Jumat, 12 Januari 2018

CARA PEMBENIHAN IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)


PENGOLAHAN IKAN SECARA TRADISIONAL

Apakah Pengolahan Tradisional itu ?

Pengolahan Tradisional yaitu cara yang bisa dilakukan oleh nelayan kita menurut tradisi yang sudah turun temurun, di samping itu bahan pangan juga mengandung zat organik lain seperti vitamin, enzim, asam, anti oksiden, pigmen serta komponen cita rasa dan juga warna makanan.

Mengapa bahan pangan perlu di adakan"pengawetan"?

A. Menawet bahan makanan sebanyak-banyaknya (zaman dahulu) pada waktu manusia itu masih sederhana cara hidupnya sebagian besar dari waktunya hanyadi pakai untuk mencari makanan.
kemudian dengan makin banyaknya keperluan hidup dan tidak bersedianya bahan pangan menyebabkan merekan harus menyimpan sebagian makanannyauntuk waktu berikutnya.
B, pada zaman sekarang selain yang di atas dan kebersihan juga keaslian pada makanan yang di sajikan perlu di perhatikan.

- keunikan rasa dan bahan baku produk hasil perikanan olahan tradisional tsb terjadi karena beberapa hal antara lain :
A. teknik pengolahannya tidak di hasilkan oleh satu orang tetapi oleh banyak orang
B. teknik tersebut sudah dilakukan sejak lama dan bersifat turun temurun
C. tekniknya relatif sederhana sehingga tidak di butuhkan peralatan yang mahal untuk proses produksinya untuk monitornya
D. mutu prodak hanya di dasarkan pada penilaian secara organoleptik

(Pengolahan Produk Perikanan dengan cara "PENGGARAMAN")

biasanya istilah penggaraman secara umum juga di artikan sebagai pengasinan (salting)
yang dimaksud dengan penggaraman dalam arti yang luas adalah merupakan kombinasi dari berbagai proses yang bertujuan untuk mengawetkan ikan dengan garam. Proses tersebut meliputi pencucian, penyiangan dan pengenapan.
dalam arti yang sempit adalah suatu proses di mana ikan di rendam dalam garam baik dalam bentuk kristal maupun bentuk cairan sehingga garam dapat meresap dalam daging ikan
di samping itu, penggaraman dapat di artikan sebagai kombinasi proses pcychohemreal dimana garam merembes dalam daging ikan dan sebaiknya air yang terdapat pada tubuh ikan keluar. Akibatnya akan terjadi perubahan pada ikan baik perubahan berat maupun perubahan bentuk dan sifatnya.
Faktor yang mempengaruhi penetasi garam antara lain :
1. Faktor Dalam
-kandungan lemak tinggi penetasi lambat
-perbandingan antara otot dan daging
-keadaan daging sebelum / sesudah rigermortis pengikatan air sebelum rigormortis lebih cepat di bandingkan sesudah rigormortis karna terjadi autolosis
2. Faktor Luar
-suhu larutan garam ( brine )
-konserkusi garam
-tinggi / rendahnya impurities
-aktivitas mikroba
pengaruh komposisi garam dalam penggaraman ikan :
1. NaCl murni : ikan asin dengan teks agaklembut, agak halus lemur warna kuningan , waktu desalting
2. 0,5-1% CaSO4 : produk agak putih dan kaku
3. Mg SO4 : rasa pahit, kaku meski tidak sekeras adanya CaCl2 sedikit garam
4. Besi tembaga : warna coklat kotor kuningan

(Pengolahan Produk Perikanan dengan cara "Pemindangan" )

Pemindangan merupakan salah satu metode pengolahan hasil perikanan tradisional. Selain itu pemindangan ikan juga merupakan upaya pengawetan sekaligus pengolahan ikanyang menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan.
pengolahan tersebut dilakukan dengan merebus/memanaskan ikan dalam suasana beragam dan waktu tertentu di dalam suatu wadah. Garam yang di gunakan berperan sebagai pengawet sekaligus memperbaiki cita rasa ikan, sedangkan pemanasan memastikan sebagian besar bakteri pada ikan, terutama bakteri, pembusukan dan patogen.
selain itu pemanasan dengan kadar garam yang tinggi menyebabkan tekstur ikan berubah menjadi lebih kompak.
kelebihan yang dimiliki ikan pindang yaitu :
hasil olahannya dapat di konsumsi tanpa harus di masak dahulu, dan rasanya sesuai selera. kebanyakan produk indonesia.
selain itu cara pembuatannya sederhana dan biaya pengolahannya tak terlalu mahal, berdasarkan hal itu di harapkan ikan pindang dapat menggantikan kedudukan ikan asin dalam memenuhi kebutuhan protein khususnyadan komoditas perairan.
berdasarkan metode pengolahannya pemindangandapat di bagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Pemindangan garam ( salt boling )
proses pemindangan yang di buat dengan cara rebus ikan yang telah ditaburi garam dengan konsultasi tertentu ( ikan berkontak langsung dengan kristal-kristal dan di tambahkan sejumlah air pindang juga di kenal dengan pindang pasto, pundil (berdasarkan wadah yang digunakan untuk merebus).
2. Pemindangan air garam ( brine boling)
proses pemindangan yang di buat dengan cara merebuskan ikan yang telah di atur dalam wadah tertentu ( dari anyaman bambu ) dalam larutan garam yang panas dalam waktu tertentu berdasarkan wadah yang digunakan pindang ini juga di kenal dengan pinadang nava, lesuk.

B. Jenis-jenis pindang di indonesia.
a. pindang cue ( perebusan dalam air garam )
b. pindang garam
c. pindang presto
d. pindang naya
e. pindang besek
f. pindang banding
g. pindang pasto
h. pindang kundil


Pengolahan Produk Perikanan dengan cara "Pengasapan" )

suatu metode pengawetanj ikan yang merupakan kombinasi dari proses penggaraman dan pengeringan dan penyerapan senyawa-senyawa kimia yang berasal dari asap. selain memperpanjang masa simpan ikan, pengasapan juga menimbulkan rasa dan aroma yang khas yang di sukai oleh penduduk di daerah tertentu.

tujuan dari pengasapan :
1. untuk mengawetkan ikan dengan memanfatkan bahan-bahan alam
2. untuk memberi memberi rasa dan aroma yang khas

-Faktor yang mempengaruhi pengasapan :
1. suhu pengasapan
2. kelembaban udara
3. jenis kayu
4. jumlah asap
5. ketebalan asap
6. kecepatan aliran asap di dalam alat pengasap

faktor yang paling berperan dalam pengasapan adalah pemilihan sumber asap, sumber asap yang baik adalah dari golongan kayu keras contoh: kayu bakau kering, kayu oak dan tempurung kelapa.
pengasapan yang menggunakan kayu keras yang mengandung bahan-bahan pengawet kimia yang berasal dari pembakaran selulosa dan lignin. contohnya :
- formaldehid
- asetatdehid
- asam karboksilat
- asam forminat, asam butirat, asam asetat
- fenol
- kresol
- alkohol primer dan sekunder
- keton dll.
pengasapan di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. pengasapan dingin
merupakan cara pengasapan pada suhu renadah, yaitu tidak lebih tinggi dari suhu 33 derajat cecius ( sekitar 15-33 derajat celcius )
2. pengasapan panas
menggunakan suhu pengasapan yang cukup dingin, yaitu 80-90 derajat celcius karna suhunya tinggi.

( Pengolahan Produk Perikanandengan cara "Fermentasi Bekasam" )

ikan bekasam merupakansalah satu produk ikan awetan yang pengolahannya menggunakan metode penggaraman yang di kombinasikan dengan fermentasi, dalam proses pembuatannya bekasam mengalami 2 macam proses fermentasi yaitu :
fermentasi protein dan karbohidrat, hal ini di karnakan selama fermentasi selain garam juga di tambahkan hasil sebagai organisme , dari hasil fermentasi karbohidrat bagi mikroorganisme dari hasil fermentasi karbohidrat segera di hasilkan beberapa senyawa al-kohol seperti : etil alkohol, asam laktat, asam asetat dan asam propionat yang berfungsi sebagai pengawet, dengan adanya senyawa tersebut ikan dapat di simpan lama jangan banyak mengalami perubahan kualitassemua ikan tawar dapat diolah menjadi bekasam .klasifikasi ikan yang bisa di buat menjadi bekasam adalah :
1. ikan lele
2. ikan mas
3. ikan nila
4. ikan gabus
5. ikan mujair

- ikan yang akan di olah di kelompokan menurut jenis size dan tingkat kesegarannya aar di peroleh mutu keasaman yang seragam
- ikan kemudian di siangi disisik insang dan isi perut lalu di cuci bersih untuk ikan yangbesar dan gemuk sebaiknya di lakukan pembelahan di sepanjang garis punggungnya, maksudnya agar bumbu meresap merata keseluruh tubuh ikan.
Jumlah garam yang di butuhkan cukup sekitar 20% dan total berat ikan. sebaiknya di gunakan garam yang bermutu baik dengan kandungan
NaCl > 90% untuk menjamin penetrasi garam ke tubuh dan berlangsung dengan cepat dan rata jumalah nasi sebagai sumber energi di sesuaikan dengan jumlah ikan.

Jumat, 15 Desember 2017

PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN


Penyusunan programa penyuluhan kelautan dan perikanan dilakukan bertahap oleh penyuluh perikanan bersama-sama para kontak pelaku utama dan pelaku usaha secara partisipatif melalui tahapan sebagai berikut:

A.       Perumusan Keadaan
Untuk merumuskan keadaan hal yang dilakukan yakni: pengumpulan, pengolahan dan analisis data tentang potensi, produktifitas dan lingkungan usaha pelaku utama; serta perilaku dan kebutuhan pelaku utama dalam usaha yang berorientasi bisnis kelautan dan perikanan, melalui berbagai metode partisipatif, diantaranya dengan kajian pedesaan sercara partisipatif atau PRA (Participatory Rural Apprasial), dan/atau rencana kegiatan penyuluhan yang telah disusun setiap tingkatan administrasi pemerintahan. Dari hasil analisis ini akan diperoleh gambaran mengenai potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan usaha pelaku utama.
PRA merupakan metode pendekatan belajar mengenai kondisi dan kehidupan pedesaan dari, dengan, oleh masyarakat pedesaan sendiri, meliputi kegiatan menganalisis , merencanakan dan bertindak. PRA dapat diartikan sebagai :Sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan.

Tekni-teknik PRA ini berupa visual (gambar atau bentuk yang dapat dilihat) yang digunakan sebagai media diskusi masyarakat tentang keadaan diri mereka sendiri dan lingkungannya. Alat-alat visual ini sebagai media belajar bersama yang dipergunakan baik untuk masyarakat (pelaku utama perikanan) yang buta aksara atau yang melek aksara.
Berikut ini adalah teknik-teknik PRA yang bukan merupakan teknik baku, sebab penggunaan teknik-teknik ini masih perlu disesuaikan dengan tujuan atau kebutuhan. Instrumen PRA dimaksud adalah :
1.      Teknik Penelusuran Alur Sejarah 
2.      Bagan Kecenderungan dan Perubahan
3.      Penyusunan Kalender Musim
4.      Teknik Pembuatan Peta Desa
5.      Teknik Penelusuran Lokasi /Transek
6.      Pembuatan Sketsa Kolam
7.      Pembuatan Bagan Hubungan Kelembagaan/Diagram Venn
8.      Kajian Mata Pencaharian
9.      Wawancara Semi Terstruktur
10.  Teknik Pembuatan Bagan Arus Masukan dan Keluaran
11.  Teknik Pembuatan Bagan Peringkat
Kesebelas teknik PRA tersebut lebih mendalam dipelajari dan dipraktekan pada saat mempelajari Modul Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data.
Jenis data yang dikumpulkan dalam kajian potensi wilayah :
1.                   Bio fisik : deskripsi umum wilayah, karakteristik tanah dan iklim, curah hujan rata-rata, luas lahan menurut ekosistem, luas lahan menurut penggunaan, luas tanam/tebar komoditas utama, luas lahan, rencana pengembangan wilayah.
2.                  Sumberdaya Manusia : jumlah penduduk menurut golongan umur, pendidikan, jenis pekerjaan, status sosial ekonomi,
3.                  Kelompok: kelas kelompok, jumlah anggota, jenis usaha, tabungan/tunggakan.
4.                  Penunjang : kelembagaan, sarana prasarana, prospek pasar, kebijakan program.


Setelah data potensi terkumpul, selanjutnya data dianalisis. Analisis potensi wilayah adalah proses menterjemahkan berbagai keterkaitan satu kelompok data dengan kelompok data lain, untuk merumuskan alternatif rekomendasi pola penegembangan usaha perikanan, berupa rancangan pemanfaatan sumberdaya, alternatif jenis komoditas prioritas serta sistem usaha perikanan yang sesuai di wilayah tersebut.
Kegiatan yang mencakup analisis keadaan yakni:
1.      Analisis tentang deskripsi data keadaan;
2.      Penilaian atas keadaan sumberdaya, teknologi, dan peraturan yang ada, dan
3.      Pengelompokan data keadaan ke dalam:
a.    Data aktual dan data potensial;
b.    Keadaan yang ingin dicapai dan yang sudah dapat dicapai;
c.    Teknologi yang dapat digunakan/dikembangkan dan yang sudah digunakan;
d.    Peraturan-peraturan yang sudah berlaku yang dapat diberlakukan.

B.        Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilakukan asecara partisipatif dengan merujuk pada hasil identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan, dengan menggunakan teknik analisis pohon masalah/PRA/SWOT dan teknik analisis lainnya.
Proses penetapan masalah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1.      mengidentifikasi permasalahan pokok baik teknis maupun non teknis;
2.      menetapkan kriteria untuk menentukan prioritas dengan memperhatikan;
a.    mayoritas pelaku utama
b.    peningkatan kesejahteraan
c.    kelestarian lingkungan
d.    keadaan mendesak atau tidak mendesak
e.    efisiensi penggunaan biaya
3.      menetapkan permasalahan pokok secara partisipatif
a.    Menetapkan kriteria untuk menetapkan prioritas (melibatkan banyak pelaku utama dan pelaku usaha, sebaran lokasi luas,kerugian yang diakibatkan tinggi, kemudahan untuk mengatasi masalah, mendesak/penting);
b.    Menetapkan skoring/pembobotan untuk setiap kriteria sesuai dengan kesepakatan;
c.    Melakukan penilaian terhadap setiap masalah berdasarkan skoring;
d.    Menetapkan prioritas masalah.
Keseluruhan masalah yang terkumpul, baik teknis, sosial dan ekonomis perlu dilakukan perangkuman menurut urutan prioritas.  Metode yang paling sering digunakan adalah analisa GMP (Gawat, Mendesak, Penyebarannya):
a.    Gawat : maksudnya merupakan besar/kecilnya akibat atau kerugian bagi pelaku utama
b.    Mendesak: adalah ketersediaan waktu bagi pemecahan masalah tertentu. Bila masalah tersebut tidak dapat ditunda lagi berarti semakin mendesak
c.    Penyebaran: merata atau hanya parsial saja masalah tersebut muncul, semakin merata berarti penyebarannya semakin tinggi.

 Dalam analisis GMP para pelaku utama perlu terlibat secara penuh dalam mengidentifikasi  masalah maupun memberikan skor.  Tahap pertama adalah membuat keranjang masalah yang dikumpulkan dari para pelaku utama dengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi penghambat alam usaha perikanan menyangkut aspek teknis, sosial dan ekonomi, seperti Tabel di bawah ini

Tabel 1. Perumusan Masalah
Jenis Usaha
Penerapan Teknologi saat ini
Masalah
Teknis
Sosial
Ekonomi
1.................
2.................
3.............
...........................
.............................
.........................
.................
................
..................
................
...............
.............
..................
.................
.................

Selanjutnya masalah yang ada diuji prioritas dengan menggunakan Tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis GMP
NO.
Jenis Masalah
Skor
Jml Skor
Gawat
Mendesak
Penyebaran
1.
2.
3.
4.
…………………
…………………
…………………
…………………

Catatan:
-    Skor ditentukan berdasarkan kesepakatan masyarakat pelaku utama perikanan dengan tim
-    Jumlah skor tertinggi menjadi prioritas masalah.
Keterangan:    
 Gawat : 3    Mendesak : 3    Penyebaran Tinggi  :
 Agak gawat : 2    Agak Mendesak  : 2    Penyebaran Cukup : 2
 Tidak gawat : 1    Tidak Mendesak  : 1   Penyebaran rendah : 1

Setelah jenis masalah diurutkan berdasarkan prioritas, selanjutnya dilakukan analisis aspek Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap (PKS) secara partisipatif dengan menggunakan tabel sebagai berikut:




Tabel 3. Analisis PKS
Urutan Prioritas Masalah
Tinjauan Aspek
Pengetahuan
Keterampilan
Sikap
1. ...................................... 2. ...................................... 3. ...................................... 4. ......................................
............................................ ...................... ......................
...................... ...................... ...................... ......................
...................... ...................... ...................... ......................

C.        Perumusan Tujuan
Perumusan tujuan pada Programa Penyuluhan adalah merumuskan kegiatan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha perikanan sebagai sasaran penyuluhan. Rumusan Tujuan, ditetapkan melalui kesepakatan berdasarkan potensi yang dapat dimiliki oleh pelaku utama dan keluarganya.
Dalam perumusan tujuan haruslah realistis, baik ditinjau  dari kemampuan sumberdaya (biaya, jumlah dan kualitas tenaga) maupun dapat memecahkan semua permasalahan sampai tuntas, tetapi dapat dirumuskan secara bertahap dengan target-target yang realistis.
Seperti halnya dalam perumusan keadaan, perumusan tujuan sebaiknya dinyatakan secara kuantitatif. Hal ini sangat penting, agar memudahkan perumusan rencana evaluasi yang akan dilakukan.

D.       Perumusan Cara Mencapai Tujuan
Perumusan cara mencapai tujuan menggambarkan rencana kegiatan penyuluhan kelautan dan perikanan yang hendak dicapai dalam periode                 1 (satu) tahun. Cara mencapai tujuan tersebut bisa dicapai, dengan menggunakan metode dan teknik  yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalahnya, perubahan perilaku yang diinginkan, potensi yang ada yang dapat mendukung tercapainya tujuan penyuluhan, dan lain-lain.

1.     Data Keadaan
2.    Rumusan Masalah
3.    Tujuan dan penerima manfaat yang hendak dicapai
4.    Cara mencapai tujuan yang berisi:
a.  Metoda yang dipilih
b.    Bahan dan peralatan yang diperlukan
c.    Jumlah unit kegiatan
d.    Frekuensi kegiatan
e.    Pihak-pihak yang dilibatkan (pelaku dan penerima manfaat)
f.     Lokasi kegiatan
g.    Waktu yang direncanakan
h.    Jumlah dan sumber dana yang diperlukan.
Berkaitan dengan perumusan cara mencapai tujuan ini, sejauh mungkin diupayakan agar:
a.  Metoda yang dipilih, haruslah benar-benar efektif dengan jumlah korbanan (modal, tenaga, dan waktu) yang paling kecil;
b.  Menggunakan bahan dan peralatan yang sudah tersedia atau mudah disediakan, serta mudah di operasionalkan;
c.   Jumlah unit dan frekuensi kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan memperhatikan tingkat efektifitas kegiatan dan sumberdaya yang tersedia;
d.  Pihak-pihak yang dilibatkan (terutama fasilitator) dipilih dari sumber yang terpercaya, terlatih, dan komunikatif;
e.  Lokasi kegiatan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dengan selalu mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia;
f.    Waktu kegiatan tidak terlalu mengganggu kegiatan penerima manfaat, dan disesuaikan dengan kebutuhan/pemanfaatannya oleh penerima manfaat;
g.  Jumlah dana sekecil mungkin, dan sumber dana sejauh mungkin memanfaatkan swadaya masyarakat.

Sumber:
Razi F dan Purnama R., 2010. Modul Penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan.. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2014/04/