Jumat, 23 Februari 2018

MACAM PENYAKIT YANG SERING MENYERANG IKAN GURAME DAN CARA PENGENDALIANNYA


Ada berbagai jenis penyakit ikan gurame menjadi tantangan tersendiri bagi para petani budidaya ikan gurame. Hal ini karena bisa mengancam keberhasilan budidaya yang bisa berdampak pada nihilnya hasil yang diperoleh. Berikut kami ulas beberapa jenis penyakit ikan gurame dan cara pengendaliannya.
Ada dua kelompok besar yang dapat menyebabkan ikan terserang sakit. Pertama penyakit akibat gangguan jasad hidup atau biasa disebut dengan penyakit parasiter. Kedua, penyakit yang bukan disebabkan oleh jasad hidup, tetapi lebih disebabkan oleh faktor fisika dan kimia perairan yang disebut penyakit non-parasiter.
Penyakit parasiter banyak disebabkan oleh jasad renik, berupa bakteri, jamur, virus, protozoa, nematoda dan udang renik. Sementara itu, penyakit non-parasiter disebabkan oleh buruknya kualitas pakan atau tercemarnya air oleh zat kimia tertentu.

Penyakit Parasiter

1. Bintik putih

Penyakit ini disebabkan oleh protozoa yang memiliki bulu getar, yaitu Ichthyophthirius multifillis. Parasit ini biasanya berada di bawah lapisan epidermis kulit. Gejala yang ditimbulkan adalah warna tubuh gurami menjadi pucat akibat dari adanya bintik putih di seluruh badan ikan. Gurami terlihat sering menggosok-gosokkan badannnya ke bagian dasar atau dinding kolam atau terlihat megap-megap dan sering berkumpul di tempat pemasukan air karena kekurangan oksigen.
Penyakit ini dapat menular melalui penggunaan peralatan yang tidak bersih. Penularan juga dapat terjadi akibat suhu air yang rendah (kurang dai 22 C), kurang makan, atau tertular penyakit dari ikan liar.

Cara Pengendaliannya

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan merendam gurame dalam larutan formalin 25 ml/m3 air. Selain itu, pengendalian juga dapat dilakukan dengan cara menaikkan temperatur air kolam hingga mencapai 28 C.

2. Myxosporeasis

Penyakit myxosporeasis disebabkan oleh parasit Henneguya sp. dan Thellohanelus sp. yang menyerang insang. Gurami yang diserang penyakit ini biasanya sudah berumur satu bulan ke atas. Gejalanya muncul pembengkakan di bagian insang dan badan gurami.
Penyakit ini muncul akibat kualitas air yang buruk, kandungan oksigen terlarut rendah, dan kepadatan gurami yang terlalu tinggi. Penyakit ini dapat menular melalui air. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengendapkan air sebelum diisikan kolam. Sementara itu, penanggulangannya dilakukan dengan mengeringkan kolam karena belum ada obat yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ini.

3. Cacing insang dan cacing kulit

Penyakit cacing insang dan cacing kulit disebabkan oleh parsit Dactylogyriasis yang menyerang benih gurami, terutama di bagian badan dan insang. Gejalanya gurami tampak lemah, nafsu makan berkurang, dan sering berkumpul di permukaan air karena kekurangan oksigen.
Timbulnya penyakit ini didukung oleh kualitas air yang buruk, kekurangan pakan, padat tebar terlalu tinggi, dan suhu udara rendah. Penyakit ini dapat menular melalui media air. Mengatasinya dapat dilakukan dengan cara merendam benih gurami di dalam larutan garam dapur 300 g/m3 air selama 24 jam. Selain itu, benih juga dapat direndam di dalam larutan formalin 40 ml/m3 air selam 24 jam.

4. Kutu ikan

Penyakit kutu ikan disebabkan oleh Argulus sp. yang menyerang dengan cara menggigit seluruh bagian badan gurame. Di sekitar bekas gigitan akan terjadi perdarahan, yang jika dibiarkan akan semakin menghebat. Munculnya penyakit ini dipengaruhi oleh kualitas air yang buruk. Penularan terjadi melalui air dan kontak langsung antara gurami yang sehat dan gurame yang sakit. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam dapur 1,25% selama 15 menit.

5. Bercak merah

Penyakit bercak merah disebabkan oleh bakteri Aeromonas punctata dan Aeromonas hydrophylla. Badan gurami yang terserang penyakit ini akan berwarna gelap dan kulitnya menjadi kasar (akibat kekurangan lendir). Selain itu, gurami sering muncul ke permukaan air akibat kekurangan oksigen.
Mengatasi penyakit ini dapat dilakukan dengan cara merendam gurami di dalam larutan Oxytetracyclin 205 ppm. Perendaman dilakukan tiga kali berturut-turut, masing-masing selama 24 jam. Mengobati bekas luka dapat dilakukan dengan mengoleskan obat merah yang diencerkan. Satu mililiter obat merah dilarutkan ke dalam 10 ml air, lalu dioleskan ke bagian badan gurami yang luka.
Namun, sekarang telah ditemukan vaksin khusus yang dikenal dengan nama vaksin Hydovet untuk mencegah serangan bakteri Aeromonas hydrophylla. Caranya dengan menyuntikkan vaksin Hydrovet 0,8 ml/kg bobot tubuh ke induk betina. Vaksinasi maternal pada induk ikan gurami ini ternyata dapat meningkatkan ketahanan benih terhadap serangan bakteri A. hydrophilla. Hal ini diketahui dari terbentuknya antibodi pada induk dan benih gurami melalui titer antibodi. Vaksinasi maternal dapat menekan angka kematian ikan gurami hingga 10%. Teknik vaksinasi ini dapat dilakukan dengan mudah. Vaksin yang digunakan juga telah tersedia di pasaran degan harga relatif murah jika dibandingkan dengan kenaikan produksi.

6. Columnaris

Penyakit columnaris disebabkan oleh parasit Flexybacter columnaris yang menyerang bagian sirip dan insang. Penyakit ini menyerang gurami dengan berbagai umur. Gejala klinis yang muncul adalah ikan menjadi lemas, nafsu makan berkurang, sirip rontok, dan insang terkelupas.
Penyakit ini dapat menulai melalui media air atau kontak langsung antara ikan sehat dengan ikan yang sakit. Pencegahan dapat dilakukan dengan melaksanakan sanitasi yang baik, mendesinfeksi peralatan, dan mengurangi kandungan bahan organik terlarut di dalam kolam. Gurami yang telah terserang penyakit ini, dapat diobati dengan cara direndam di dalam larutan Baytril 8-10 ppm selama 24 jam.

7. Trichodina

Penyakit trichodina disebabkan oleh parasit Trichodina sp. yang menyerang bagian kulit dan sirip ikan. Serangan penyakit ini menyerang bagian kulit dan sirip ikan. Serangan penyakit ini menyebabkan luka di sekujur bagian yang diserang. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara merendam ikan di dalam larutan garam dapur 500-1.000 mg/l air selama 24 jam atau di dalam larutan formalin 25 mg/l air selama 24 jam.

8. TBC

Penyakit TBC sudah menjadi momok bagi para peternak gurami. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian hingga 30-70%. Bahkan, jika lingkungan kurang mendukung, seperti air kotor dan suhu dingin, tingkat kematiannya dapat melebihi angka tadi. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya secara kuantitas, tetapi harga jualnya pun turun karena tampilan ikan jelek. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium sp., terutama Mycobacterium fortuitum.
Parasit Mycobacterium fortuitum akan menyerang gurami, terutama yang sedang stres. Stres pada gurami dapat disebabkan oleh kualitas air yang jelek. Kualitas air kolam yang menurun dapat disebabkan adanya tumpukan limbah rumah tangga di dasar kolam. Keadaan ini menyebabkan bahan organik terlarut meningkat dan pH air menurun. Pada keasaman yang tinggi, oksigen terlarut menjadi sedikit dan bakteri yang berkembang menjadi lebih patonegik sehingga ikan gurami mudah stres.
Perbedaan suhu yang ekstrim antara malam dan siang (10-15 C) juga dapat mengakibatkan ikan lemah dan stres. Karena itu, serangan penyakit ini biasanya akan mengganas pada peralihan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Jika suhu air di bawah 26 C, bakteri dengan mudah menembus sistem pertahanan ikan.
Gejala gurami terserang penyakit TBC di antaranya nafsu makan berkurang. Akibatnya, sistem peredaran darah akan terganggu. Selain itu, adanya serangan bakteri atau patogen akan merangsang produksi lendir yang berlebih. Lendir ini berfungsi sebagai benteng pertahanan. Semakin gencar serangan bakteri, lendir yang dikeluarkan pun semakin banyak. Akibat produksi lendir yang berlebihan, lama-kelamaan kulit gurami mengering dan terkelupas.
Gejala lain gurami terserang TBC adlaah kulitnya menjadi lebih gelap dan timbul bercak merah hingga perdarahan di sekujur badan. Bercak merah biasanya ditemukan pertama kali di pangkal ekor atau di daerah sekitar anus. Jika bakteri lama berada di dalam badan gurami, akan muncul benjolan-benjolan kecil dan bagian perut ikan membengkak (dropsy). Bahkan, mata gurami akan menonjol seperti hendak jatuh. Benjolan atau pembengkakan ini disebabkan adanya pertumbuhan granuloma atau tubercle. Jika benjolan tersebut dibedah akan tampak granuloma berupa bintil-bintil kecil berwarna kemerahan. Granuloma ini merupakan hasil metabolisme bakteri Mecobateriosis fortuitum. Granuloma juga dapat menyebar ke organ lain, seperti ginjal, hati, dan limfa.
Penyakit TBC bersifat zoonosis, yaitu selain menginfeksi ikan, juga dapat menyerang manusia. Karyawan yang sering menangani ikan sakit dapat tertular penyakit ini jika tidak segera mencuci tangan. Jika terinfeksi biasanya akan timbul bintik-bintik atau koreng pada kulit kita. Dengan kemampuan virulensi yang tinggi, infeksi ini dapat menyebar dengan cepat.
TBC pada gurami termasuk penyakit yang sulit diobati. Jika seekor gurami terserang bakteri mematikan ini, seisi kolam dapat tertular. Penularan dapat terjadi melalui air, kontak tubuh, atau peralatan yang digunakan. Namun, jika sudah terjadi serangan dapat diatasi dengan menggunakan antibiotik Rifampisin dosis 10-20 mg/kg bobot tubuh atau Etambutol-HCl dosis 15-20 mg/kg bobot tubuh. Pengobatan ini memerlukan waktu sekitar enam bulan, bahkan lebih.
Melihat proses pengobatan yang memakan waktu lama dan obat yang digunakan juga banyak, otomatis biaya yang dikeluarkan juga bertambah. Karena itu, satu-satunya jalan yang efektif agar gurami tidak terserang penyakit TBC adalah pencegahan secara intensif. Pencegahan dapat dilakukan melalui perawatan kolam yang benar, menjaga kualitas air tetap baik, dan memberikan pakan yang benar.
Perawatan kolam yang dilakukan dengan cara membersihkan kolam setelah proses pemanenan. Lumpur dan kotoran yang mengendap di dasar kolam dibuang. Lapisan tanah di dasar kolam dibalik, lalu ditabur kapur pertanian sebanyak 100-150 g/m2. Jika tanah dasar kolam beraksi asam, dosis kapur yang ditambahkan dapat mencapai 200 g/m2. Selain sebagai desinfektan, kapur juga berguna untuk menurunkan keasaman air. Setelah diberi kapur, kolam dikeringkan selama satu minggu.
Sebelum dimasukkan ke dalam kolam, benih gurami sebaiknya diaklimatisasi agar terhindar dari stres. Caranya dengan menambahkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong pengangkutan. Setelah itu, kantong pengangkutan yang sudah terbuka itu diapungkan di atas permukaan air kolam dan ikan dibiarkan keluar dengan sendirinya.
Agar tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan daya tahan tubuh), gurami sebaiknya diberi imunostimulan. Misalnya, vitamin C dosis 150-500 mg/kg bobot tubuh yang diberikan selama 7-10 hari ketika benih gurami seukuran korek api. Selain vitamin C, benih gurami juga dapat diberi lipopolisakarida dosis 10 mg/liter. Untuk menekan pertumbuhan bakteri, pakan ikan gurami dapat ditambah dengan probiotik, seperti Super NB atau Aquasin dosis 1ppm seminggu sekali.

Penyakit Non-parasiter

Penyakit non-parasiter disebut juga dengan penyakit non-infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh kualitas media yang jelek atau penanganan budi daya yang salah. Penyakit non-parasiter dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu penyakit nutrisi, penyakit kejenuhan gas, dan penyakit kekurangan oksigen.

1. Kekurangan nutrisi

Penyakit ini disebabkan kekurangan asam amino dan vitamin pada pakan. Selain itu, juga dapat disebabkan keracunan alfatokin. Penyakit ini menyerang bagian insang dan badan bagian luar. Gejalanya adalah tutup insang keriput, tubuh ikan bengkok, dan pertumbuhannya lambat.
Munculnya penyakit ini dipicu oleh kualitas pakan yang jelek atau pakan yang sudah tercemar jamur. Karena itu, penyakit ini dapat diobati dengan mengganti pakan yang lebih berkualitas dan memberikannya dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.

2. Kejenuhan gas

Penyakit ini disebabkan oleh kandungan nitrogen, oksigen, dan karbondioksida di dalam air kolam terlalu jenuh. Bagian yang terserang adalah kulit, mata, dan insang. Penyakit ini lebih banyak menyerang benih gurami. Gejala klinis yang timbul pada ikan yang terkena penyakit ini adalah timbulnya gelembung udara di bagian kulit, mata, dan insang. Penyakit ini tidak menular, tetapi jika tidak segera diobati akan menyebabkan gangguan kronis. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara mengganti air atau meningkatkan kualitas air kolam.

3. Kekurangan oksigen

Penyakit ini disebabkan oleh oksigen terlarut di dalam air rendah. bagian yang terserang adalah organ tubuh bagian dalam (paru). Penyakit ini menyerang gurami dari semua golongan umur. Gejala klinis yang muncul adalah gurami sering membuka tutup insang dan berkumpul di permukaan air. Munculnya penyakit ini dipicu oleh pertumbuhan plankton yang berlebihan dan kadar bahan organik terlarut sangat tinggi. Oleh karena itu, cara mengatasinya dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas air, mengurangi bahan organik, dan mengurangi kepadatan ikan.
SUMBER : http://1001budidaya.com/penyakit-ikan-gurame/

JENIS-JENIS TANAMAN YANG BERGUNA BAGI DUNIA PERIKANAN


Ikan yang kebal terhadap serangan penyakit memiliki sistem pertahanan tubuh yang kuat yang berkaitan dengan sistem imun yang berasal dari tubuh ikan. Sistem imun itu tergantung dari efektifitas sel darah putih yang dapat melindungi tubuh ikan dari infeksi sekunder yang disebabkan oleh serangan penyakit.
Saat ini pencengahan dan pengobatan terhadap ikan yang sakit sangat di anjurkan untuk memakai bahan herbal atau alami karena dengan memanfaatkan bahan herbal untuk pencengahan dan pengobatan terhadap ikan yang sakit dapat memperkecil biaya yang dikeluarkan bahkan kita dapat melakukan budidaya ikan yang ramah lingkungan.
Penggunaan bahan herbal dikatakan ramah lingkungan dikarenakan bahan herbal yang dipakai akan mudah terurai dialam dibandingkan bahan kimia buatan sehingga dengan pemakaian bahan herbal atau alami tidak mencemari lingkungan serta ikan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
Fitofarmaka atau obat herbal adalah obat alamiah yang bahan bakunya disarikan dari tanaman untuk digunakan dalam pengobatan (Anonimous, 2004). Terdapat lebih kurang 250.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi dan sekitar 54% diantaranya terdapat di hutan-hutan tropika. Namun hanya sekitar 0,3% dari jumlah tumbuhan tersebut yang telah diselidiki manfaatnya oleh peneliti. Sebagai negara yang beriklim tropis, hutan tropika Indonesia sangat potensial dikembangkan sebagai sumber obat herbal (Inayah dan Ernayenti, 2007).
Fitofarmaka memiliki kelebihan karena murah, mudah didapat, aman dan efektif sehingga telah lama dimanfaatkan sebagai obat manusia, tetapi belum banyak digunakan dalam pengelolaan kesehatan ikan.
Beberapa jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan dalam menjaga kesehatan ikan yang dipelihara antara lain :
1.   Bawang Putih (Allium sativum)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman untuk penyakit Koi Herpes Virus (KHV), bakteri dan parasit
Target patogen                   : Bakteri : penyakit bercak merah Aeromonas hydrophila pada ikan patin.

                                                  Virus : penyakit KHV pada ikan mas

                                                  Parasit : penyakit gatal, bintik putih pada benih ikan air tawar akibat infeksi parasit Ich dan cacing Trichodina sp.

Kandungan aktif                 : Minyak atsiri, allicin 50g/100 ml melalui pakan untuk Aeromonas hydrophila
Dosis Efiktif                          : 25 mg bawang butih dihaluskan dan dicampur air 1 liter untuk perendaman ikan sakit.
                                                 Untuk penyakit KHV, sebanyak 30 g dalam 100 ml air untuk perendaman ikan sakit
2.    Ciplukan (Physalis angulata L)

Aplikasi                                 : Melalui perendaman
Target patogen                   : Bakteri penyebab radang, bengkak dan kemerahan atau borok
Kandungan aktif                 : Asam klorogenat, elaidic acid, physalin
Dosis Efiktif                          : Daun dan buahnya direbus (15-30 g) dalam 100 ml air atau kering (5-10 g) dalam 100 ml air, lalu digunakan untuk perendaman
3.    Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

Aplikasi                                 : Untuk menjaga kualitas air karena dapat menyerap polutan, jika populasi tanaman sudah padat, segera dikurangi
                                                  Untuk tempat menempel telur ikan, setelah menetas larva ikan berlindung di akar-akar eceng gondok
Target patogen                   : Berfungsi untuk memperbaiki kualitas air.
Kandungan aktif                 : Si02, kalsium, magnesium, kalium, natrium, klorida, copper, mangan, zat  besi, saponin, carotene, polifenol,delphinidin 3-diglucoside
Dosis Efiktif                          : Masukkan tanaman ini pada 20 sampai 25%  bagian dari kolam
4.    Gamal, Liridiyah (Glyriceridia sephium)


Aplikasi                                 : Daun segar yang digunakan diremas dicampur air, disaring dan hasil saringannya yang dimasukkan ke kolam         
Target patogen                   : Hama dan predator : ikan liar, ular, burung, kepiting, katak
Kandungan aktif                 : Saponin, flavonid, polifenol
Dosis Efiktif                          : 6 kg daun dicacah, dicampur dengan air, hasil saringannya dimasukkan ke kolam dengan luas 100m2, 2 hari kemudian bangkai predator mengapung, air dibuang dan air
5.    Jambu Biji (Psidium guajava)


Aplikasi                                 : Melalui pakan dan perendaman 
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophilapenyebab penyakit bercak merah
Kandungan aktif                 : Daun jambu biji kaya akan tanin, tripenoid, guaijavolic, oleanolic, asam ursolic, asam psidiolic dan flavonoid. Selain itu juga mengandung polifenol yang bersifat minyak esensial yang bekerja dengan menghambat kerja enzim tertentu dan aktivitas antioksidan.
Dosis Efiktif                          : 4-5 g daun dicacah halus dicampur air 1 liter, dan selanjutnya dicampur dengan pakan
                                                  1-2 g daun dicacah halus dicampur air sebanyak 5 liter, digunakan untuk perendaman ikan yang sakit selama 48 jam
6.    Kelor (Moringa oleifera Lamk.)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman         
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan  Streptococcus agalactiae penyakit dengan gejala berenang tak beraturan, mata menonjol, badan kehitaman
Kandungan aktif                 : Minyak behen, minyak terbang, myrosine, emulsine, alkaloida pahit tidak beracun, vitamin A, B1.
Dosis Efiktif                          : 5 g daun dicacah halus dicampur air 100 ml, hasil saringannya dicampur air  digunakan untuk perendaman
7.    Ketapang (Temmalia cattapa)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman, daun ketapang dijemur selama 6 jam lalu masukkan ke kolam selama 2-3 hari untuk menurunkan pH air sebelum ikan dimasukkan ke kolam. PH air yang terlalu tinggi (8-9) akibat penumpukan bahan organik.       
Target patogen                   : Bakteri :Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan untuk menurunkan PH.
Kandungan aktif                 : Tanin bersifat astringen
Dosis Efiktif                          : Sebanyak 60 g daun dicacah halus dicampur dalam 1 liter air digunakan untuk perendaman
8.    Kunyit, Kunir Turmeric (Curcuma longa)


Aplikasi                                 : Melalui pakan yang diberikan selama beberapa hari pada ikan yang sakit          
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophilapenyebab penyakit bercak merah (borok)
Kandungan aktif                 : Curcomin,curcuminoid, desmethoxycurcumin, bidesmethoxycurcumin, pati, tanin, damar, sesgnitepen alkohol, borneol, phellandrene, turmerone, zingiberene, artormeroner
Dosis Efiktif                          : 1.0  g kunyit dihaluskan atau dibuat bubuk dan dicampurkan dalam 1 kg pakan
9.    Lidah Buaya (Aloe vera)

Aplikasi                                 : Perendaman menggunakan daun yang telah diambil daging daunnya yang berwana putih        
Target patogen                   : Bakteri penyebab borok/luka, keradangan, bengkak dan kemerahan
Kandungan aktif                 : Alkaloid
Dosis Efiktif                          : Daging daun yang berwarna putih  dicacah halus dicampur air, airnya digunakan untuk perendaman. Dosis belum diketahui
10. Mengkudu (Orinda citrifolia L.)

Aplikasi                                 : Daun dan buah sangat baik untuk pakan harian ikan nila dan tawes        
Target patogen                   : Imunostimulan (meningkatkan kekebalan tubuh ikan), pengobatan penyakit cacing
Kandungan aktif                 : Alkaloid, saponin, flavonoid, antrakinon, polifenol, morindin, morindon, aligarin –d-metiltet, sorandijiol, alkaloid  (triterpenoid, proxeronin),  polisakarida (damnacanthal), sterol, coumarine, scopeletin, ursolicacid, linoleic acid, caproic acid, caprilic acid,  alizarin, acubin, iridoid glikoside, Lasperuloside, vit C, A dan karoten
Dosis Efiktif                          : 10 lembar daun dicacah atau diremas-remas dalam 5 liter air dan airnya digunakan untuk perendaman
                                                  3 mg ekstrak daun dilarutkan dalam 1 liter air digunakan untuk perendaman ikan yang terkena penyakit cacingan
11.  Meniran (Phyllathus niruri L., Phyllanthus urinaria Linn.)

Aplikasi                                 : Melalui perendaman selama 5 jam        
Target patogen                   : Bakteri :Aeromonas hydrophila penyakit bercak merah dan borok, Edwarsiella tarda penyakit bisul dan luka pada kulit
Kandungan aktif                 : filantin, hipofilantin, hipotetralin, nirantin, nir tetrakin
Dosis Efiktif                          : 5 g daun yang sudah dibuat bubuk dicampur air 1 liter untuk perendaman selama 5 jam
                                                  Jika dicampur pakan dibutuhkan 20 g daun dicacah halus dan dicampur dalam 1 kg pakan
12.  Nanas (Ananas comusus Merr)

Aplikasi                                 : Tanam nanas di tanggul kolam  
Target patogen                   : Hama dan predator kepiting yang sering merusak tanggul kolam
Kandungan aktif                 : Saponin, flavonoid, polifenol, vitA, vitC, kalsium, fosfor, sukrosa, enzim bromelin, kalsium, natrium, delestrosa, magnesium, besi.
Dosis Efiktif                          : Nanas dicacah lembut dan di campur tanah kolam dan diletakkan pada radius 0,5 m di sekitar lubang kepiting
13.  Urang-aring (Eclipta alba)

Aplikasi                                 : Perendaman           
Target patogen                   : Parasit Helminthosis (cacingan, Dactyrogiriasis, Gyrodactyliasis), bakteri : Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah, Edwardsiella tarda penyebab bisul dan luka-luka pada kulit.
Kandungan aktif                 : Isoflavonoid, phytosterol, briterpenoid saponins (nicoline, ecliptine, α-terthienyl, α-terthienyl methanol, α-formyl, α-therthienyl thiophene, wedeloluctone, tanin
Dosis Efiktif                          : Daun dan batang dicacah dan dicampur air, airnya untuk perendaman ikan yang sakit. Dosis belum diketahui.
14.  Pegagan (Centela asiatica)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman         
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophilapenyebab penyakit bercak merah dan borok
Kandungan aktif                 : asiaticoside, thankunside, madecassoside, brqahmocide, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inosetol, centellose, carotenoids,garam K, Na, Ca, Fe, vellarine, tanin, mucilago, resin, pektin, gula, vitamin B.
Dosis Efiktif                          : Konsentrasi larutan pegagan dengan dosis sampai 10 mg dalam 10 ml air dengan cara perendaman dapat meningkatkan respon ketahanan tubuh ikan terutama sel darah putih
                                                 Dosis untuk penyakit bercak merah adalah 250 mg dari ekstrak daun pegagan dalam 1 liter
15.  Pepaya (Carica papaya L.) fam. Caricaceae

Aplikasi                                 : Melalui pakan dan dapat disebarkan ke kolam           
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophila,penyebab bercak merah danparasit Ichtyopthirius multifilis penyebab penyakit bintik putih atau white spot.
Kandungan aktif                 : Biji (glucoside cacirin, carpaine). Getah (papain chymopapain, lisosim, lipase, glutamin dan siklotransferase). Daun (enzim papain,alkaloid carpaine, pseudokarpaina, glikosid, karposid, saponin, sakarosa, dekstrosa dan levulosa). Buah (papain, chymopapain menyerupai enzim pepsin, knyptoxanthine, betakarotene, pectin, d-galaktosa, L-arabinosa, papayotimin papain, tikokinase, vit A dan C)
Dosis Efiktif                          : Batang dan daun pepaya dapat dimanfaatkan sebagai pakan dengan dosis 15 kg untuk 100 kg bobot ikan. Daun segar disebar merata di kolam.
                                                  Untuk mencegah stres selama transportasi dengan cara dimasukkan dua lembar daun pepaya diameter 30 cm, diremas-remas masukkan ke tong/jerigen. Jika menggunakan kantong plastik diambil air daun perasan saja tanpa ampas daunnya
                                                  2 g daun pepaya yang dicacah halus dalam 100 ml air digunakan untuk perendaman ikan yang sakit selama 1 jam
16.  Petai cina, Kemlandingan, Lamtoro (Fam. mimesaceae)


Aplikasi                                 : Melalui pakan         
Target patogen                   : Parasit Helminthosis(cacingan: Dactyrogiriasis, Gyrodactyliasis)) pada catfish (lele dan patin)

Kandungan aktif                 :

Dosis Efiktif                          : 2 g daun dicacah untuk diberikan per 1 kg ikan
17.  Pisang (Musa paradisiaca)

Aplikasi                                 : Ditebarkan ke dalam kolam        
Target patogen                   : Menurunkan pH kolam

Kandungan aktif                 : Saponan, alkaloid, tanin, polifenol
Dosis Efiktif                          : 30 kg batang pisang dicacah dan ditebarkan pada kolam ukuran 24 m2
                                                  Untuk menurunkan pH air, batang dan bonggol pisang dicacah ukuran 1-2 cm, ditebarkan ke kolam selama 24 jam
                                                 Dapat sebagai media pakan alami, dengan dipotong ukuran agak besar dan dimasukkan ke kolam sehingga akan tumbuh jasad renik/cacing untuk pakan ikan
18.  Sente (Alocasia macrorrhiza schott)


Aplikasi                                 : Melalui pakan         
Target patogen                   : Sebagai imunostimulan pertumbuhan, meningkatkan fekunditas telur hingga 12,5%

Kandungan aktif                 : Saponin, flavonoid, polifenol, asam oksalat, alocasin, tripsin, kemotripsin
Dosis Efiktif                          : Bonggol sente sumber protein pakan, bonggol dicacah diberi ragi tempe, setelah 3 hari proses fermentasi diberikan ke ikan secara teratur Diberikan 30% bobot badan diberikan 3 kali sehari
19.  Sirih (Piper betle L.)


Aplikasi                                 : Melalui perendaman         
Target patogen                   : Bakteri :Aeromonas hydrophilapada ikan  penyebab penyakit bercak merah dan borok

Kandungan aktif                 : daun sirih mengandung minyak atsiri
Dosis Efiktif                          : 2 g ekstrak daun dalam 60 ml air untuk perendaman ikan yang sakit.
                                                  Perendaman untuk ichthyophtthirius multifilis selama 12 jam
20.  Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza ROXB)

Aplikasi                                 : Untuk obat luar atau perendaman        
Target patogen                   : Bakteri : Aeromonas hydrophila penyebab penyakit bercak merah dan borok

Kandungan aktif                 : Phenol demetoksikurkumin, kurkumin, minyak atsiri xanthorrhizol, trimeron
Dosis Efiktif                          : Rimpang segar direbus, airnya untuk perendaman ikan yang sakit
                                                  Untuk obat luar, rimpang segar diparut, dioleskan pada luka atau borok.
21.  Ubi Jalar (Ipomoea batalas poir)

Aplikasi                                 : Melalui pakan dan perendaman 
Target patogen                   : Sebagai imunostimulan dan mencegah stres selama transportasi

Kandungan aktif                 : Saponin, flavonoid, polifenol

Dosis Efiktif                          : 30 kg daun diremas-remas untuk mengangkut total 100 kg bobot ikan
                                                  Sebagai pakan ikan dan pencegah stres selama transportasi, di dalam jerigen untuk 300 ekor benih, masukkan 20 lembar daun diremas. jika memakai kantong plastik, ambil cairan berwarna hijau dan berlendir dimasukkan ke air dalam kantong.
 Sumber :
Buku Herbal, Balai Riset Perikanan Air Tawar, Bogor
Rika Putri, S.St.Pi, 2013.  Meningkatkan Kesehatan Ikan Dengan Tanaman Herbal. Balai Pendidikan dan Pelatiahan Perikanan Tegal.  Tegal
http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=259:meningkatkan-kesehatan-ikan-dengan-tanaman-herbal&catid=44:artikel&Itemid=85