Jumat, 20 Oktober 2017

PENYAKIT IKAN OSCAR DAN CARA PENGENDALIANNYA

Penyakit yang paling umum menyerang ikan oscar adalah lubang di penyakit kepala, atau HITH. HITH sering dikaitkan dengan Oscar karena popularitas ikan dan frekuensi dengan mana mereka tetap dalam kondisi standar (seperti halnya dengan banyak ikan besar lainnya, mudah didapat). HITH dapat berkembang cepat jika tidak diobati, dan sering fatal jika mencapai tahap akhir tanpa tindakan.
HITH ditandai awal oleh kecil, lesi bulat di wajah ikan yang terkena dampak, insang dan mulut. Sebagai kemajuan penyakit, lesi menjadi lebih besar dan mengadu, akhirnya berkembang ke dalam lubang menganga di kepala ikan dan garis lateral. Ikan juga bisa menjadi lesu dan pergi makanannya.


PENYAKIT DAN GEJALA SERANGANNYA
Penyakit yang biasa menyerang ikan oscar secara jelas dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Penyakit dan Gejala Serangan Pada Ikan Oscar
PENYAKIT
Gejala Serangan
VIRUS
Epithelioma papulasum
Pada tubuh ikan timbul bercak-bercak putih seperti susu yang secara perlahan-lahan akan membentuk lapisan lebar mirip kaca atau lemak dengan ketebalan antara 1-2 mm
BAKTERI
Myxobacterium sp.

(bakteri yang termasuk ke dalam famili Mycobactericeace)
a.      Tubuh ikan menjadi gelap
b.      Perut ikan terlihat agak membengkak
c.      Terlihat bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa
Flexibacter columnaris

(berkaitan dengan stres lingkungan terutama jika temperatur lingkungan meningkat terlalu tinggi)
Terbentuk luka cukup kecil di kepala, ekor, dan insang yang kemudian berwarna keputih-putihan, kemerah-merahan dan akhirnya menjadi borok.

PENYAKIT
Gejala Serangan
JAMUR
Saproglegnia danAchlya

(sebagai infeksi sekunder dari luka yang terdapat di tubuh ikan)
Ikan yang terserang biasanya akan menjadi kurus, pada tubuhnya terutama di bagian kepala, tutup insang, atau di sekitar sirip terlihat adanya sekumpulan benang halus, sedangkan telur ikan yang terserang akan terlihat seperti dilapisi kapur.

PENGENDALIAN PENYAKIT
Usaha pengendalian penyakit yang sering menyerang ikan oscar dapat dilihat secara jelas di dalam tabel 2.
Tabel 2. Pengendalian Penyakit Pada Ikan Oscar
PENYAKIT

PENCEGAHAN

PENGOBATAN
PERLAKUAN DENGAN BAHAN ALAMI
VIRUS
Epithelioma papulasum
Pengelolaan air yang baik dan treatment terhadap peralatan yang digunakan

 

Penyuntikan dengan larutan arsenic pada bagian perut ikan yang sakit. Penyuntikan pertama menggunakan 1 ml larutan 1% arsenic dalam senyawa arycil dan diikuti 3 kali penyuntikan dengan larutan 5%
Perendaman ikan dengan menggunakan ekstrak daun sambiloto (antibiotic alami)



PENYAKIT

PENCEGAHAN

PENGOBATAN
PERLAKUAN DENGAN BAHAN ALAMI
BAKTERI

 

 

Myxobacterium sp.

(bakteri yang termasuk ke dalam famili Mycobactericeace)
Pengelolaan air yang baik dan treatment terhadap peralatan yang digunakan

 

Penyuntikan dengan Kanamycin (antibiotic) 0,02 mg/gr ikan

Penyuntikan dengan Streptomysin 0,01-0,02 mg/gr ikan

Perendaman dengan larutan Streptomycin 10 ppm
Perendaman ikan dengan menggunakan ekstrak daun sambiloto (antibiotic alami)
Flexibacter columnaris

(berkaitan dengan stres lingkungan terutama jika temperatur lingkungan meningkat terlalu tinggi)
Pengelolaan air yang baik dan treatment terhadap peralatan yang digunakan

 

Perendaman ikan dalam larutan malachite green 1:50.000 selama 10-30 detik

Perendaman ikan dalam larutan CuSO4­ 500 ppm selama 1-2 menit
Perendaman ikan dengan menggunakan ekstrak buah mahkota dewa

SUMBER :
http://portal-perikanan.blogspot.com/2017/05/penyakit-ikan-oscar-dan-cara.html

BUDIDAYA UDANG GALAH

Udang galah (Macrobrachium rosenbergii de man) adalah komoditas perikanan air tawar yang merupakan salah satukekayaan perairan Indonesia. Selain mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya juga mempunyai nilai ekonomis penting karena sangat digemari konsumen  baik di dalam maupun di luar negeri terutama di Jepang  dan beberpa negara Eropa.



A.    Sarana dan Fasilitas
Jenis tanah yang cocok untuk pemeliharaan udang galah adalah tanah yang sedikit berlumpur dan tidak porous. Luas kolam yang digunakan dapat bervariasi antara 0,2 s/d 1,0 Ha. Sebaiknya berbentuk empat persegi panjang dengan kedalaman kolam antara 0,5 s/d 1,0 m.n Dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari saluran pemasukan sampai kesaluran pembuangan, hal ini memudahkan untuk pemanenan. Kualitas air yang masuk ke kolam arus baik dan bebas dari polusi.

B.    Pengelolaan kolam
Sebelum ditanami udang galah kolam sebaiknya dipersiapkan  terlebih dahulu secara baik dengan cara:
-          Kolam dikeringkan dam di cangkul untuk mengemburkan dan biarkan selama 3 s/d 5 hari.
-          Untuk memberantas hama dan penyakit dasar kolam diberi kapur dengan dosis 50 s/d 100 gr/m2, Kapur dicampur dengan air kemudian disebarkan secara merata keseluruhan permukaan dasar kolam dan biarkan selam 2 s/d 3 hari.
-          Kolam diisi air sampai mencapai kedalaman yang sudah ditentukan kemudian diberi pupuk organic berupa kotoran ayam sebanyak  500 gr/m2 maksudnya untuk menumbuhkan pakan alami.

C.    Teknik Pemeliharaan
Benih udang yang siap dipeliharan di kolam  adalah benih udang stadia juwana atau tokolan. Pemeliharaannya dapat dilakukan dengan dua cara :

§  Monokultur
Pemeliharaan secara monokultur adalah pemeliharaan udang dikolam tampa dicampur dengan ikan lain. Padat penebaran sebanyak 5 s/d 10 ekor/m2 bila pemberian pakan tidak intensif dan 20 s/d 30 ekor/m2 dengan pemberian paka secara intensif.


§  Polikultur
Pemeliharaan secara polikultur  adalah pemeliharaan udang di kolam disatukan  dengan ikan lainnya. Adapun yang dapat dibudidayakan dengan udang adalah ikan mola, ikan tawes, ikan nilem, dan ikan “big head”. Padat penebaran udang galah  sebanyak 1 s/d 5 ekor/m2 sedangkan padat penebaran ikan 5 s/d 10 ekor/m2 ukuran 5 - 8 cm. Selama pemeliharan dapat dilakukan pemupukan  susulan setiap 2 s/d 3 minggu  berupa Urea 3s/d5 kg dan TSP 5s/d10 kg/Ha kolam.

D.   Pemberian Pakan
Selain makan alami selama pemeliharaan udang galah perlu diberikan pakan tambahan berupa pellet udang dengan kadar protein 25 s/d 30 % karena makan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam. Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan  yang diberikan mulai 20 % menurun sampai 5 % dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari, sedangkan pada pemeliharaan secara polikultur  jumlah pakan tambahan yang diberikan  mulai 6 % menurun sampai 3 % dari berat badan total populasi dengan frekuensi  pemberian 4 s/d 5 kali sehari.

E.    Pemanenan
Pemanen udang galah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
§  Panen total
Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total sehingga produksi total dapat segera diketahui . Kerugian system ini adalah udang yang masih kecil  ikut dipanen serta membuang air yang sudah kaya  dengan organisme dan mineral.

§  Pemanenan Selektif
Panen selektif dilakukan dengan menggunakan jarring tampa harus mengeringkan kolam, yang tertangkap hanya udang ukuran tertentu saja. Pemanenan selanjutnya  tergantung kepada tingkat pertumbuhan udang. Kerugian sistim ini adalah banyak membutuhkan tenaga dan bila ada ikan predator tidak dapat dibersihkan dari kolam.

F.  Predator dan Penyakit
§  Predator
Predator pada pemeliharaan udang galah di kolam  adalah beberapa jenis ikan seprti catfish (lele local) dan Snakehead, burung dan ular. Kepiting merupakan pengganggu juga karena hewan tersebut melubangi pematang kolam. Untuk mencegah masuknya hewan predator, pada saluran pemasukan air dipasang saringan dan disekeliling pematang dipasang  net setinggi 60 cm.
§  Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah “Black spot” yaitu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan menurunnya mutu udang. Untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini digunakan obat antibaktrial yang diberikan secara oral melalui pakan.

G.  Kualitas Air
Timbulnya penyakit pada udang biasanya disebabkan oleh kualitas air pada kolam kurang baik . Hal ini biasanya diakibatkan oleh padat penebaran yang terlalu banyak , rendahnya kandungan oksigen, pengaruh suhu serta tingginya derajat keasaman (pH) sehingga dapat menimbulkan banyaknya kematian.
Air yang dipakai dalam pembesaran udang galah di kolam sebaiknya bebas dari polusi dengan kandungan oksigen  lebih dari 7 mg/l, suhu optimum 27 s/d 300C, derajat keasaman (pH) 7,0 s/d 8,5 dan kesadahan total  antara 40 s/d 150 mg/l.
SUMBER :
http://www.invis-a-vision.com/2015/08/tahap-tahap-cara-budidaya-udang-galah.html

Jumat, 06 Oktober 2017

LANGKAH-LANGKAH PENUMBUHAN KELOMPOK PELAKU UTAMA PERIKANAN



Kelompok dapat terbentuk dengan sendirinya (tanpa bantuan pihak luar) dan dapat pula terbentuk dengan bantuan pihak luar, sehingga agar pelaku utama dapat membentuk kelompok, perlu adanya rangsang dan motivasi, antara lain dengan cara-cara berikut :                                                 
1.    Memberikan penerangan mengenai keuntungan membentuk kelompok, melalui ceramah, diskusi, tanya-jawab, pemutaran film/slide, siaran televisi, penyebaran brosur/leaflet dan lain-lain.
2.    Mengajak para pelaku utama untuk mengunjungi kelompok-kelompok lain yang sudah berhasil.
Dalam pelaksanaan penumbuhan kelompok, dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Identifikasi potensi.
Petugas/tenaga pendamping mengamati dan meneliti apakah ada pelaku utama dan pelaku usaha bidang  perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi suatu kelembagaan kelompok pelaku utama antara lain:
1.    Keberhasilan kegiatan  usahanya dalam beberapa musim atau tahun.
2.    Sering atau berani mencoba sesuatu teknologi baru.
3.    Hubungan dengan aparat desa,  Instansi/Dinas, lembaga lain, tokoh masyarakat, Penyuluh atau  pembina lainnya, cukup baik untuk berkonsultasi atau dalam rangka mencari sesuatu informasi yang berhubungan dengan  pembangunan perikanan.
4.    Mau dan mampu melaksanakan serta mengembangkan program Pemerintah.
Pelaksanaan  penumbuhan:
1.    Koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kontak pelaku utama  yang ada wilayah kerja penyuluhan untuk terlaksananya pertemuan para pelaku utama.
2.    Musyawarah penumbuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
3.    Pengukuhan kelembagaan kelompok pelaku utama
Penumbuhan kelembagaan pelaku utama sebagai wahana kerjasama antara anggota kelompok dan antara kelompok dengan pihak lain:
1.    menciptakan suasana saling kenal, saling percaya mempercayai dan selalu berkeinginan untuk berkejasama dalam bisnis perikanan.
2.    menciptakan suasana keterbukaan dalam menyatakan pendapat dan pandangan-pandangan di antara anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam kegiatan bisnis perikanan.
3.    mengatur dan melaksanakan pembagian tugas/kerja diantara sesama anggota sesuai dengan kesepakatan bersama.
4.    mengembangkan kedisiplinan dan rasa/tanggung jawab diantara sesama anggota kelompok dalam mencapai keberhasilan bisnis perikanan.
5.    merencanakan dan melaksanakan musyawarah dan pertemuan-pertemuan lainnya agar tercapai kesepakatan yang bermanfaat bagi kelompoknya dalam menunjang bisnis perikanan.
6.    mentaati dan melaksanakan kesepakatan yang dihasilkan bersama dalam kelompok
7.    melaksanakan tukar menukar pikiran.
8.    bekerjasama dengan pihak-pihak penyedia kemudahan sarana produksi perikanan, pengolahan, dan pemasaran hasil.
9.    mengembangkan kader kepemimpinan di kalangan para anggota kelompok dengan jalan memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk megembangkan keterampilan dibidang tertentu sehingga berperan sebagai agen teknologi.
10. mengadakan akses ke lembaga keuangan untuk keperluan pengembangan usaha para anggota kelompok
11. melaksanakan hubungan melembaga dengan kios penyedia sarana produksi perikanan dalam pelaksanakan RUK, pengolahan, pemasaran hasil dan permodalan.
Bila semua pelaku utama bekerja secara sendiri-sendiri tentu saja tidak akan mampu mengembangkan usaha dengan baik. Namun setelah digabung dalam kelompok dan masuk dalam wadah kelembagaan kelompok maka berbagai keunggulan dan keuntungan pasti akan diperoeh, misalnya mudah mendapatkan modal usaha, dapat bermitra dengan lembaga keuangan serta mempermudah dalam akses pemasarannya. Dengan manfaat berlembaga cukup besar dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama dan masyarakat bidang kelautan dan perikanan.
Dalam rangka penumbuhan kelompok pelaku utama bidang kelautan dan perikanan melalui pengelompokan yang antara lain dapat dibagi kedalam;
1)    Kelembagaan Pelaku Utama berdasarkan JENIS USAHA    
2)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan SKALA USAHA
3)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan STATUS USAHA
4)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan KOMODITAS UTAMA
5)    Kelembagaan Pelaku Utama Berdasarkan TEMPAT TINGGAL/ DOMISILI.

SUMBER :
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2012/01/langkah-langkah-penumbuhan-kelompok.html#more

BUDIDAYA IKAN MAANVIS


Ikan hias air tawar merupakan komoditas yang dapat diandalkan sebagai komoditas ekspor sehingga mempunyai prospek yang cukup potensial untuk dikembangkan. Peluang yang sangat baik tersebut harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Oleh karena itu perlu kesiapan dalam mengembangkan komoditas ini baik dari teknologi pembenihan maupun teknologi pembesarannya.
            Beberapa jenis ikan hias air tawar yang banyak disukai oleh para kolektor di luar negeri antara lain ; Tetra, Maanvis, Diskus, Cupang, Severum, Balck Ghost, dan banyak lagi. Peluang ini sekaligus merupakan tantangan bagi para pembudidaya dan pengusaha Indonesia untuk lebih meningkatkan ekspor ikan hiasnya.
            Saat ini, ekspor ikan hias dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan yang signifikan. Apabila dilihat dari volume ekspor tahun 1998 berjumlah hanya 192 ton dan pada tahun 2002 berjumlah 3.513 ton yang berarti kenaikan per tahun rata-rata sekitar 343,6 % ( Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003 ).
            Dengan data dan fakta yang ada, bisa diartikan bahwa komoditas ikan hias ini masih bisa dipacu lagi pengembangannya. Untuk itu, guna mencapai cita-cita yang kita inginkan yakni menyumbangkan devisa dari sector perikanan budidaya, maka cara yang perlu kita lakukan adalah dengan meningkatkan kesehatan ikan yang kita budidayakan sehingga produksinya meningkat.
            Kata maanvis berasal dari bahasa Belanda yang berarti “Ikan Bulan” karena bentuknya yang seperti bulan purnama. Didunia internasional, ikan ini dikenal dengan nama “Angel fish” atau “Ikan Bidadari” karena gerakannya yang lemah gemulai dengan sirip yang panjang, tipis, dan halus serta dapat bergetar seperti selendang bidadari. Ikan ini juga sering dijuluki “The Queen of Aquarium” karena bentuknya yang sangat indah seperti anak panah dan sifatnya yang tenang sehingga sangat digemari sebagai ikan hias akuarium.

Klasifikasi
Sistematika Ikan Maanvis adalah sebagai berikut :
·   Ordo          : Perchomorphidei
·   Subordo     : Percoidea
·   Famili        : Cichlidae
·   Genus        : Pterophyllum
·   Spesies      : Pterophyllum scalare

Morfologi Ikan Maanvis
Maanvis memiliki bentuk tubuh pipih ( gepeng ) seperti bentuk anak panah. Sirip perut dan punggung membentang lebar kearah ekor sehingga nampak membentuk busur berwarna gelap transparan. Di bagian dadanya ada dua buah sirip yang panjangnya menjuntai sampai ke ekor. Dikalangan pembudidaya ikan hias, sirip dada yang berwarna keputihan ini diberi nama selempang alias dasi karena bentuknya yang tidak menyerupai sirip.
Tubuhnya yang indah itu dibalut oleh dasar keperakan mengkilat sampai hijau keabuan. Pada kepala bagian atas tersapu warna cokelat kehitaman menyusur sampai ke punggung. Sementara warna kombinasinya adalah hitam kecokelatan yang memotong di tiga bagian yaitu bagian ekor, tengah, dan mata. Panjang tubuh maksimal antara 12 – 15 cm.

Habitat dan Kebiasaan Hidup
Ikan Maanvis merupakan bukan ikan hias asli Indonesia tetapi berasal dari Amerika Selatan yakni dari dataran Orinocu dan Sungai Amazon. Di habitat aslinya, ikan ini dijumpai pada perairan tenang dan banyak ditumbuhi tanaman air dengan suhu 23 – 28 oC dan pH berkisar antara 6,5 – 7,0. Maanvis termasuk kedalam golongan ikan pemakan segala (omnivore) serta bersifat pendamai sehingga dapat dipelihara bersama ikan-ikan yang  memiliki gerakanlamban. Seperti umumnya ikan  dari famili Cichlidae, Maanvis pun memiliki sifat sayang terhadap keturunannya. Begitu sayangnya, terkadang ia tega menyantap anak-anaknya bila ia merasa ada yang mengganggu keselamatannya.

Persiapan Sarana Pemijahan
Ada beberapa tempat yang dapat digunakan sebagai tempat pemijahan Ikan Maanvis, diantaranya kolam atau bak semen, dan akuarium. Jika menggunkan bak semen, ukurannya 100 x 100 x 80 cm. namun bila menggynkan akuarium bisa dipakai ukuran 100 x 75 x 50 cm atau 60 x 40 x 40 cm. Tempat pemijahan sebaiknya diletakkan pada lokasi yang terhindar dari kebisingan serta diusahakan suasananya agak gelap sesuai dengan sifat ikan ini yang menyukai suasana sepi dan damai.
Karena Maanvis mempunyai sifat menempelkan telurnya, maka di dalam tempat pemijahan harus disediakan benda atau alat sebagai media untuk menempelkan telur. Benda ini bisa berupa pecahan botol, pipa paralon, atau benda lain yang permukaannya licin. Bisa pula dari jenis tanaman air yang berdaun panjang dan kuat ( bisa pula diganti dengan potongan daun pisang yang agak lebar ). Sebelum digunakan, semua alat ini dicuci ersih terlebih dahulu.
Setelah dibersihkan, kemudian wadah pemijahan diisi air setinggi  30 cm  dengan  suhu  air 23  –  26 oC  dan  pH 6,8  – 7.  Air sebagai media pemijahan maupun pemeliharaan harus selalu bersih dan kualitasnya terjaga.

Pemilihan Induk
Pada pemilihan induk Ikan Maanvis, perbedaan antara jantan dan betina kurang terlihat jelas. Oleh karena itu, hal termudah yang dapat dilakukan adalah dengan cara memilih induk Maanvis yang sudah berpasangan dari sekumpulan induk yang dipelihara yang kemudian dipisahkan dan ditempatkan pada wadah pemijahan.
Pada umur yang sama, ukuran ikan jantan lebih besar dengan perutnya yang pipih serta bagian kepala yang juga besar mempunyai benjolan kecil (kadang tidak tampak jelas) yang terletak antara ujung mulut dan sirip punggung. Sedangkan Maanvis betian, sekalipun ukurannya lebih kecil tetapi perutnya agak menonjol dengan bentuk kepala yang relative kecil dan umumnya menbentuk garis lurus antara mulut dan sirip punggung.
Ikan Maanvis mulai dewasa dan siap kawin bila umurnya telah mencapai 7 – 12 bulan dengan ukuran tubuh anatar 6 – 8 cm. ikan yang mijah biasanya selalu bersama-sama kemanapun pergi (berkejar-kejaran).  

Proses Pemijahan
Untuk menciptakan suasana tentram pada saat pemijahan, sebaiknya pada dinding akuarium ditempel kertas berwarna gelap. Jika menggunakan bak semen, maka pada permukaan air bak tersebut bisa diberi tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok (Echornia crassipes).  Hal ini dilakukan sesuai dengan sifat Ikan Maanvis yang gemar hidup ditempat gelap. Baru setelah itu induk yang telah berpasangan dapat dilepaskan ke dalam wadah pemijahan.
Proses pemijahan biasanya terjadi pada malam hari ketika suasana tenang dan sepi. Induk betina segera akan meletakkan telur pada media yang telah disediakan sehingga keesokan harinya tampak telur yang menempel pada media tersebut.

Penetasan Telur
Setelah menetas, biasanya induk Ikan Mannvis akan menjaga dan merawat telurnya dengan cermat secara bergantian. Kelompok telur yang melekat pada daun atau benda lain dibersihkan dengan mulut sambil mengkipas-kipaskan siripnya agar telur-telur tersebut memperoleh aliran air yang segar. Pada kondisi ini sebaiknya induk jangan dikagetkan, karena jika itu terjadi bisa jadi induk Maanvis akan memakan telurnya karena sayangnya induk kepada keturunannya.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas, alangkah lebih baiknya telur-telur tersebut diangkat dan ditetaskan pada tempat tersendiri. Telur akan menetas dalam waktu 2 – 3 hari pada suhu 25 – 28 oC. Larvanya akan menggantung pada permukaan daun dengan perantaraan seutas benang halus yang dihasilkannya. Dua atau tuga hari kemudian anak Maanvis terlihat sudah mulai berenang sendiri.

Pendederan
Persediaan kuning telur pada umur 3 – 4 hari sudah habis dan anakan Maanvis sudah aktif berenang. Keadaan seperti ini merupakan saat-saat yang rawan dalam usaha budidaya Maanvis. Oleh karena itu harus segera mendapat perlakuan sebaik-baiknya yang biasanya dipindah ke wadah pendederan seperti bak semen yang berukuran 2 x 2 m dengan kepadatan 300 ekor.
Semenjak hari pertama hingga hari ke tujuh, benih diberi pakan berupa infusorea atau rotifera. Awal minggu kedua diberi naupli artemia atau kutu air halus hasil saringan, kemudian cacing sutera atau pakan buatan berbentuk tepung halus. Pemberian pakan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terdapat sisa pakan di dasar wadah yang dapat menyebabkan perubahan kualitas air pada wadah budidaya. Pemeliharaan tahap pertama ini biasanya diakhiri dengan kegiatan seleksi.

Pembesaran
Pembesaran Maanvis dapat dilakukan di kolam atau bak semen ukuran 2 x 2 m dengan kepadatan tergantung pada ukuran ikan. Biasanya kepadatan setelah pendederan dikurangi menjadi 100 – 150 ekor. Benih untuk pembesaran ini biasanya sudah berumur 3 – 4 minggu. Tandanya ialah sirip-siripnya sudah lengkap. Pakan yang diberikan berupa kutu air besar, cacing sutera, ataupun cacing darah.
Biasanya pada usia 2 bulan dan dewasa, ikan ini sudah tahan  terhadap perubahan kualitas air. Namun demikian, pergantian air sebaiknya dilakukan secara rutin. Ini disebabkan sirip dadanya yang panjang seperti dasi sangat mudah rusak bila terserang penyakit. Jika sudah rusak maka nilai jualnya pun hilang (menurun). Pada ukuran 3,5 cm atau berumur sekitar 3 bulan, Maanvis sudah dapat dijual.
 SUMBER :
http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2013/07/
https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-angelfish
http://www.semuaikan.com/panduan-lengkap-cara-budidaya-ikan-hias-manfish-untuk-pemula/