
a.
Pemanenan ikan harus dilakukan hati-hati agar ikan tidak luka. Ikan yang
terluka akan mudah terserang bekteri sehingga terjadi otolisis.
b.
Ikan dimasukkan dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7C. Pada suhu
tersebut, ikan yang masih hidup akan cepat pingsan dan mati tanpa meronta.
Jumlah es yang digunakan sebanyak 1/6 volume air.
c.
Sebelum dikemas, ikanharus dicuci hingga bersih.
d.
Wadah pengangkut harus bersih dan
tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat yang hanya memerlukan waktu 2-4 jam,
dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang atau plastik. Untuk
pengangkutan jarak jauh, digunakan kotak dari seng atau fibreglass. Kapasitas kotak maksimum 50 cm. Ukuran
ini adalah ukuran standar yang dapat menhindari resiko kerusakan ikan.
e.
Es yang digunakan harus es potongan kecil-kecil (es curah). Perbandingan
jumlah es dan ikan sebaiknya 1:1. Es diletakkan secara berlapis-lapis. Dasar
kotak dilapisi es setebal 4-5 cm, ikan disusun di atas lapisan es tersebut,
lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak
diberi es, demikian juga antara ikan dengan penutup kotak. Untuk pengangkutan
dengan angkutan darat, biasanya digunakan kotak yang tidak berinsulasi karena
hal tersebut dapat mengakibatkan es cepat mencair ketika udara panas. Oleh
karena itu, bila perjalanannya lebih dari 6 jam, perlu ditambahkan es selama
diperjalanan. Ikan yang disimpan di dalam kotak berinsulasi dan diberi es
sesuai dengan prosedur tersebtu akan tahan sampai 7 hari.
Sumber :